31 Mei 2008

Nurul Arifin Prihatin Tayangan Televisi

Antara News 31/05/08 - Bintang film era-1990, Nurul Arifin, merasa prihatin dengan banyaknya tayangan bertemakan kekerasan, mistik dan komedi seks yang "wara-wiri" menghiasi televisi.

"Semua tayangan itu mendewakan rating dan apakah betul jumlah penonton yang disebut dalam rating memang sebanyak yang diklaim karena tidak ada lembaga rating saingan," kata Nurul di Yogyakarta, kemarin.

Artis kelahiran Bandung yang kini juga berprofesi sebagai dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Nasional itu juga menyesalkan tidak adanya larangan atas tayangan televisi seperti itu.
"Semua masih diserahkan kepada mekanisme pasar, meski untuk televisi ada KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) dan di layar lebar ada LSF (Lembaga Sensor Film)," lanjutnya.

"Jika dikembalikan kepada produser dari tayangan tersebut, si produser pasti beralasan bahwa tayangan seperti itulah yang sedang laku di pasar." Menurut dia, hanya artis-artis yang sudah memiliki posisi tawar yang dapat memilih sebuah tayangan yang bagus, sehingga para produser lebih senang menggunakan artis-artis yang lebih mudah sehingga bisa memenuhi tayangan yang menjadi kesenangan pasar.

Artis yang berperan sebagai Kirana di film Naga Bonar tersebut bahkan mencurigai bahwa gerakan tersebut ditujukan untuk menggiring masyarakat kepada sebuah tontonan yang seragam.
"Ini adalah salah satu cara globalisasi, apalagi Indonesia adalah negara berkembang, dan negara berkembang selalu dibiarkan untuk terus menjadi konsumen," ujarnya.

Sebelumnya, Nurul mengatakan bahwa dampak dari globalisasi adalah mengubah masyarakat yang semula multikultur menjadi masyarakat yang monokultur.
Nurul kemudian menegaskan bahwa perempuan, terutama ibu memiliki peran penting untuk menjadi fungsi kontrol atas tayangan-tayangan tersebut di dalam lingkungan terkecil, yaitu keluarga.

Atau jika perlu, lanjut dia, perempuan bisa meluapkannya dengan menulis di surat pembaca.(*)
http://www.antara.co.id/arc/2008/5/31/nurul-arifin-prihatin-tayangan-televisi/

Aura Kasih, Tebarkan Energi Kasih lewat Malaikat Penggoda - Seksi Tak Harus Buka-bukaan

JP Minggu, 01 Juni 2008 : "Kalau ingin maju, harus berani menghadapi hambatan yang datang." Begitu kata Aura Kasih tentang perjalanan karirnya sebagai penyanyi yang tengah dirintis.

Bertemu langsung dengan perempuan kelahiran 26 Februari 1988 itu secara fisik memang tak jauh beda dengan tampilan di klip video Mari Bercinta. Cantik dengan tubuh semampai dan sudah pasti seksi. Namun, Aura menjaga betul agar kesan seksi yang dimilikinya tidak menjadi murahan.

"Seksi itu tidak harus buka-bukaan. Seksi itu attitude yang dimunculkan melalui sikap dan tindakan. Saya sama sekali tidak punya niat membuat orang suka terhadap album saya dengan penampilan vulgar," katanya saat ditemui sebelum mengisi acara SCTV di Surabaya kemarin (31/5) siang.

Debut Aura lewat lagu Mari Bercinta sempat menimbulkan kontroversi. Klip yang digarap oleh sutradara Anton Ismael dicekal beberapa stasiun TV swasta karena dianggap terlalu syur. Akibatnya, sejumlah radio tidak mau memutar lagu yang termuat di album Malaikat Penggoda tersebut karena tidak ada klip. "Akhirnya, dibikin klip revisi," tutur finalis Miss Indonesia 2007 itu.

Banyaknya kritik yang datang tak membuat semangat Aura surut. Dia berusaha positive thinking menghadapi semua komentar tentangnya. "Tiap orang punya pendapat masing-masing. Niat saya nggak macam-macam. Hanya ingin menampilkan karya seni. Jadi, nggak perlu kesal," ujarnya.

Namun, Aura juga tak menutup mata. Dia tetap berusaha mengambil hikmah untuk kelanjutan karirnya. Dia merasa perlu lebih berhati-hati sebelum menentukan langkah di album berikut. "Saya tidak mau bikin gejolak di masyarakat. Saya akan lebih teliti dan berpikir masak-masak sebelum menentukan tampil seperti itu," ucapnya.

Apa akan berhenti tampil seksi? "Nggak penting seksi atau tidak. Yang pasti, orang suka saja," jawabnya.

Dari sikapnya, Aura terlihat sebagai sosok yang luwes. Tapi, kadang dia suka cuek sehingga dianggap judes. "Teman-teman SMA sering sebal pas saya sudah cuek," ungkapnya. "Orang yang belum kenal memang suka mengira judes. Tapi, kalau sudah, huuuh..." kata dia sambil memamerkan sikap gemas.

Aura mengawali karir sebagai penyanyi di Bandung pada Juni 2007. Saat itu, dia berhasil menjadi pemenang audisi yang diselenggarakan oleh sebuah manajemen artis. Begitu dinyatakan lolos, dia langsung memfokuskan diri pada penggarapan album solo. Setelah proses hampir setahun, album yang diedarkan oleh label Universal Music Indonesia itu jadi.

Anak ketiga di antara empat bersaudara tersebut mengaku suka menyanyi sejak kecil. Namun, dia tidak pernah ikut lomba. Beberapa kompetisi tarik suara dilewatkan begitu saja. Dia lebih suka menyanyi sendiri sembari memainkan gitar atau piano yang dipelajari secara otodidak.

"Tapi, yang terjadi pada Juni 2007 itu benar-benar beda. Nggak tahu kenapa, tiba-tiba saya berubah pikiran dan ikut audisi. Padahal, saya nggak pernah nyanyi di kafe atau panggung, lho. Audisi itu benar-benar my first time," terangnya.

Ketika memilih menjadi penyanyi, Aura sempat menemui batu sandungan. Orang tuanya tidak setuju. Mereka lebih menginginkan dia melanjutkan kuliah. Namun, pemilik postur 171 cm/50 kg tersebut lebih memilih menuruti kata hati. "Akhirnya, mereka luluh setelah melihat saya tampil. Tanpa ada syarat," tambahnya.

Mengenai nama Aura Kasih, itu adalah namanya sebagai artis. Aslinya, Sanny Aura Syahrani. "Saya ambil Aura karena berarti energi murni yang berasal dalam tubuh. Sedangkan Kasih digunakan karena ingin menampilkan kesan menyayangi dan mencintai. Saya ingin menebarkan energi kasih," imbuhnya.

Saat ini Aura memfokuskan waktu dan pikiran untuk membangun karir sebagai penyanyi. Di sela jadwal promo, dia menyempatkan diri mengikuti les vokal seminggu dua kali. Dia juga memutuskan berhenti kuliah dari program D-3 Jurusan Sekretaris LPP Ariyanti. "Saya berhenti pada tahun pertama. Nggak bisa bayangkan gimana jadi sekretaris. Mending jadi penyanyi saja. Sementara, tidak ada pikiran untuk kuliah dulu," tambah lulusan SMA Angkasa Tasikmalaya pada 2004 itu.(eko priyono/ayi)

Ternyata Wapres melakukan wawancara dengan Astro TV

Artikel Terkait:


Ternyata selain memperingati kelahiran Pancasila 1 Juni, tujuan Wakil Presiden Jusuf Kalla berjalan-jalan ke Taman Situ Lembang, Jakarta Pusat, adalah ingin mengikuti pengambilan gambar acara salah satu stasiun TV yang berjudul Bincang-bincang Jalan. Sesampainya di taman Situ Lembang, Wapres disambut oleh pembawa acara sekaligus pewancara Riza Primadi.

Menurut Eksekutif Produser Astro TV, Rizal Mustary, acara Bincang- bincang Jalan tersebut berisikan wawancara banyak hal mulai dari masalah pribadi, keluarga, dan negara. Acara ini dikemas sedemikian rupa, serius, tetapi santai.

Dalam Bincang-bincang Jalan, beberapa kali Wapres Kalla berhenti menyapa seorang pedagang pecel asal Makasar yang sedang berjualan di tengah-tengah taman. JK juga menyapa beberapa pengunjung taman dan menyalaminya. Persis di depan rumah pribadi JK di Jalan Situ Lembang 9, Wapres Kalla berhenti dan menyapa salah seorang tukang kebunnya, yang bernama Tri Santoso.

http://www.kompas.com/index.php/read/xml/2008/06/01/0929543/ternyata.wapres.melakukan.wawancara.dengan.astro.tv

Depkominfo Akan Kulakan Bandwidth Internet 20 Gbps

Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) akan membeli borongan alias kulakan bandwidth Internet sebesar 20 Gbps. Bandwidth sebesar ini untuk memenuhi kebutuhan akses Internet seluruh instansi pemerintah.

Selanjutnya bandwidth akan diatur penggunaannya melalui program internet infrastructure sharing seperti pernah disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Muhammad Nuh pada IGOS Summit 2 di Jakarta, 27-28 Mei 2008. Ia mengatakan program tersebut ditempuh sebagai bentuk efisiensi sekaligus menertibkan manajemen bandwidth yang selama ini diatur masing-masing oleh instansi pemerintah.

"Kami sudah sampaikan ke Menko Perekonomian, dan sudah disetujui," katanya usai pencanangan kampus Universitas Surabaya sebagai i-campus, di Cito, Surabaya, Sabtu (31/5). Menurut dia, pada tahun 2008 ini, pihaknya sudah menganggarkan pembelian bandwidth sebesar lebih dari 20 gigabyte per second dengan sistem multiyears contract.

Artinya pembelian bandwidth dilakukan tidak hanya setahun-dua tahun namun untuk jangka waktu lebih panjang, sekitar 3-5 tahun ke depan. Muhammad Nuh optimis dengan kulakan bandwidth ini, bisa lebih hemat antara 20-30 pengeluaran. Selain itu, pengaturan sharing lebih mudah dan nantinya bandwidth akan dialokasikan ke instansi yang membutuhkan.

"Jadi, tidak perlu setiap instansi harus membayar lebih banyak untuk menaikkan bandwidthnya, cukup kita yang mengatur sesuai kebutuhan," katanya.(ANT)

http://www.kompas.com/index.php/read/xml/2008/06/01/00374832/depkominfo.akan.kulakan.bandwidth.internet.20.gbps

Pencitraan Masih Tanpa Isi

FERGANATA INDRA RIATMOKO / Kompas Images
Ribuan warga yang didominasi oleh para ibu rumah tangga berebut untuk bersalaman dengan Dede Yusuf yang didampingi Sendy Ramania, istrinya, pada acara jalan sehat di Lapangan Tegallega, Kota Bandung, Jawa Barat, April lalu.
ilham khoiri & susi ivvaty

Ada yang berubah dalam dunia politik kita sekarang. Kini, semakin banyak saja selebriti yang mencalonkan diri jadi kepala daerah lewat pilkada langsung. Pada saat yang bersamaan, politisi juga mencoba masuk lingkungan selebriti dengan penampilan bak artis terkenal atau muncul dalam industri hiburan. Apa yang sesungguhnya terjadi?

Baik selebriti yang masuk politik atau politisi yang bergaya selebriti, sebenarnya sama-sama memperkuat gejala kultur selebritas dalam kehidupan kontemporer sekarang. Kultur ini merupakan konsekuensi dari abad pencitraan yang berkembang melalui media. Demikian pandangan pengamat komunikasi dari Universitas Indonesia, Effendi Gazali, pengamat politik M Chudlori dan Eep Saefulloh Fatah.

Untuk fenomena selebriti yang masuk dalam dunia politik, itu bisa dipahami dari berbagai sudut pandang. Bagi M Chudlori, situasi ini menandakan pergeseran budaya politik akibat perubahan sistem politik dari otoriter ke demokrasi. Dulu orang-orang yang duduk di DPR itu dikuasai kalangan tertentu, terutama militer, sedangkan artis muncul di pinggiran sebagai penghibur atau pengumpul suara buat partai.

"Setelah reformasi, negeri ini semakin demokratis dan media tambah terbuka. Saat pemilu atau pilkada langsung diterapkan, semua orang berpeluang masuk dalam politik, termasuk artis," kata Chudlori.

Dalam sistem yang terbuka ini, popularitas jadi prasyarat utama bagi siapa pun yang mau mencalonkan diri jadi pejabat publik atau anggota legislatif. Nah, dalam konteks ini, kalangan selebriti punya modal besar. Selebriti di sini mencakup para pesohor yang kerap muncul di media massa, seperti bintang film, artis sinetron, penyanyi, bintang iklan, atau model terkenal.

Rano Karno dan Dede Yusuf yang memenangi pilkada, masing-masing jadi Wakil Bupati Tangerang dan Wakil Gubernur Jawa Barat, membuktikan tesis itu. Popularitas dan peran-peran protagonis keduanya dalam film atau sinetron nyata-nyata mendongkrak tingkat kepercayaan rakyat pada keduanya. Kepercayaan semakin tinggi karena banyak rakyat yang telanjur kecewa dengan kinerja kepala daerah dari kalangan politisi, pengusaha, militer, atau birokrat yang gagal memperjuangkan aspirasi rakyat.

Menurut Eep Saefulloh Fatah, fenomena artis masuk politik sudah lama terjadi di negara lain, seperti Amerika. Itu terlihat dengan terpilihnya Ronald Reagan sebagai presiden dan Arnold Schwarzenegger jadi Gubernur California. Keduanya berhasil karena piawai menggunakan keunggulan popularitasnya sebagai artis, pengultusan penggemar, jaringan pertemanan yang luas, penguasaan media, serta kemampuan komunikasi publik yang baik.

Tanpa isi

Menurut Effendi Gazali, artis sah-sah saja berpolitik sebagai perwujudan hak warga negara. Apalagi, jika mereka didukung pengalaman, kemampuan, serta mau belajar saat ketika terpilih nanti. Itu bisa memunculkan pemerintahan yang baik.

Namun, fenomena yang merebak sekarang masih cenderung dalam pencitraan politik tanpa isi dan bisa menipu. Soalnya, sebagian partai masih mencalonkan artis karena popularitas saja tanpa melihat isi kepalanya. Kalau artis itu ternyata otaknya kosong, tak mampu, dan tak mau belajar, itu bisa jadi bumerang.

"Bayangkan saja, harapan masyarakat terlalu tinggi dan penggemar mengidolakannya, tapi nyatanya artis itu tak bisa berbuat apa-apa. Itu akan memukul. Jangan pilih selebriti karena otaknya kosong dan gagal memerintah di sana-sini!" katanya.

Untuk mengantisipasi itu, sebaiknya selebriti mau belajar dan mematangkan diri sebelum serius terjun dalam politik. Di AS, artis Hollywood Arnold Schwarzenegger meritis karier politiknya sejak lama. Ketika masuk politik, dia sudah ikut mendukung Presiden Ronald Reagan dalam isu tertentu dan jadi komite kesehatan federal pada masa Presiden George Bush senior.

"Setelah cukup matang, dia masuk partai Republik, baru kemudian running for gubernur. Semua ada tahap-tahapnya dan jalurnya kelihatan sejak awal," kata Effendi.

Bergaya selebriti

Soal politisi yang masuk lingkungan selebriti dengan bergaya hidup bak artis, ikut rekaman album lagu, atau terjun ke bisnis hiburan, itu bisa dipahami sebagai upaya untuk membangun pencitraan. Fenomena ini menandakan, ada konvergensi antara dunia hiburan dan politik. Namun, politisi harusnya lebih fokus membangun popularitas dari kerjanya.

"Jika politisi masuk dunia hiburan terlalu dalam, dia hanya mencapai popularitas semu ala artis. Padahal, popularitas itu seharusnya dibangun dari kinerja dan komitmen memperjuangkan aspirasi rakyat," kata Chudlori.

Effendi Gazali juga bisa memahami gaya hidup politisi yang semakin memerhatikan penampilan, termasuk dengan sengaja membangun citra positif lewat iklan di televisi. Itu sejalan dengan upaya untuk melakukan positioning atau penempatan diri dalam komunikasi politik.

Wajar saja jika sekarang tokoh-tokoh politik juga beriklan di televisi, seperti Soetrisno Bachir dengan iklan kebangkitan nasional, Wiranto dengan angka kemiskinan, atau Prabowo Subiyanto dengan petani. Mereka beriklan karena merasa popularitasnya kalah dibanding tokoh-tokoh yang masih menjabat di pemerintahan.

Namun, semua itu perlu dilakukan dalam konteks yang pas. Jika tidak, justru merugikan. "Kalau tampil di tengah rakyat miskin dengan busana terlalu mewah, itu malah mengganggu komunikasi dan memberikan citra yang buruk," katanya.


Selebriti;Ini Politik, Bukan Sinetron!
DOK PRIBADI / Kompas Images
Marissa Haque dan Ikang Fawz
i

Setelah Rano Karno terpilih sebagai wakil bupati Tangerang dan Dede Yusuf jadi wakil gubernur Jawa Barat, angin politik di Indonesia berembus ke kalangan selebriti. Semakin banyak saja di antara mereka yang dikabarkan mau maju memperebutkan kursi kepala daerah lewat pilkada.

Saipul Jamil (28), penyanyi dangdut, dicalonkan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) jadi wakil wali kota Serang. Pelawak Didin Bagito juga dikabarkan mencalonkan diri secara independen untuk wakil wali kota Serang.

Ikang Fawzi, mantan rocker tahun 1980-an, lagi digodok Partai Amanat Nasional (PAN) untuk jadi wakil wali kota Tangerang. Presenter kondang asal Palembang, Helmy Yahya, mendaftarkan diri sebagai calon wakil gubernur Sumatera Selatan lewat PDI-P.

Apa yang sebenarnya dicari para selebriti itu dalam dunia politik?

"Saya ingin jadi bapak bagi masyarakat Serang. Ini pengabdian, juga panggilan Ilahi," kata Saipul Jamil, yang juga mantan suami pedangdut Dewi Persik.

Lain lagi dengan Ikang Fawzi. Dia mau dicalonkan jadi wakil wali kota Tangerang karena ingin membenahi infrastruktur dan memperbaiki kehidupan masyarakat. "Kota Tengerang buffer atau penyangga ibu kota Jakarta, tetapi infrastrukturnya belum memadai. Dengan pengalaman menangani usaha real estate selama bertahun-tahun, saya terpanggil untuk ikut membenahinya," kata penyanyi yang tenar dengan lagu Preman tahun 1980-an itu.

Apa pun motivasi seorang artis masuk dalam kompetisi memperebutkan jabatan kepala daerah, agaknya mereka cukup diuntungkan dengan pergeseran dunia politik yang semakin larut dalam budaya pencitraan. Dengan sistem pemilihan langsung, popularitas memang pegang peran penting untuk mengambil hati rakyat.

Setidaknya Rano Karno dan Dede Yusuf telah membuktikan itu. Marissa Haque, artis yang ikut memperebutkan kursi wakil gubernur Banten dalam pilkada tahun 2006, juga merasa popularitasnya sebagai bintang film sangat membantu dalam kampanye. "Kalau saya datang, orang-orang itu mengerubungi, kayak laron ketemu neon. Sayang, saya dikalahkan oleh kejahatan sistemik dari partai yang berbasis uang," katanya mengenang.

Pertaruhan

Di sisi lain, sejumlah artis menyadari, fenomena selebriti masuk politik adalah sebuah pertaruhan. Jika artis yang terpilih mampu melayani dan mewujudkan aspirasi masyarakat, publik bakal semakin percaya kepada selebriti. Namun, jika yang terjadi sebaliknya, angin politik ini bisa berubah arah dan jadi antiklimaks.

"Jika pejabat dari kalangan artis tak mampu kerja, publik akan sulit percaya artis lagi," kata Nurul Arifin (42), artis yang aktif sebagai Koordinator Bidang Budaya Pariwisata dan Pemberdayaan Perempuan DPP Golkar.

Artis Rieke Diah Pitaloka menilai, situasi bisa berbahaya jika artis yang digandeng tidak mengerti apa-apa. Lebih berbahaya lagi jika ajang pilkada dipandang sebagai aji mumpung untuk mengantisipasi meredupnya ketenaran di dunia hiburan.

"Masyarakat jangan memilih calon hanya karena dia seorang artis, tetapi lihatlah kredibilitasnya. Rakyat harus sadar, ini dunia politik, bukan sinetron," ujar artis yang pernah ditawari jadi calon kepala daerah di Tangerang dan Kota Bandung itu. (iam/ivv/bsw)



Manusia-manusia Bebas, Ini adalah Sikap Hidup
KOMPAS/ARBAIN RAMBEY / Kompas Images
Mobil mewah dengan logo DPR di plat nomornya
.

Mengapa seniman seperti Deddy Mizwar, Franky Sahilatua, dan grup band Slank memilih menyuarakan tema-tema bernada protes dalam karya mereka?

Buat Deddy, apa yang dilakukannya adalah sebuah sikap hidup. Ia ingin bersikap kritis terhadap keadaan bangsa dengan cinta, dan hanya lewat filmlah ia bisa menyuarakan kesesakan hatinya melihat kondisi karut-marut bangsa.

Lewat film, ia ingin menggugah kesadaran masyarakat dan pemimpin bangsa tanpa membuat mereka sakit hati. Deddy mengidentifikasi dirinya sebagai seniman yang bisa mewakili masyarakat untuk menyuarakan ketimpangan dalam penyelenggaraan negara.

Buat Slank, protes adalah bagian dari hidup dan tercermin di dalam sebagian besar lagu- lagunya. Selama 25 tahun berkiprah, Slank bicara mulai dari soal korupsi, kesenjangan sosial-ekonomi, kenaikan harga BBM, perilaku penyelenggara negara, hingga lingkungan hidup.

Seniman lain, Franky Sahilatua, merasa protes lewat lagu bisa menjadi sangat efektif buat penyadaran sosial. Ia ingin memberikan fantasi kepada rakyat dan penguasa. Saat rakyat sumpek dengan kondisi saat ini, ia memberikan fantasi dengan membuat lagu Aku Ingin Presiden Baru.

Menjadi seniman itu bisa bebas bicara. "Kalau terjun ke partai atau sistem politik, saya justru masuk ke dalam industri kekuasaan," kata Franky.

Dengan menjadi seniman, kata Deddy, ia bisa bicara mulai soal lumpur Lapindo hingga konflik di Maluku. "Kalau jadi Bupati Tangerang, saya kan enggak bisa bicara soal lumpur Sidoarjo," kata Deddy.

Politis

Orang-orang semacam Deddy, Franky, grup Slank, dan juga Iwan Fals ini menjadi bagian dari apa yang disebut pengamat politik, Eep Saifulloh Fatah, selebriti yang berpolitik. Selebriti menggunakan kesohorannya untuk berpolitik. Mereka memberi warna dalam jagat perpolitikan.

"Naga Bonar Jadi Dua itu sangat politis. Bicara soal gap antargenerasi, nasionalisme, dan banyak hal," kata Deddy yang juga beriklan layanan masyarakat di televisi soal kebangkitan nasional.

Deddy juga memutar kembali film Naga Bonar (1987) di bioskop. "Saya ingin mengatakan, mari menoleh sejenak ke belakang, agar kita tahu sudah sejauh mana bangsa ini melangkah. Jangan-jangan belum melangkah sejengkal pun," katanya.

Jika Deddy menggunakan cara halus, Slank lebih langsung. Hal itu terekam, misalnya, dalam 13 lagu yang ada dalam album Slankissme (2006). Lagunya, antara lain, adalah SBY dan Kritis BBM.

Bagi Deddy, panggung apa pun bisa menjadi arena politik, dan semua orang bisa menjadi politis. (IVV/DHF/BSW)


Saya Ini Orang Politik
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG / Kompas Images
Suasana rapat kerja di Gedung DPR.

Susi Ivvaty dan Ilham Khoiri

Popularitas dan gaya hidup menjadi komponen penting buat politisi serta pejabat untuk menarik simpatisan. Sekurang-kurangnya, bisa tampil beda dan punya "taste". Mereka melenggang masuk ke jagat hiburan sekaligus tampil bergaya.

Inilah barangkali yang disebut delusi selebriti yang zaman ini sedang musim. Politisi masuk ke jagat selebriti untuk mencapai popularitas. Sebaliknya, kaum selebriti berbaris masuk ke wilayah politik.

"Kalau orang dengan delusi kepiting, ya jalannya miring-miring kayak kepiting, misalnya," kata pengamat politik M Chudlori.

Jagat hiburan dinilai sebagai wilayah yang niscaya memberi kesempatan untuk bisa populer. Masuk akal jika anggota Komisi VII DPR, seperti Ade Nasution, ingin pula menggenggam dunia itu. "Saya ini orang politik, butuh massa. Saya bisa ngumpulin banyak orang lewat film dan artis-artis."

Maka, Ade pun menjadi produser film. Film pertamanya, Bola Itu Bundar, segera dilepas ke bioskop. Tak kurang, Frank Leboeuf, mantan pemain sepak bola dari klub Chelsea, diberi peran dengan honor 5.000 dollar AS dan Jimmy Jean-Louis, pemeran The Haitian dalam serial televisi Heroes, dibayar 10.000 dollar AS.

"Saya beruntung dapat murah. Mereka saya casting pas ada aksi mogok penulis skenario di Hollywood," ujar Ade. Lokasi shooting film dengan pemeran utama Nova Eliza ini adalah Jakarta, Paris, dan Los Angeles.

Mengapa memilih ranah hiburan, kata Ade, karena saat ini banyak orang tertekan menghadapi hidup. Hidup pun statis. "Maka, orang lari ke entertainment," ujarnya.

Mengapa anggota Dewan harus populer? Ujar Wakil Ketua Komisi I DPR Yusron Ihza Mahendra, "Popularitas menjadi satu jalan mencapai kekuasaan. Tanpa kekuasaan, seseorang tidak bisa mencapai mimpi atau visi. Politik itu kekuatan, dan kekuatan adalah jumlah. Tentu, kekuasaan itu dimanfaatkan untuk kebaikan rakyat."

Gaya hidup

Buat Yusron, penampilan adalah bagian dari gaya hidup. "Pakaian dan penampilan adalah gambaran mental tentang diri kita," ujarnya.

Hampir semua jas dan baju Yusron buatan Jepang karena ia pernah tinggal 13 tahun di sana. Kualitas ia jaga betul. Ia juga punya beberapa koleksi jas Hugo Boss dan Giorgio Armani.

Yusron melengkapi penampilan dengan cangklong atau pipa rokok. Dengan cangklong, ia merasa tampil beda. Ia mengoleksi 60 buah cangklong dengan kisaran harga antara Rp 600.000 hingga Rp 5 juta. Mereknya antara lain Davidoff dan Stanwell, yang ia beli di Jepang, Brasil, Perancis, Rusia, dan Australia.

Kualitas penampilan juga harus buat Ade Nasution, yang menggemari jas warna khaki, seperti merek Puro Cotone yang dibelinya di Milan. Ia lebih suka berburu barang di luar negeri, terutama jika ada pesta potongan harga. Sepatu? Prada dan Gucci, antara lain, merupakan pilihannya.

Buat Ade, gaya hidup adalah sebuah cara berpikir. "Baju dan sepatu saya tidak terlalu mahal. Hanya ada satu yang mahal, cincin ini," ujarnya sambil menunjukkan cincin berliannya.

Cincin berlian yang disebut Ade kelas tiga itu dibelinya 20 tahun yang lalu seharga Rp 25 juta. Harga sekarang? "Cukup buat membeli rumah kecil," sahutnya, menyebut angka Rp 500 juta untuk berlian berukuran 5,6 karat.

Baik Ade maupun Yusron mengatakan, semua barang yang mereka miliki sudah dimilikinya sebelum menjadi anggota DPR. "Bukan sombong, tetapi waktu usia 26 tahun saya sudah punya mobil BMW 728," ujar Ade yang kini berusia 56 tahun. Maksud Ade, ia menjadi anggota DPR bukan untuk mencari uang, tetapi benar-benar bekerja untuk rakyat.

Pasar luas

Bagi pemegang merek mode internasional, politisi dan pejabat adalah pasar yang masih terbentang luas. Mereka target potensial. Apalagi, saat ini mereka semakin teredukasi soal merek. "Kalau menjahitkan setelan jas, habisnya bisa Rp 10-an juta. Kalau beli Hugo Boss, Rp 8 juta sudah langsung ditenteng," kata Lenni Tedja, Marketing Communication Manager PT Mahagaya Perdana.

Perusahaan ini menjual sejumlah merek, seperti Hugo Boss, Canali, Mango, Jimmy Choo, dan Prada. Bulan ini, Mahagaya mendatangkan merek baru, yakni Brioni, dengan harga termurah Rp 40-an juta per satu setelan jas.

"Menurut survei, kelas menengah atas meningkat dan mereka tahu merek. Mereka tidak membeli harga tapi kualitas," imbuh Chief Executive PT Mahagaya Perdana Raj Kaul.

Irwan Danny Mussry, President & CEO Time International, perusahaan pemilik jaringan toko ritel antara lain The Time Place dan Cartier, menyebut, politisi yang membeli arloji masih berada dalam core range, yakni berkisaran harga antara 4.000-10.000 dollar AS. "Mereka sudah sadar merek, khususnya merek bersejarah," katanya.

Politisi dan pejabat juga pasar yang potensial buat pengusaha properti serta hotel. Shangri-La Residences di Jalan Jenderal Sudirman Jakarta, yang diresmikan 28 Mei lalu dan memiliki 168 unit pun menarget pasar ini, meski persentasenya kecil.

"Kalau politisi, terutama ya politisi-pengusaha," kata Eka Resmiasih, Senior PR Consultan Shangri-La Residences.

Hotel Mulia di kawasan Senayan termasuk yang paling kerap menjadi tempat ngumpul politisi, meskipun sekadar ngopi, di The Cascade Lounge. Pihak hotel pun terus memperbarui fasilitas.

"Mulai Mei, kami meluncurkan Sunday Jazz with Ireng Maulana. Itu untuk menggaet para pebisnis, elite politik, atau pejabat yang hendak kongko-kongko sambil mengadakan pertemuan," kata Adeza Hamzah, Manajer Komunikasi Hotel Mulia Senayan.

Siapa tahu, ada anggota dewan bersuara bagus yang ikut menyanyi dan lantas bisa rekaman? (dhf/bsw)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/06/01/01034644/saya.ini.orang.politik

Melissa Karim di Sisa Waktu

Melissa Karim di Sisa Waktu
FOTO-FOTO: KOMPAS/ARBAIN RAMBEY / Kompas Images
Minggu, 1 Juni 2008 | 03:00 WIB

DAHONO FITRIANTO

"Halo, kamu lagi sibuk apa sekarang?"

Pastikan Anda memiliki waktu luang yang cukup jika benar-benar ingin mengetahui jawaban pertanyaan itu dari seorang Melissa Karim.

Agak sulit menyebut perempuan bersosok mungil (tinggi badan 150 sentimeter, berat badan 40 kilogram) ini dengan satu predikat karena hampir semua bidang pekerjaan di dunia hiburan pernah ia lakoni. Saat ini saja, Melissa adalah seorang presenter, aktris, asisten sutradara, penulis skenario, penyiar radio, foto model, bintang iklan, MC, dan VJ.

Di luar itu, dia pernah ikut main teater dan menjadi perancang kreatif di sebuah event organizer. Dan, sebentar lagi, ia akan menjadi penulis novel.

Itu sebabnya jika ditanya dia sedang sibuk apa, jawabannya pasti akan panjang dan setiap detailnya akan terlalu sayang untuk dilewatkan. Seperti yang saya alami saat berbincang santai dengan Melissa di Rumah Maroko, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (29/5) petang.

Sisi kehidupan

Satu pertanyaan sederhana akan membawa kita berpetualang masuk ke sisi-sisi kehidupan perempuan kelahiran Jakarta, 12 Mei 1978, ini, yang tak pernah diduga sebelumnya. Seperti pertanyaan, mengapa dia memilih Rumah Maroko—rumah berarsitektur dan interior gaya Timur Tengah—sebagai lokasi pemotretan?

Awalnya, jawaban pertanyaan itu sederhana: karena rumah itu milik sahabatnya, jadi dia bisa pinjam kapan pun dia mau. Tetapi, jawaban itu tidak berhenti di sana. Ternyata, Melissa juga seorang penggemar hal-hal yang berhubungan dengan Maroko atau India, termasuk makanannya. "Gue dulu pernah tergila-gila sama kebudayaan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan India," ungkap perempuan berdarah China ini.

Masih berhubungan dengan rumah tersebut dan India, di rumah itu pula dia dengan gengnya berkumpul setiap Sabtu untuk latihan yoga. "Gue udah 5-6 tahun terakhir ini menekuni yoga. Kalau gak yoga, gue langsung sakit," ujarnya.

Menurut Melissa, ia menekuni aliran ashtangayoga, sebuah aliran yoga yang berasal dari Mysore, India. Katanya, setelah rutin mempraktikkan aliran yoga tersebut minimal dua jam setiap minggu, badan jadi lebih fleksibel, perut jadi tambah kenceng, dan semua rasa lemah dan kantuk hilang. "Setiap melakukan yoga di Rumah Maroko, gue merasa gak di Jakarta. Terbebas dari segala keruwetan," tutur sulung dari dua bersaudara ini.

Tidak itu saja, Melissa juga mengaku seorang penggila olahraga. Ia rutin lari di treadmill paling sedikit tiga kali seminggu. "Pengennya sih lari beneran, bukan di treadmill. Tapi, di Jakarta ini, di mana sih kita bisa lari dengan santai, bo? Mau ke Senayan aja udah kena macet duluan," kata Melissa, yang tampak cantik dibalut gaun rancangan Lenny Agustin sore itu.

Waktu tersisa

Bagaimana Melissa mempunyai waktu untuk semua itu di tengah aktivitas profesionalnya yang sangat padat? Ia sendiri bercerita, dalam satu hari dia bisa bangun pukul 05.00 untuk menjadi presenter acara bincang-bincang pagi di TV, dan baru pulang pukul 12 malam atau bahkan dini hari seusai jadi MC. Hampir tak ada waktu tersisa.

"Ya, harus disediakan waktu buat olahraga, sesibuk apa pun. Kalau lagi stres, aku lampiaskan dengan lari-lari. Justru kalau tidak olahraga, gue gak bakal bisa kuat ngerjain semuanya. Umur gue udah 30, bo, udah gak muda lagi, he-he-he," kata Melissa, yang kini mulai latihan beban untuk mencegah osteoporosis ini.

Saking rajinnya berolahraga, Melissa sempat tersinggung ketika seorang tukang pijat di Yogyakarta menyebut otot pahanya lebih keras dari atlet bulu tangkis yang biasa ia pijat. "Sebagai perempuan, gue langsung ilfil dikatain kayak gitu. Begitu balik Jakarta, gue ngedrop, gak mau lari selama dua minggu, ha-ha-ha," kenang jebolan Jurusan Public Relations, Universitas Pelita Harapan ini.

Proyek idealis

Meski berkutat di seputar dunia hiburan, jangan bayangkan kegiatan Melissa melulu demi mencari uang dan selalu bersifat hura-hura serba gemerlap. Sejak tahun lalu, ia juga mengerjakan proyek-proyek idealis sebagai Direktur Operasional Kalyana Shira Foundation, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang didirikan produser dan sutradara Nia Dinata. "Ini adalah organisasi nonprofit yang dibentuk atas kepedulian terhadap kaum marjinal, seperti perempuan dan anak-anak, terutama dalam kampanye tentang kesehatan reproduksi perempuan," paparnya.

Karya pertama yayasan ini adalah antologi film Perempuan Punya Cerita. Dari empat cerita tentang perempuan dalam film itu, Melissa menulis skenario untuk dua cerita, yakni Cerita Cibinong (disutradarai Nia Dinata) dan Cerita Jakarta (Lasja F Susatyo).

Tahun depan, yayasan tersebut berencana menggelar 1st International Children Film Festival di Jakarta. Festival film khusus film tentang anak-anak tersebut diharapkan dapat merangsang para pembuat film di Indonesia untuk lebih memerhatikan penonton anak-anak. "Festival itu obsesi gue sekarang!" tandas Melissa.

Dari Impian Sederhana


Seabrek kegiatan profesional yang dijalani Melissa Karim saat ini menjadi bukti kepercayaan dan pengakuan terhadap kemampuan dan kualitas hasil kerjanya selama ini. Padahal, semua itu tak dirancang, atau bahkan diperkirakan Melissa sejak dulu.

"Sejak kecil, impian gue cuma satu: pengin jadi penyiar radio! Rasanya asyik banget dengerin penyiar sedang siaran," kenang Melissa.

Semasa di SMA, Melissa adalah pendengar setia Radio Prambors. Dia dan pacarnya suka main tebak-tebakan tangga lagu populer waktu itu. "Kalau di mobil, suka bergaya kayak penyiar radio yang ngumumin lagu ini sekarang ada di nomor berapa," katanya.

Namun, cita-cita itu tidak seketika ia perjuangkan. Saat masih kuliah di Universitas Pelita Harapan, dia justru bekerja sambilan sebagai guru bahasa Inggris di Jakarta. "Waktu itu umurku baru 19 tahun, pengin punya uang jajan sendiri. Tapi baru delapan bulan kerja udah dipecat karena terlalu sering bolos, he-he-he," ujar Melissa, yang kuliah di Jurusan Public Relations ini.

Tahun 1999, Radio Hard Rock FM Jakarta membuka lowongan penyiar. Melissa coba-coba melamar dan ternyata diterima. "Wuah, rasanya dream comes true, mimpiku jadi nyata, jadi penyiar radio beneran!" kenangnya.

Melissa menjadi penyiar tetap di radio tersebut hingga tahun 2004. Ia sempat menjadi DJ untuk program-program rutin Hard Rock FM, seperti Good Morning Hard Rockers Show (GMHR), Drive n' Jive, Cozy Sexy Cool, dan 10 Kita (Karya Indonesia Terbatas).

Saat jadi penyiar itulah dia berkenalan dengan Indra Safera (almarhum) yang berkantor di satu gedung. Presenter terkenal itu yang mengajari Melissa seluk-beluk dunia entertainment. "Mulai dari cara jalan, cara dandan, cara berbicara di depan orang banyak hingga bagaimana mengorganisasi event hiburan. Dengan ilmu dari dia, gue mulai coba-coba jadi MC dan presenter," ungkap Melissa.

Melalui Indra pula, Melissa berkenalan dengan Nia Dinata. Waktu itu, tahun 2003, Nia sedang mencari penulis skenario untuk serial TV Arisan! "Gue disodorin sama Indra sebagai penulis, padahal belum tahu sama sekali cara nulis skenario. Teh Nia bilang, nanti akan diajari pelan-pelan. Gue mau banget, serasa dapat sekolah gratis!" katanya. (DHF)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/06/01/01102835/dari.impian.sederhana

Zona80, Panggung Generasi Jadul

DOK METROTV / Kompas Images
Zona80
Budi Suwarna

Penyanyi top tahun 80-an kembali ditampilkan di layar kaca. Sebagian penampilannya masih prima, sebagian lagi sudah kedodoran. Ah, penampilan tidak lagi penting. Yang penting, penonton bisa bernostalgia.

Anda yang tumbuh di era itu mungkin masih ingat dengan gaya Titi Qadarsih ketika menjadi penari pengiring lagu-lagu Gombloh. Dia berlenggak-lenggok centil sambil mengerdipkan mata, kemudian bergerak mengelilingi Gombloh yang cuek saja bermain gitar.

Anda juga mungkin masih ingat bagaimana Betharia Sonata dan Nia Daniaty berlinangan air mata ketika menyanyikan lagu- lagu sedih. Sampai-sampai, pemerintah melarang TVRI menayangkan lagu-lagu cengeng seperti itu karena khawatir bangsa ini juga dianggap bangsa cengeng. Apa hubungannya?

Anda yang mengikuti musik dangdut juga tidak akan lupa dengan Rhoma Irama dan Soneta grup-nya. Bahkan, Anda mungkin masih ingat gaya bicara Rhoma yang sering dibuat putus-putus seperti ketika dia berkata, "Lagu berikutnya berke...lannn...na."

Nah, semua kenangan itu ditangkap dan dihadirkan lagi di layar kaca dalam acara nostalgia bernama Zona80. Acara tersebut ditayangkan Metrotv sejak tiga bulan lalu, yakni setiap Minggu malam pukul 22.05 dan Sabtu pukul 15.05 (tayang ulang). Hari Minggu (1/6) ini, Zona80 memasuki episode ke-14.

Melalui acara itu, kita bisa melihat lagi aksi Titi Qadarsih menari dengan koreografi dan gaya centil seperti dulu. Kostumnya pun dibuat dengan gaya 80-an. Hanya saja, karena Gombloh telah almarhum, perannya digantikan John Dayat, pemenang lomba mirip Gombloh.

Obbie Messakh

Artis jaman dulu (jadul) yang juga tampil di Zona80, antara lain, Ari Wibowo dengan hit-nya Madu dan Racun, Endang S Taurina dengan Apa yang Kau Cari, Betharia Sonata dengan Hati yang Luka, Obbie Messakh dengan Kisah Kasih di Sekolah, dan duet maut Rhoma Irama dan Rita Sugiarto dengan Malam Terakhir.

Production Manager Metrotv Agus Mulyadi, Kamis (29/5), mengatakan, Zona80 berusaha menghadirkan kenangan era 80-an secara utuh dengan segala kemeriahan dan kenorakannya. Untuk itu, pihaknya sedapat mungkin memerhatikan detail. Mereka menghadirkan lagu-lagu jadul dengan aransemen seperti asli termasuk sound effect-nya.

Kostum penyanyi dan penari latar juga dibuat sesuai gaya 80-an, seperti baju bertangan gembung, ikat kepala, dan celana yang gombrong di bagian atas dan sempit di bagian bawah. Bahkan, koreografinya pun meniru gaya 80-an, seperti gerakan tangan menggulung benang.

Satu yang tidak bisa dilakukan Zona80 adalah membuat artis-artis jadul itu kembali tampak imut-imut seperti 20 tahun yang lalu. Maklum, mereka sudah memasuki usia om-om dan tante- tante. Bahkan, sebagian sudah menjadi simbah.

Dengan format seperti itu, Zona80 menjadi tontonan menarik, khususnya bagi orang-orang yang tumbuh di era itu. Lewat acara itu, mereka bisa menemukan jejak masa mudanya bersama para artis yang juga tumbuh di periode yang sama.

Lewat acara itu, mereka bisa menertawakan penampilan generasinya yang untuk ukuran sekarang mungkin agak norak. "Setiap kami menayangkan video atau foto artis jadul, penonton di studio langsung tertawa dan berkata, 'lucu banget dulu ya'," kata Didik Suryantoro, penggagas ide acara Zona80.

Zona80 ini sebenarnya merupakan bagian dari fenomena kebangkitan kembali era 80-an dalam jagat hiburan satu-dua tahun belakangan ini. Tengok saja CD dan kaset berisi kompilasi lagu- lagu lama bermunculan, lagu-lagu disko klasik diputar lagi di klub-klub dan radio, konser penyanyi dan grup jadul seperti Duran Duran dan Skidrow pun laku dijual.

Kenangan era 80-an memang begitu lekat bagi mereka. Itulah era di mana kebanyakan anak- anak muda mendapat pengalaman yang nyaris sama. Mereka sama-sama menonton film Boneka Si Unyil, sama-sama diharuskan ikut Senam Kesegaran Jasmani di sekolah, dan sama-sama mengalami demam breakdance (tari kejang) sambil membopong tape besar.

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/06/01/01123693/zona80.panggung.generasi.jadul

Valentino Rossi dan Tradisi di Mugello

[MUGELLO] Balapan di Sirkuit Mugello sangat penting buat Valentino Rossi. Arti balapan seri keenam MotoGP Italia ini bukan saja karena berada di kampung halaman "The Doctor", namun lebih dari itu. Inilah sirkuit favorit pembalap berusia 29 tahun itu, yang sudah enam kali menang (lima di MotoGP, dua pada kelas 125 cc dan 250 cc). Selain itu, ada kebiasaan yang dilakukan Rossi selama pekan balapan di sirkuit ini.

Pada sirkuit sepanjang 5,245 km itulah, juara dunia MotoGP enam kali itu kerap mengambil keputusan penting mengenai kariernya. Di sirkuit inilah lima tahun lalu, terjadi pertemuan rahasia antara Rossi dengan manajemen tim Yamaha yang ingin menariknya dari tim Honda. Di sini jugalah dia berjanji untuk memperpanjang kontraknya dengan manajemen tim balap motor asal Jepang itu.

Saat ini pun, Rossi sedang berada pada titik yang menentukan untuk masa depannya bersama Yamaha di MotoGP. Seperti diketahui, kontraknya dengan tim balap motor berlambang garpu tala itu akan selesai pada akhir musim 2008. Santer isu beredar kalau pembalap itu sangat diminati oleh Kawasaki. Tetapi tampaknya, tim Fiat Yamaha tak berniat untuk melepasnya. Pembicaraan pun sudah berlangsung antara kedua belah pihak, dimana pihak tim yang diwakili Masao Furusawa dan Lin Jarvis menawari Rossi perpanjangan kontrak hingga dua tahun ke depan (2010).

"Saya memang sudah melakukan pembicaraan dengan Yamaha untuk kontrak selanjutnya. Sekarang tim memiliki motor yang kompetitif, dan membuat saya tampil percaya diri. Rasanya saya masih akan bertahan untuk satu atau dua musim lagi," jelas Rossi, Jumat (30/5).

Besar kemungkinan tradisi di Mugello bakal terulang, dimana Rossi akan mengambil keputusan mengenai masa depannya. Tetapi semua itu juga sangat bergantung pada hasil balapan di Mugello, Minggu (1/6) besok. "Mungkin kami akan bicara lebih banyak di Mugello, tetapi untuk saat ini saya belum mengambil keputusan apa pun. Yang pasti kami akan berupaya untuk menyelesaikan pembicaraan ini secepatnya," tutur Rossi melakukan negosiasi tanpa diwakili manajer.

Jika ingin tetap mempertahankan Rossi, Yamaha harus menyiapkan paket motor kompetitif yang sesuai dengan keinginan pembalap Italia itu pada sesi kualifikasi, Sabtu (31/5) ini, dan balapan besok. Apabila hasil balapan maksimal, dengan Rossi naik podium puncak di Mugello, tak mustahil keputusan akan cepat diambil. Rossi memang bukan pembalap yang mengandalkan motor hebat dengan kecepatan di atas pacuan lainnya. Dia lebih senang diberi motor yang kompetitif, setelah itu dengan talentanya, Rossi akan mengejar untuk menjadi yang terbaik.

Pengereman Keras

Mugello dikenal sebagai salah satu sirkuit terpanjang dalam kalender MotoGP.

Sirkuit ini memiliki lintasan lurus yang panjangnya 1,141 km. Namun, di akhir lintasan lurus ini, pembalap yang sudah membuka throttle secara penuh akan dipaksa melakukan pengereman keras memasuki tikungan pertama yang sempit. Kecepatan motor yang semula maksimal hingga 320 km per jam akan berkurang jauh hingga hanya 100 km per jam. Setelah itu, pembalap akan menghadapi gabungan lintasan yang memiliki tikungan pelan dan kencang yag memaksa pembalap merebahkan motor dan mengubah arah dengan cepat. Terdapat juga lintasan melengkung panjang, sehingga membuat pilihan terhadap jenis ban sangat krusial di sini.

Aksi susul-menyusul (overtaking) dipastikan bakal ramai berlangsung di sini, bahkan dapat dilakukan pada tikungan lambat sekalipun karena lintasannya yang lebar. Selain setingan sasis (rangka) motor yang tepat, pembalap juga dituntut kemampuannya mengendalikan pacuan dan menemukan jalur balapan yang menguntungkan.

Soal persaingan di Mugello, Rossi yang memimpin klasemen dengan 97 poin, rasanya bakal bertarung ketat dengan rekan setimnya, Jorge Lorenzo dan pembalap Honda Repsol, Dani Pedrosa. Keduanya sama-sama meraih 94 poin. Lorenzo yang tengah mengejar penampilan ke-100 di ajang grand prix balap motor, pernah menikmati gelar juara di Mugello pada 2006, saat membalap pada kelas 250 cc. "Mugello merupakan salah satu sirkuit favorit saya. Hanya saja, kondisi saya belum pulih 100 persen," jelas pembalap berusia 21 tahun itu yang mengalami kecelakaan retak tulang kaki pada balapan di Shanghai, Tiongkok.

Sementara itu, tim Honda Repsol akan menurunkan tiga pembalapnya di Mugello. Selain Pedrosa, ada juga juara dunia 2006, Nicky Hayden, dan pembalap veteran Jepang yang mendapat wildcard, Tadayuki Okada. Keberadaan Okada sangat penting buat tim pada balapan kali ini. Karena pembalap berusia 41 tahun itu menjalankan misi menguji motor baru tim, RC212V yang menggunakan mesin berkatup pneumatic. "Karakter lintasan Mugello adalah kecepatan tinggi. Jika Anda ingin tampil kencang, mesti konsentrasi 100 persen di semua lintasannya, dan berani mengambil risiko," ungkap Pedrosa yang musim lalu menjadi runner-up di Mugello.

Setelah Lorenzo dan Pedrosa, para pembalap tim Ducati juga patut diperhitungkan. Karena sirkuit ini merupakan kandang dari pabrikan otomotif Italia tersebut. Jarak Mugello dengan pabrik Ducati hanya terpaut 90 km. Selain Casey Stoner sang juara dunia 2007, Ducati juga memiliki pembalap asli Italia, Marco Melandri yang pastinya termotivasi saat tampil di kandang. "Jika ada yang bertanya, di manakah sirkuit favorit saya selain di Phillip Island (Australia), dengan cepat saya akan menjawab Mugello. Tim tentunya akan berupaya keras untuk meraih hasil terbaik disini," tegas Stoner.

Penampilan Ducati pada musim 2008 ini memang belum maksimal. Dari lima seri yang sudah berlangsung, Stoner baru sekali meraih gelar juara di Grand Prix Qatar. Pada balapan dua pekan lalu di Le Mans (Prancis), Stoner hanya mampu finis di posisi 16, sementara Melandri tak mampu menyelesaikan lomba. [Berbagai Sumber/L-9]

http://www.suarapembaruan.com/News/2008/05/31/index.html

Merokok, Pintu Masuk Narkoba - 86,7 persen anak-anak di Jakarta melihat iklan rokok di luar ruang & 99,7 persen melihat iklan rokok di televisi.

Pengantar

Dalam rangka Hari Tanpa Tembakau Sedunia, 31 Mei ini, semua pihak kembali diingatkan betapa mengkhawatirkannya pertumbuhan jumlah perokok, terutama kalangan anak-anak dan remaja. Rokok yang bersifat adiktif membuat mereka semakin kecanduan dan bergantung seterusnya. Padahal, semua tahu, rokok sangat berbahaya bagi kesehatan, bahkan menjadi salah satu pintu masuk ke jaring narkoba. Pemerintah membiarkan generasi muda kita terjerumus lebih dalam.

Merokok menjadi pintu masuk penyalahgunaan narkotika dan obat-obat berbahaya (narkoba). Hampir semua pecandu narkoba adalah perokok berat, yang diawali dari merokok ringan atau hanya coba-coba. Gawatnya, rokok semakin digemari anak-anak usia sekolah dasar, terutama karena iklan gencar produsen rokok yang kerap tak mengenal etika.

Anak-anak dan remaja tak tahu risiko dan dampak yang ditimbulkan dari merokok. Mereka juga tidak sadar bahwa kebiasaan atau kecanduan merokok bisa menjerumuskan ke jurang narkoba karena sifatnya yang adiktif. Bahkan bisa masuk ke persoalan HIV/AIDS, karena banyak pencandu narkoba bergantian memakai jarum suntik yang sama.

Telah banyak riset yang membuktikan bahwa rokok mengakibatkan kecanduan dan mudah terserang berbagai penyakit, seperti pernapasan, jantung, pencernaan, kanker, dan efek buruk pada janin dan kelahiran. Nikotin adalah komponen penyebab adiksi atau ketergantungan. Nikotin ternyata 5-10 kali lebih kuat menimbulkan efek psikoaktif daripada kokain dan morfin.

Berdasarkan data yang diterbitkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) diketahui, hampir 80 persen remaja mulai merokok pada usia kurang dari 19 tahun. Remaja yang kecanduan merokok memang terus meningkat, dari 64 persen pada 1995 menjadi 69 persen pada 2001.

Ironisnya, ketika kemiskinan melanda seluruh Tanah Air, iklan dan promosi rokok justru semakin gencar. Rokok sangat mudah didapat dengan harga terjangkau, dan tidak ada aturan apapun yang melindungi masyarakat yang rentan dari target pemasaran industri rokok. Pemerintah lepas tangan dan tega membiarkan anak-anak dan generasi muda digerogoti rokok.

Hasil penelitian terbaru menyebutkan, 34,5 persen anak jalanan berusia 10 tahun ke atas telah kecanduan merokok. Survei berkaitan dengan Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2008 yang bertema Remaja Bebas Rokok itu dilakukan pada anak-anak yang hidup di sepanjang rel kereta api Jakarta-Bogor.

"Dalam penelitian itu juga terungkap, 34,5 persen anak jalanan dari 398 anak yang terjaring survei tersebut mengaku tidak pernah sekolah dan tidak tamat SD, hanya 40 persen yang tamat SD," tutur Direktur Tobacco Control Support Center (TSCS), Widyastuti Soerojo, di Jakarta, Kamis (29/5).

Survei yang dilakukan TCSC, Indonesian Public Health Association (IAKMI), dan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) itu menunjukkan, anak-anak jalanan yang bekerja di sektor informal dengan penghasilan tidak tetap atau kurang dari Rp 20.000 per hari, namun lebih dari 20 persennya dibelikan rokok.

"Ironisnya lagi, 12,7 persen anak jalanan itu hanya menjadi pengemis namun sudah kecanduan merokok. Dan kebutuhan rokok ini akan terus meningkat karena rokok adalah adiktif," ucap Widyastuti.

Lebih Besar dari BLT

Dia mengungkapkan, pengeluaran tersebut hanya sedikit lebih rendah dari belanja rokok keluarga miskin yang konsumsinya rata-rata 10 batang per hari.

Kalau harga rokok dihitung Rp 500 per batang, berarti dalam sebulan anak jalanan menghabiskan Rp 150.000. Ini berarti lebih besar dari dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) senilai Rp 100.000 per bulan.

Menurutnya, studi kasus pada anak jalanan usia 10-18 tahun di jalur rel kereta api Jakarta-Bagor awal Mei lalu itu menyajikan potret buram lingkaran setan kemiskinan dan konsumsi zat adiktif yang melanda remaja di seluruh Nusantara, sampai ke kampung-kampung. Kebanyakan konsumen rokok adalah rakyat miskin, sedangkan produsennya meraup keuntungan sangat besar.

Ketidaktahuan dan pendapatan harian yang kecil dan tidak tetap bukan halangan bagi 61 persen dari 398 anak jalanan yang disurvei itu mengonsumsi rokok. Remaja laki-laki yang usianya 13-15 tahun dan hidupnya sebagai anak jalanan lebih banyak mengonsumsi rokok (hingga 41,3 persen) dibandingkan remaja usia sebaya yang duduk di bangku sekolah (24,5 persen).

"Anak jalanan yang hidupnya di sepanjang rel kereta api adalah juga anak bangsa yang butuh perlindungan dari jerat adiksi rokok yang akan semakin memelaratkan dan merusak generasi kita," ujarnya.

Bagi anak jalanan maupun anak sekolah yang memakai uang jajan untuk membeli rokok daripada membeli makanan bergizi adalah kekeliruan besar.

Soal gizi berbanding lurus dengan prestasi. Jika ku rang gizi maka prestasi juga kurang. Sebaliknya, jika gizi bagus maka prestasi juga bagus. Adalah kenyataan, prevalensi anak merokok di Indonesia sudah sangat memprihatinkan.

Ketua Umum Forum Komunikasi Pembinaan dan Pengembangan Anak Indonesia (FK PPAI), Rachmat Sentika, mengungkapkan, kini usia prevalensi anak merokok bergeser hingga usia tujuh tahun. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, jumlah perokok pemula kini berusia 5-9 tahun.

Hanya dalam tempo tiga tahun (2001-2004), persentase perokok pemula naik dari 0,4 persen menjadi 2,8 persen. Penelitian Matua Harahap (2004) menunjukkan, kejadian merokok di usia muda (15-18 tahun) sudah mencapai 13,62 persen.

Menurut Survei Ekonomi Nasional 2004, prevalensi perokok anak usia 13-15 tahun mencapai 26,8 persen dari total populasi Indonesia.

Penelitian Lembaga Penelitian Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas mengenai pencegahan merokok di bawah umur 18 tahun yang dilakukan di Kota Padang, menunjukkan, lebih dari 50 persen responden mulai merokok sebelum usia 13 tahun.

Kemudian 70,7 persen responden mengaku lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah di samping jam sekolah ketika merokok, terutama bersama rekan sebaya.

Bencana Nasional

Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia, Seto Mulyadi, mengingatkan, permasalahan merokok pada anak adalah bencana nasional dan harus segera ditangani.

Dia mengungkapkan, agresifnya iklan, promosi, dan kegiatan sponsor oleh industri rokok telah berkontribusi meningkatkan konsumsi rokok pada anak-anak dan remaja.

"Seluruh bentuk pemasaran, mulai dari iklan-iklan yang provokatif dan sponsor berbagai kegiatan yang digemari remaja ditujukan untuk menjerat mereka menjadi perokok. Dari pemantauan kami pada Januari-Oktober 2007, terdapat 1.350 kali kegiatan yang disponsori industri rokok, atau sekitar 135 kegiatan setiap bulan. Tak heran jika remaja yang merokok terus bertambah," ucapnya. [SP/Eko B Harsono/Sumedi TP]


Nikotin pada Rokok

Dua pria memperagakan usaha untuk berhenti merokok saat kampanye stop merokok di kawasan Thamrin, Jakarta, Jumat (30/5). Saat ini terdapat 62,8 juta penduduk Indonesia yang kecanduan rokok SP/YC Kurniantoro

Staf pengajar di Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Aulia Sani, SpJP(K), menjelaskan, sulitnya seseorang berhenti merokok karena ketergantungan pada nikotin.

Nikotin memiliki struktur yang terdapat dalam otak, acetylhoneline yang mengaktifkan lebih dari 200 molekul kimia neuron. Nikotin adalah suatu zat yang terdapat pada tembakau yang dapat melindungi tanaman dari serangan hama serangga.

Setelah hisapan pertama, nikotin dengan mudah dapat menembus struktur membran yang melindungi otak dari masuknya zat kimia dalam darah yang dapat mempengaruhi berbagai fungsi biologis. Hanya dalam beberapa detik pertama setelah menghisap asap rokok, nikotin akan sampai ke otak.

Nikotin yang menempel pada reseptor di otak akan menimbulkan sensasi menyenangkan sesaat. Merokok merupakan kecanduan atau adiksi yang susah dihentikan karena kandungan nikotinnya.

5-10 Kali Lebih Kuat

Nikotin adalah sebuah komponen yang menyebabkan kecanduan 5-10 kali lebih kuat menimbulkan efek psikoaktif pada manusia daripada kokain dan morfin.

Oleh sebab itu, amat sukar bagi perokok untuk dapat berhenti jika tanpa bantuan dan dukungan dari orang-orang sekitar serta bantuan farmakologi. Jika keduanya dijalani, upaya berhenti merokok akan lebih efektif.

Selain itu, Widjajanti dari Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM3) mengatakan, perokok harus menyadari beban yang harus ditanggung karena merokok menimbulkan dampak kesehatan, sosial, ekonomi, dan psikologis yang diakibatkan oleh rokok pada diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitarnya. [DGT/S-26].

Indonesia Nomor 3 di Dunia

[JAKARTA] Indonesia masuk kategori negara yang penduduknya mengonsumsi rokok sebanyak 215 miliar batang per tahun.

Jumlah ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah perokok nomor tiga di dunia. Peringkat ini beradu pacu dengan peringkat korupsi yang tetap tinggi.

Hal ini diungkapkan staf pengajar di Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Aulia Sani, SpJP(K), pada diskusi bertema "Stop Merokok" yang digelar PT Pfizer Indonesia dan FKUI, di Jakarta, Jumat (30/5).

Aulia memaparkan, total perokok di Indonesia berjumlah 62.800.000 orang, terdiri 70 persen perokok yang mulai merokok sebelum usia 19 tahun dan 12,77 persen yang sudah merokok sejak sekolah dasar.

Selain itu, data Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM3) mengulas, Indonesia sebagai negara pengonsumsi tembakau ke-lima di dunia setelah Tiongkok, Amerika Serikat, Rusia, dan Jepang, dengan perokok dewasa sebanyak 34,40 persen (pria 63,10 persen dan wanita 4,5 persen).

Sedangkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2008 mengungkapkan, sebanyak 5,4 juta orang diperkirakan meninggal akibat merokok.

Tertinggi di ASEAN

Di kawasan ASEAN ada 124 juta orang dewasa yang merokok, 46 persennya berada di Indonesia atau yang tertinggi di ASEAN.

Aulia mengatakan, rokok merupakan penyebab kematian terbesar di dunia yang seharusnya dapat dicegah.

Sekitar 4,9 juta orang meninggal akibat rokok di tahun 2000 dengan jumlah 50 persen di negara berkembang, dan akan meningkat dua kali lipat di tahun 2020. Yang menyedihkan, Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia yang tidak menandatangani Frame Work Convention on Tobacco Control (FCTC).

Menurutnya, merokok merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner di samping kolesterol dan hipertensi.

Selain memberikan kerugian bagi perokok, orang-orang yang terkena asap rokok atau perokok pasif juga terkena dampak asap samping (asap dari pembakaran ujung rokok). [DGT/S-26]


Takut Stroke, Berhentilah Merokok

B Berdasarkan laporan Yayasan Stroke Indonesia yang diterbitkan awal Mei 2008, di Indonesia setiap tahun diperkirakan 500.000 penduduk terkena stroke. Dari jumlah itu, sedikitnya 125.000 orang atau sekitar 25 persen meninggal dunia, sedangkan 75 persen lainnya mengalami cacat ringan maupun berat.

Penderita yang terserang penyakit stroke biasanya mengalami gangguan motorik, sensorik, kognitif, komunikasi, gangguan menelan dan eliminasi urine. Para pakar kesehatan menegaskan, berhenti merokok merupakan cara utama mencegah terserang stroke.

Direktur Rumah Sakit PGI Cikini yang juga pakar penyakit jantung, Romondong Panjaitan, mengatakan, jumlah pasien stroke cenderung meningkat, dan dampak yang ditimbulkan lebih kompleks sehingga memerlukan penatalaksanaan yang lebih komprehensif dan profesional.

Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien stroke harus berkolaborasi denjgan tenaga kesehatan lainnya untuk meminimalkan gangguan dan memulihkan pasien agar tetap memiliki kualitas hidup yang baik," ujar Panjaitan dalam seminar menyambut Diesnatalis ke-39 Akademi Keperawatan RS PGI Cikini, di Jakarta, Jumat (30/5).

Stroke merupakan masalah kesehatan dunia yang semakin mendapat perhatian penting. Di Amerika Serikat terdapat 700.000 orang terkena serangan stroke setiap tahun dengan angka kematian 160.000 orang per tahun. Pada 2003 terdapat 4,8 juta penderita stroke di seluruh dunia. Penyakit ini menduduki peringkat ketiga di dunia sebagai penyebab kematian.

Sementara itu, dokter penyakit saraf RS PGI Cikini, Dr Hophoptua N Manurung, menegaskan, stroke adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara lokal atau global, yang dapat menimbulkan kematian atau kelainan yang menetap lebih dari 24 jam, tanpa penyebab lain kecuali gangguan vaskuler.

Insiden stroke di negara maju, lanjutnya, cenderung menurun karena usaha prevensi primer yang berhasil, terutama dalam hal pencegahan terhadap hipertensi. Namun, di negara berkembang insiden ini justru menaik akibat pengaruh urbanisasi, perubahan gaya hidup, dan bertambahnya umur harapan hidup.

Lima Kali Lebih Banyak

Manurung mengungkapkan, berdasarkan penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, insiden stroke pada daerah perkotaan (urban) di Indonesia diperkirakan lima kali lebih banyak daripada insiden di daerah pedesaan (rural). Hal ini dapat dilihat dari jumlah pasien stroke yang dirawat di rumah sakit (RS), terutama RS tipe B yang berada di perkotaan.
Dia mengemukakan, kasus stroke yang tidak diimbangi dengan perbaikan penatalaksanaan di RS mengakibatkan dalam dekade terakhir stroke merupakan penyebab kematian nomor satu di Indonesia. "Kematian akibat stroke terutama terjadi pada fase akut dan umumnya terjadi saat penderita sudah berada di RS. Oleh karena itu, disamping usaha prevensi primer, perbaikan penatalaksanaan stroke di RS harus dilaksanakan," ujarnya.

Sedangkan pakar rehabilitasi medik, Dr Joviel Simatupang, menjelaskan, konsep penanganan stroke adalah waktu. Banyak penelitian menunjukkan, pasien datang terlambat karena tidak tahu gejala stroke. Semua gejala gangguan saraf yang terjadi mendadak harus dicurigai stroke. Kenali gejalanya, dan segera ke RS dengan fasilitas yang lengkap.

Stroke harus segera dikenali. Bila pasien bicara pelo, atau wajahya perot, atau kelemahan anggota gerak, segera ke RS, atau hubungi hotline stroke dan ambulans 118. Segera setelah pasien sampai di RS, pemeriksaan awal dilakukan oleh tim dokter dan perawat. Pada pasien dengan kecurigaan stroke, tim RS akan melakukan CT scan sebagai diagnosis baku emas untuk stroke.

Senada dengan itu, Dr Ratna Sitorus mengatakan, stroke terjadi karena seseorang memiliki faktor risiko stroke. Pengendalian faktor risiko akan mengurangi risiko terkena stroke. Pasien yang terkena stroke memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami serangan stroke ulang, berkisar antara 30-43 persen dalam waktu lima tahun.

Faktor risiko stroke ada yang dapat dikendalikan dan ada pula yang tidak dapat dikendalikan. Faktor risiko stroke yang tidak dapat dikendalikan adalah usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga, dan riwayat stroke sebelumnya. Kelompok usia lanjut dan laki-laki lebih mudah terkena stroke, demikian pula seseorang dengan riwayat keluarga stroke.

Faktor risiko stroke yang dapat dikendalikan antara lain hipertensi, diabetes, merokok, kolesterol darah yang tinggi, obesitas, gangguan tidur, dan penyakit jantung. Pengendalian faktor risiko stroke ini akan menurunkan risiko terkena stroke. Tekanan darah yang terkendali di bawah 130/80 mmHg akan menurunkan risiko seseorang terkena stroke. Berhenti merokok akan menurunkan pula risiko terkena stroke. [E-5]

Industri Rokok Agresif

[JAKARTA] Pertumbuhan industri rokok di Indonesia malah agresif dengan produksi yang meroket dari tahun ke tahun. Angka penjualannya terus menunjukkan peningkatan. Tahun 2006, industri ini berhasil membukukan 218, 73 miliar batang dan meningkat di 2007 menjadi 231 miliar batang. Bahkan, pertumbuhannya diperkirakan akan naik sekitar lima persen di 2008.

Demikian dikatakan, Direktur Industri Minuman dan Tembakau Direktorat Jenderal Industri Agro dan Kimia Departemen Perindustrian dan Perdagangan (Depperindag) Warsono kepada SP di Jakarta, Jumat (30/5). "Tahun ini, perkiraan saya pertumbuhan industri rokok akan berkisar lima persen, dengan catatan tidak ada kenaikan beban cukai."

Dari data Depperin menyebut, sumbangan industri hasil tembakau (IHT) dalam penerimaan negara (cukai) 2007 sebesar Rp 44,66 triliun dan menyerap tenaga kerja, baik langsung maupun tidak langsung, hingga lebih dari 10 juta orang.

Rp 120 Triliun

Namun, Koordinator Indonesia untuk Studi Stop Rokok, Prof Dr Hasbullah Thabrany kepada SP di Jakarta, Sabtu (31/5) menegaskan, dengan rokok itu, rakyat Indonesia diperkirakan membakar uang untuk merokok senilai Rp 120 triliun rupiah tiap tahun. Angka ini dua kali lipat lebih banyak dari belanja untuk kesehatan atau dua kali lebih banyak dari anggaran pemerintah untuk pendidikan.

Warsono melanjutkan, produksi rokok (jenis rokok kretek dan putih) tumbuh positif, bahkan sejak krisis di tahun 1997/1998. Meskipun penurunan produksi terus terjadi sejak tahun 2000 hingga 2003.

Saat itu, produksi rokok di tahun 2000 mencapai 230 miliar batang per tahun, dan menurun di 2001 menjadi 222,8 miliar batang/tahun, kemudian menjadi 218,73 miliar batang di 2002. Puncaknya terjadi di 2003, produksi rokok menurun drastis menjadi 192,34 miliar batang.

Hal senada disampaikan, Ketua Umum Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri) Ismanu Soemiran. Dia mengatakan, karena adanya kenaikan beban cukai, terjadi penurunan produksi rokok pada kuartal pertama 2008 dibanding periode yang sama tahun 2007. [CNV/M-15]

Peraturan tentang Rokok Hanya Jadi Macan Kertas

SP/Marselius Rombe Baan

Indonesia perlu mencontoh Singapura dalam pengaturan pembatasan merokok yang ketat, termasuk pengenaan denda terhadap warga yang kedapatan merokok di tempat publik. Di negara itu warga yang kedapatan merokok di kawasan publik, seperi terminal bus dan stasiun kereta api didenda $1.000 (Rp 5.000.000)

Peraturan mengenai larangan merokok di tempat- tempat tertentu masih banyak belum dipatuhi oleh masyarakat. Selain karena faktor disiplin yang rendah, kinerja aparat penegak hukum dalam menjalankan peraturan juga masih rendah.

Ketua Umum Forum Warga kota Jakarta (Fakta), Azas Tigor Nainggolan, di Jakarta, Sabtu (31/5), mengatakan, pemerintah khususnya pemerintah daerah harus memiliki komitmen kuat untuk mengurangi dampak buruk dari merokok.

"Kami sudah beberapa kali bertemu dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan mereka mengakui tidak bisa menjangkau semua tempat yang dilarang merokok karena alasan keterbatasan aparat," katanya.

Azas Tigor meminta agar pemerintah tidak sekedar mengeluarkan peraturan tetapi harus mampu melakukan peraturan tersebut dengan semua kemampuan aparat yang dimiliki.

Provinsi DKI Jakarta saat ini ada dua payung hukum yang berkaitan dengan rokok dan yang merupakan daerah pertama yang membuat aturan khusus mengenai pengendalian merokok di Indonesia.

Pertama, Peraturan Daerah (Perda) 2/2006 tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan Keputusan Gubernur DKI Jakarta No 11 Tahun 2004
tentang Pengendalian Merokok di Tempat Kerja di Lingkungan Pemerintah.

Sekretaris Provinsi DKI Jakarta, Muhayat, mengakui peraturan mengenai merokok masih belum berjalan maksimal sesuai dengan yang diamanatkan peraturan daerah. "Kami akan terus melakukan upaya-upaya penegakan hukum. Tapi harus disadari merokok adalah kebiasaan masyarakat, dan untuk mengubah kebiasaan dan kesadaran itu perlu waktu," ujarnya Kamis pagi.

Pemprov beralasan, perilaku warga yang susah diatur serta minimnya dana operasi yustisia sebagai penyebab kemandulan perda tersebut. Mengatur atau mengubah perilaku orang tentu tidak mudah," kata Muhayat.

Pasal 13 Ayat (1) Perda yang mengatur rokok di Jakarta menegaskan, di tempat umum, sarana kesehatan, tempat kerja, dan tempat yang secara spesifik sebagai tempat proses belajar-mengajar, area kegiatan anak, tempat ibadah, dan angkutan umum, dinyatakan dilarang untuk merokok.

Ayat (2) menjelaskan, pimpinan atau penanggung jawab tempat umum dan tempat kerja harus menyediakan tempat khusus untuk merokok serta menyediakan alat pengisap udara sehingga tidak mengganggu kesehatan bagi yang tidak merokok.

Sementara Ayat (3) menyebutkan, di dalam angkutan umum bisa merokok tetapi dengan ketentuan (a) lokasi tempat khusus merokok terpisah secara fisik dengan kawasan tanpa merokok dalam angkutan yang sama, (b) di tempat khusus merokok harus memiliki alat pengisap udara.

Muhayat mengemukakan, operasi yustisia (operasi gabungan polisi, jaksa, pengadilan, dan trantib DKI Jakarta) akan terus dilakukan sekalipun dalam jumlah terbatas, karena dana untuk kegiatan tersebut sangat terbatas.

Mengenai sanksi yang diberikan kepada pelanggar, ia menegaskan, apa yang tertera pada Perda No 2/2005 harus diberlakukan. Sanksi itu berupa hukuman kurungan selama enam bulan atau denda Rp 50 juta kepada pelanggar.

Tingkat Menteri

Regulasi tentang rokok sebenarnya sudah diatur dalam Pasal 22 UU N0 23/2003 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah (PP) 23/2003 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan. Pada Pasal 22 PP itu juga diatur soal kawasan yang harus bebas rokok seperti sekolah, rumah sakit, angkutan umum dan kawasan publik lainnya.

Sedangkan, dalam Pasal 32 huruf b, PP itu ditegaskan, menteri dan menteri terkait maupun pemerintah daerah berkewajiban mendorong dan menggerakkan terbentuknya kawasan bebas rokok. Hanya saja, dalam implementasinya, aturan tersebut hanya jadi macan kertas saja.

Para menteri belum melakukan tugasnya masing-masing, misalnya Menkes untuk membebaskan kawasan ruang kesehatan bebas rokok, dan Menteri Pendidikan Nasional untuk menjadikan kawasan bebas rokok di sekolah dan tempat belajar lainnya. Demikian pula para menteri lainnya, berikut kepala daerah belum mendorong terciptanya kawasan bebas rokok di lingkungan kerja masing-masing.

Kekhawatiran tentang bahaya merokok juga diutarakan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta Swasono dalam sambutannya di acara peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia di Istana Negara Jakarta, Jumat (30/5).

Perokok Pasif

Meutia mengatakan, saat ini 43 persen anak-anak di Indonesia merupakan perokok pasif yang secara tidak langsung ikut terancam bahaya rokok sekalipun tidak merokok. Dalam rokok, kata Meutia, terkandung zat-zat berbahaya yang dapat merusak kesehatan, bahkan hingga mengancam jiwa yang berakibat fatal pada kematian.

"Usia perokok dini di Indonesia berkisar pada usia 7-9 tahun bahkan 5 tahun pada sejumlah masyarakat adat," katanya seperti dilansir Antara.

Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia (Komnas PA) mendesak agar pemerintah segera membatasi segala bentuk iklan industri rokok demi masa depan generasi penerus yang sehat dan terbebas dari tembakau.

"Rokok adalah pintu gerbang narkoba, karena rokok itu sendiri juga sudah narkoba, zat yang adiktif dan sangat beracun," kata Seto Mulyadi., Ketua Umum Komnas PA.

Lebih lanjut Seto mengatakan, Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang belum meratifikasi Konvensi Pengendalian Tembakau dan tidak melarang iklan rokok hadir di ruang publik.

Berdasarkan hasil penelitian Dampak Iklan Rokok dan Kegiatan yang Disponsori oleh Industri Rokok terhadap Aspek Kognitif, Afektif, dan Perilaku Merokok Remaja yang dilakukan oleh Komisi Nasional Perlindungan Anak dan Universitas Muhammadiyah, ditemukan data sebanyak 86,7 persen anak-anak di Jakarta melihat iklan rokok di luar ruang, dan 99,7 persen melihat iklan rokok di televisi.

Penelitian itu juga mencatat sekitar 1.500 acara musik, olahraga, kebudayaan, dan keagamaan disponsori oleh industri rokok selama 10 bulan terakhir. Sementara di televisi, terdapat sekitar 3.000 acara yang disponsori rokok yang disiarkan selama 10 bulan. [RBW/E-7]

http://www.suarapembaruan.com/News/2008/05/31/index.html

30 Mei 2008

Wiranto Ogah Hentikan Iklan - Bukan Kampanye Negatif dan Bukan Kampanye Hitam

Jawa Pos Sabtu, 31 Mei 2008 - Berkali-kali diprotes kubu istana karena iklannya dianggap memojokkan presiden, Wiranto tetap bergeming. Bahkan, dengan percaya diri, mantan panglima TNI itu menyebut iklannya identik dengan demonstrasi.

''Cuma ini lebih elegan. Sama sekali tak merusak hak-hak individu lainnya,'' kata Ketua Umum Partai Hanura Wiranto di press room DPR kemarin (30/5).

Dalam diskusi bertajuk Efektivitas Pencitraan Melalui Iklan itu, turut hadir Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng, Ketua Pansus RUU Pilpres Ferry Mursydan Baldan, Ketua Fraksi PKS Mahfudz Siddiq, dan pakar komunikasi politik Universitas Indonesia Effendy Ghozali.

Wiranto menyampaikan, dirinya langsung memutuskan untuk membuat iklan setelah Presiden SBY tetap menyetujui kenaikan harga BBM. ''Pakai iklan supaya message�-nya (pesannya, Red) bisa cepat sampai ke Pak SBY,'' ujarnya. Dia juga menolak bila iklannya dituding tidak etis dan menggunakan data-data yang tidak benar.

''Saya sudah pakai bahasa yang sangat halus,'' tambahnya. Bahkan, lanjut mantan capres Golkar 2004 itu, pernyataan Presiden SBY untuk tidak menaikkan harga BBM juga dikutip dari situs resmi pemerintah, yaitu www.presidensby.info atau www.presidenri.go.id.

Proses download artikel yang berjudul Pemerintah Tidak Akan Menaikkan Harga BBM dilakukan pada 21 Mei 2008. Hanya berselang dua hari kemudian, kata Wiranto, judul artikel yang sama, ternyata, sudah diganti menjadi Melonjaknya Harga Minyak Dunia, Pemerintah Terus Mencari Solusi Terbaik. ''Kalau begitu, siapa sebenarnya yang tidak etis,'' sindirnya.

Menurut Wiranto, iklannya bukan kampanye negatif, juga bukan kampanye hitam terhadap Presiden SBY. Itu hanya kampanye yang sifatnya menyerang dan diperbolehkan dalam demokrasi.

''Saya tidak akan berhenti beriklan untuk mengingatkan pemerintah mana pun, termasuk SBY, ketika komunikasi pemerintah dan rakyat terputus. Jadi, terimalah kritik yang tampil dengan cara dan bentuk apa pun,'' tegasnya.

Sementara itu, Andi Mallarangeng bersikeras bahwa iklan Wiranto yang menyebut presiden berjanji tidak akan menaikkan harga BBM menggunakan data yang salah. ''Kami sudah melihat semua arsip, tidak ada janji-janji itu,'' ujarnya.

Lagi pula, lanjut dia, tidak fair hanya mengutip judul tanpa memperhatikan kutipan langsung Presiden SBY yang terdapat di situs resmi pemerintah. ''Iklan juga harus menggunakan kaidah jurnalistik,'' kata Ketua Departemen SDM DPP Partai Demokrat itu. (pri/dyn/mk)

Yuni Shara: Saya Ini Bodoh atau Sabar? - Yuni dan Henry Siahaan Bicara soal Perceraian


JP Sabtu, 31 Mei 2008 - Untuk meluruskan simpang siur berita yang beredar, Yuni Shara dan Henry Siahaan angkat bicara soal rencana perceraian mereka. Yuni membantah selentingan yang menyebut gugatan yang dia layangkan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 21 Mei lalu didasari faktor ekonomi atau perbedaan agama.

"Selama ini, kami sama sekali nggak pernah ribut soal agama. Justru itu yang kami banggakan dari keluarga ini. Agama nggak jadi soal," terang Henry saat mengadakan jumpa pers di rumahnya, kawasan Kemang, Jakarta Selatan, kemarin (30/5). "Ada yang bilang (perceraian, Red), ini karena masalah keuangan, itu bukan gue banget," tambah Yuni yang duduk bersebelahan dengan Henry.

Pada kesempatan tersebut, baik Yuni maupun Henry tidak memaparkan secara gamblang pemicu utama perpecahan rumah tangga mereka. Keduanya hanya menjelaskan bahwa perceraian itu merupakan langkah yang sudah disepakati bersama. "Kami sudah bicarakan sebelumnya. Kami yakin, perceraian ini terbaik untuk sementara, supaya ke depan lebih baik," kata Henry.

Menurut Yuni, perceraian hanyalah perubahan status hubungannya dengan Henry. Nanti, mereka berkomitmen tetap bersama-sama membesarkan kedua anaknya, Cavin Obrient Salomo Siahaan, 5, dan Cello Obient Siahaan, 3.

"Kalau kami bilang ke anak-anak kami berpisah, mereka nggak akan ngerti. Tapi, kalau papanya nggak nongol sebulan berturut-turut, pasti dia akan sakit dan nangis," ucap Henry. "Hanya status saja. Di hadapan anak-anak, kami akan selalu ada," timpal Yuni.

Selama ini, Yuni dikenal sebagai sosok wanita yang sangat sabar. Beberapa kali rumah tangganya dihampiri isu perceraian. Tapi, kakak kandung penyanyi Krisdayanti itu selalu bisa menangkis kabar tersebut dengan senyuman dan kemesraan yang ditunjukkan bersama Henry.

Namun, kali ini Yuni mengaku sudah sampai pada ujung kesabarannya. "Saya sadar, saya manusia juga. Saya sampai nggak ngerti, selama ini saya bodoh atau sabar. Saya pikir, kalaupun saya bodoh, tapi itu baik buat keluarga, nggak masalah," ungkapnya.

Henry sadar bahwa sebagai suami, dirinya masih jauh sempurna. Di hadapan wartawan, dia pun sempat mengakui dosa-dosanya terhadap Yuni. "Saya memang tidak pernah memperhatikan istri saya dengan baik. Saya tidak pernah mencurahkan kasih sayang saya sebagaimana mestinya," ucap mantan suami Nur Afni Octavia tersebut.

Yuni berencana, sambil mengikuti proses sidang cerainya, Juli mendatang dirinya akan angkat kaki dari rumah di Kemang. Dia bakal membawa Cavin dan Cello pindah ke rumah yang baru. Kendati terpisah jarak, Yuni berjanji akan selalu membuka pintu buat Henry untuk menemui anak-anaknya. (rie/tia)

"Jalan Tol" dari Operator Telekomunikasi

AW Subarkah

Menjelajah internet ke depan benar-benar akan semakin hidup, konten video akan semakin menjadi daya tarik yang tidak ada habisnya. Namun, semua itu bisa berjalan apabila bandwidth atau lebar pita frekuensi yang dibutuhkan untuk melewatkan konten video ke terminal pengguna bisa terpenuhi.

Perangkat terminal, mulai ponsel sampai komputer PC yang canggih sekalipun, tidak akan berdaya ketika koneksi ke jaringan internet terhambat. Penyumbatan ini bisa bersifat relatif, karena bandwidth atau saluran yang tersedia kecil, atau berkas yang diakses besar yang membuat bandwidth normal pun menjadi cukup sulit untuk dilewati.

Sementara kecenderungannya aplikasi yang kompleks akan semakin besar ukuran byte-nya. Misalnya, sekarang yang menjadi tren bagi internet adalah aplikasi video, apakah itu video streaming atau broadcasting seperti televisi internet, IPTV, mobile TV, sampai untuk kebutuhan hiburan seperti tayangan video on demand atau video berbayar berkualitas tinggi HDTV.

Seperti pada situs berita Kompas.com, sebuah halaman web versi baru dari KCM yang baru diluncurkan kemarin malam sekaligus sudah menyertakan dua konten video. Selain Kompas TV, juga masih ada Seleb TV (seputar selebriti) dan Videoku yang merupakan cikal bakal televisi internet berupa konten video internet lokal dari negeri ini.

Keseriusan Kelompok Kompas-Gramedia mengurus situs online-nya juga mulai memperlihatkan hasil. Perusahaan itu mendapat Penghargaan Cakram (Cakram Award) dalam kategori perusahaan portal pengelola berita dan Selasa lalu kembali meraih penghargaan New Wave Marketing Award dari perusahaan konsultan pemasaran MarkPlus Inc yang menilai Kompas.com membangun relasi partisipatif dan kolaboratif dengan penggunanya.

Bisa diperkirakan dalam waktu yang tidak lama lagi kisah sukses seperti ini akan diikuti banyak situs lain, apalagi tidak perlu repot mengurus alokasi frekuensi seperti siaran TV swasta. Sebuah model baru yang sebenarnya bisa mengisi kelemahan yang ada pada sistem penyiaran TV konvensional. Lalu yang menjadi pertanyaan mampukah jaringan telekomunikasi (telko) di Indonesia memenuhi kebutuhan pengakses video?

Jaringan baru

Kondisi saat ini, baik operator telko maupun penyedia layanan internet, sedang (sebagian di antaranya sudah terbentuk) membangun jaringan internasional melalui kabel optik dasar laut. Bisa jadi tahun 2008 dan 2009 merupakan tahun penting bagi perubahan infrastruktur jaringan informatika di Indonesia.

Jaringan serat optik sekarang sudah menjadi tumpuan bagi infrastruktur utama yang berada di belakang kelancaran arus informasi di negeri ini. Sementara di jaringan paling depan para operator telko juga sudah mengembangkan koneksi pita lebar (broadband) HSDPA (high-speed downlink packet access) atau teknologi akses nirkabel generasi 3.5G.

"Yang membuat rakus bandwidth sekarang ini adalah internet, terutama aplikasi video. Jika dahulu satu saluran komunikasi suara hanya memerlukan bandwidth 64 kilobit per detik (kbps), maka untuk tayangan gambar bergerak di internet setelah dikompres sedemikian rupa paling sedikit membutuhkan 2 megabit per detik (Mbps) atau 2.000 kbps. Tentu untuk kualitas yang lebih bagus akan lebih tinggi, bisa sampai 8 Mbps," kata Prastowo M Wibowo, Group Head FTM Network Planning & Engineering Indosat, dalam percakapan dengan Kompas, Senin (26/5) lalu.

Pada generasi awal HSDPA yang bisa menarik berkas idealnya bisa sampai 3,6 Mbps dan uplink hingga 384 kbps. Bahkan untuk kondisi seperti di negeri ini sudah tergelar jaringan HSPA (evolusi HSDPA) yang men-download hingga 14,4 Mbps dan mengirim (uplink) sampai 1,4 Mbps. Sedangkan vendor TI memperkenalkan apa yang disebut dengan WiMAX, cikal bakal teknologi akses nirkabel generasi keempat (4G).

Layanan HSDPA atau 3.5G Indosat sekarang telah menjangkau 25 kota, antara lain Jakarta, Depok, Cikampek, Cikarang, Cilegon, Tangerang, Bekasi, Bogor, Surabaya, Bandung, Semarang, Jepara, Kudus, Salatiga, Cepu, Magelang, Cilacap, Yogyakarta, Denpasar, Batam, Medan, Aceh, Balikpapan, Makassar, dan Samarinda. Pada akhir kuartal III-2008 akan bertambah 8 kota lagi, dengan pertumbuhan pelanggan yang cukup signifikan di kota-kota tersebut. Untuk HSPA sekarang masih terkonsentrasi di Jabodetabek dan Surabaya.

"Ke depan teknologi mobile ini akan lebih menarik lagi, tidak berhenti sampai di sini saja," kata Iman Hirawadi, Senior Manager Technical Business Development Wireless Networks PT Alcatel-Lucent Indonesia dalam kesempatan berbeda pekan lalu. Kecepatan yang semakin dan terjadinya konvergensi dalam komunikasi IP memunculkan aplikasi-aplikasi baru yang tidak terbayangkan sebelumnya.

Iman memperlihatkan sudah lebih dari 220 operator di dunia ini yang memberikan layanan video mobile, 110 di antaranya siaran langsung. Layanan broadcast seperti di Korea (TU Media), Italia (Tre), Jepang, termasuk aktivitas di kawasan regional seperti Malaysia (MiTV dan Maxis), Singapura (M1 dan Mediacorp), Filipina (Smart dan Globe), dan bahkan Vietnam (VTC).

Dari pengamatan Kompas, konvergensi terutama berawal dari jaringan, operator telko mulai menyempurnakan jaringan berbasis IP. Hal ini akan mendorong konten yang biasa dijalankan di internet melalui PC atau notebook bisa juga diakses melalui ponsel yang kecil. Sebut saja yang atraktif mendatang adalah IPTV dan mobile TV. Ini akan menjadi cara baru bagi penikmat TV masa depan dan sekarang yang sedang bergulir adalah e-mail. E-mail Yahoo.com sudah bisa diakses menggunakan ponsel atau mengakses situs web yang berat dari ponsel melalui mesin pencari Google.

Terbuka peluang-peluang baru, sebuah perusahaan pengembang pesan bergerak. Funambol menyebutkan, saat ini sudah lebih dari dua miliar e-mail account di seluruh dunia ini, tetapi masih kurang dari 2 persen yang memanfaatkan akses e-mail melalui ponsel. Tidak heran jika seperti Yahoo sangat berkepentingan sekali mengakses kotak surat di situs Yahoo bisa dilakukan melalui PC atau notebook dan ponsel yang dilengkapi kapasitas browsing internet dengan cara sama, hanya tampilan yang berbeda.

Kemungkinan dengan membaca arah perkembangan teknologi ini, Indosat mengambil keputusan membangun bandwidth, baik lokal maupun internasional, baru yang mampu mendukung kecepatan broadband dengan menggelar jaringan serat optik baru bernama Jakabare. Selain melengkapi kapasitas jaringan di dalam negeri, juga bisa bersaing dengan dua operator telko besar lain seperti PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) dan PT Excelcomindo Pratama (XL).

Jaringan baru

Rancangan awalnya memang meletakkan hubungan internasionalnya di Singapura dan pada saat beroperasi Juni tahun depan kapasitas bandwidth internasional Indosat tidak kurang dari 160 gigabit per detik (Gbps). Bahkan dengan kabel optis yang sama kapasitas bisa ditingkatkan menjadi 1,28 terabit per detik (Tbps) atau 1.280 Gbps.

Kondisi ini diharapkan bisa mempertahankan reputasi Indosat sebagai operator dengan jaringan optik kabel laut terbesar, sekalipun kapasitasnya sekarang masih sekitar 12 Mbps.

Sekitar separuh kapasitas digunakan sendiri dan sisanya disewakan kepada pihak lain, termasuk operator yang membutuhkan.

Pada awalnya jaringan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Indosat sekitar tahun 1980 masih berupa kabel tembaga koaksial dengan kapasitas 460 saluran untuk mendukung sistem SLI atau sekitar 460 x 64 kbps. Baru sekitar awal tahun 1990 menggunakan SKKL serat optik, baik menuju utara dan timur ke Jepang atau China untuk menuju Amerika Serikat, ke barat melalui Selat Malaka ke Eropa melalui India. Kemudian ke selatan dari Jakarta melalui Selat Sunda ke Australia.

Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Jakabare (Jawa-Kalimantan-Batam-Singapura) sepanjang 1.330 kilometer akan menghubungkan Indonesia dengan Singapura. Jakabare diharapkan selesai pada semester I-2009 dengan kapasitas 160 hingga 640 Gbps untuk mengantisipasi pertumbuhan pasar layanan komunikasi data dan internet di Indonesia.

Proyek ini dikerjakan bersama vendor jaringan NEC Corporation, akan memiliki empat lokasi pendaratan di setiap pulau, antara lain Tanjung Pakis (Krawang, Jawa Barat), Sungai Kakap (Pontianak, Kalimantan Barat), Tanjung Bemban (Batam), dan Changi (Singapura).

"Selanjutnya dari Singapura kita bisa memilih jaringan internasional apa saja, dengan persaingan yang semakin ketat seperti sekarang kami perhitungkan akan bisa mendapatkan harga yang lebih murah," kata Prastowo yang diampingi asistennya, Masyudin.

Strategi Indosat ini berbeda dengan kompetitornya. Dengan cara ini Indosat bisa lebih memfokuskan pembangunan jaringan di dalam negeri. Dalam hal ini belum memperhitungkan kapasitas jaringan Palapa Ring timur yang dikerjakan bersama-sama dengan operator besar lain, seperti Telkom dan XL.

Sementara Telkom melalui konsorsium kabel laut AAG (Asia-America Gateway) akan meningkatkan kapasitas bandwidth internasionalnya menjadi 40 Gbps atau 15 kali lipat dari yang ada sekarang. Koneksi internasional ini menghubungkan Indonesia langsung ke Amerika Serikat melalui Malaysia, Hongkong, dan Guam.

Sedangkan XL juga sudah membangun jaringan dari Batam ke Rengit-Johor, Malaysia, melalui proyek bernama Batam Rengit Cable System (BRCS) sepanjang 63 kilometer. Di Malaysia akan bergabung dengan jaringan induknya, Telecom Malaysia, yang merupakan pemimpin konsorsium AAG. Kapasitas 48 core, yang setiap satu pasang kabel masing-masing dengan 2 core) memiliki kapasitas awal 10 Gbps. Dengan teknologi terbaru DWDM, satu pair kabel dapat di-upgrade hingga terabit per detik.

Saat ini XL sudah memiliki koneksi internasional melalui radio link ke Batam-Singapura 2 STM-1 (setara dengan 2 x 64 Mbps) dan Batam-Johor 4 STM-1 (setara 4 x 64 Mbps).

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/05/30/02321364/jalan.tol.dari.operator.telekomunikasi