Tampilkan postingan dengan label news update. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label news update. Tampilkan semua postingan

07 Juli 2008

Televisi "Al Jazeera" dan Revolusi Media Arab

SP/Elly Burhaini Faizal - Lawrence Pintak

Revolusi besar sontak melanda media Arab setelah stasiun Televisi Al Jazeera diluncurkan pada 1996. Riak-riak efek pemunculan Al Jazeera dapat terlihat dari fenomena menjamurnya saluran-saluran satelit Arab yang bebas mengudara dan jumlahnya kini mencapai 300 lebih. Membeludaknya saluran-saluran satelit Arab terjadi di tengah meningkatnya kebebasan bagi jurnalis-jurnalis cetak di seantero kawasan, serta di sela-sela meningkatnya blogger-blogger yang membuka jalan bagi format reportase lebih agresif yang terbilang baru.

"Namun, kebebasan belum sepenuhnya dimiliki oleh jurnalis Arab," ungkap Lawrence Pintak, Direktur Kamal Adham Center for Journalism Training and Research, dalam diskusi "The Al-Jazeera Effect: Media and Political Change" yang diselenggarakan Program Kajian Wilayah Amerika (PKWA) Universitas Indonesia, Kamis (3/7). Di tengah bangkitnya kebebasan pers di Timur Tengah, organisasi-organisasi berita tetap punya "garis merah" seputar subjek-subjek yang terlarang. Misalnya, terkait kebijakan luar negeri bagi Qatar untuk Al Jazeera, rambu-rambu pemberitaan agama dan terorisme di dalam Arab Saudi bagi saluran berita Arab besar lainnya, yakni Al Arabiya, maupun aturan bagi media domestik di kebanyakan negara Arab ketika menyiarkan suksesi politik.

Lawrence Pintak mengungkapkan, sejak awal era pascakolonial di Timur Tengah, media Arab cenderung menjadi "corong" bagi mereka yang berada di kursi kekuasaan. "Bagi para jurnalis, biasanya pemerintah yang menentukan apa yang tidak benar," kata Pintak, yang juga Fulbright Visiting Specialist. Kebenaran masih belum bisa dijadikan patokan, kendati angin kebebasan mulai berembus di kawasan. "Kami punya self censorship sendiri," tutur Pintak menirukan penuturan seorang reporter surat kabar yang berpusat di Uni Emirat Arab, ketika diwawancarai untuk sebuah survei yang dipublikasikannya pada 2008. Menurut Pintak, jurnalis itu mengaku punya alasan untuk bersikap berhati-hati. Pasalnya, ia pernah diseret ke pengadilan tiga kali. Padahal, hanya kisah berita lokal sangat sederhana yang ditulisnya. Tetapi, ia harus diseret ke pengadilan. Semua yang dialami membuat ia lebih santun tidak ubahnya seorang kanak-kanak yang memang seharusnya bersikap santun.

Tidak terbayangkan apa dampak yang harus dipikul jika yang diberitakan adalah berbagai masalah politik, problem-problem politik, maupun berbagai ide tentang terorisme, masalah-masalah militer, atau tentang isu keamanan, yang semua itu tergolong masalah-masalah yang dapat benar-benar menempatkan jurnalis pada kasus-kasus serius. Dampak itu, menurut Pintak, setidaknya dapat ditemukan di penjara-penjara dari Maroko hingga Yaman, serta dalam berbagai kasus pelecehan, pemerasan, dan pembunuhan para jurnalis di seantero kawasan. "Banyak teman jurnalis saya yang dibunuh atau dipenjarakan," ujarnya.

Perubahan

Dalam survei yang dilakukan Pintak, bekerja sama dengan koleganya, Jeremy Ginges, terungkap bahwa media Arab tengah mengalami perubahan. Survei dilakukan untuk mengkaji faktor-faktor yang membentuk pendekatan para jurnalis tersebut terhadap misi jurnalisme Arab di Timur Tengah pascaserangan 11 September 2001. Memang, organisasi-organisasi berita Arab moderen maupun negara Arab moderen dilahirkan dari sisa-sisa Kekaisaran Ottoman. Mengacu sejarahnya, media Arab merupakan kendaraan untuk menyebarluaskan nasionalisme Arab, kebudayaan Arab, maupun bahasa Arab itu sendiri. Tetapi, kesetiaan utama sebagian besar jurnalis-jurnalis Arab ketika itu masih tertuju pada negara bangsa secara individual, dan bukan pada bangsa Arab secara keseluruhan. Selain itu, misi utama mereka adalah untuk mendukung status quo.

Sikap media-media Arab yang semacam itu boleh dibilang sekarang tengah mengalami pergeseran. Dalam survei yang dilakukan Pintak dan Ginges, terungkap bahwa jurnalis-jurnalis Arab pada penghujung abad ke-21 cenderung memandang misi mereka sebagai motor perubahan sosial dan politik di Timur Tengah dan Afrika Utara. Mereka mengidentifikasikan diri lebih dekat dengan kawasan pan-Arab dan dunia Muslim secara lebih meluas, serta tidak lagi sekadar dengan sebuah negara bangsa secara individual.

Media Arab, dapat disimpulkan, kini cenderung melihat reformasi politik, hak asasi manusia (HAM), kemiskinan, serta pendidikan, sebagai isu-isu paling penting yang dihadapi di kawasan. Ketika memproteksi masyarakat Arab, kebudayaan Arab, serta agama di kawasan itu, media Arab juga sudah tidak lagi secara terang-terangan bersikap anti-Amerika.

"Media Arab kini menempatkan diri sebagai agen perubahan," tegas Pintak. Al Jazeera, misalnya, punya tekad mendukung hak perorangan untuk memperoleh informasi serta memperkuat nilai-nilai toleransi, demokrasi, dan respek pada kebebasan serta penegakan HAM.

Mayoritas jurnalis Arab, yang disurvei Pintak dan Ginges, yakin bahwa mendorong reformasi politik adalah prioritas utama. Para jurnalis Arab juga dinilai tengah memainkan peranan untuk mendorong misi perubahan yang sedang bergulir, termasuk menggunakan berita bagi kepentingan sosial serta bertindak sebagai suara bagi kaum miskin. Hal ini di sisi lain juga harus dipahami dalam konteks peran sejarah media berita Arab.

Jika diamati, media di Arab cuma dipakai sebagai alat negara. Berita, atau lebih tepatnya, informasi dan propaganda, dipakai bagi kepentingan "bangsa dan negara", sebuah konsep abstrak yang kerapkali bertabrakan dengan kepentingan umum.

Ketimbang menggunakan berita mereka untuk kepentingan sosial, para jurnalis di Arab dulu kerap bekerja semata-mata untuk mempromosikan "keberhasilan-keberhasilan negara". Media Arab, dalam posisi itu, dipakai sebagai suara pemerintah di sejumlah negara, di mana rakyat kebanyakan, khususnya kaum miskin, tidak punya suara. Tetapi, sekali lagi, kecenderungan semacam itu sudah semakin berubah. [SP/Elly Burhaini Faizal]

http://www.suarapembaruan.com/News/2008/07/07/index.html

05 Juli 2008

Sekeluarga Dibunuh di Bekasi - Gara-gara Dilarang Nonton TV

[BEKASI] Tri Widyo Murdani (25), tersangka pembunuhan terhadap satu keluarga di Jl Mayor Umar, Kampung Utan RT 3 RW 2, Kelurahan Jaka Setia, Kota Bekasi Jumat (4/7) siang, mengaku melakukan perbuatan kejinya karena dilarang menonton TV oleh Heru Cahyo (52), kepala keluarga yang menjadi korban.

Pengakuan itu disampaikan Tri saat diperiksa di Mapolrestro Kota Bekasi, Jumat malam. Hingga berita ini diturunkan, Tri masih menjalani pemeriksaan lanjutan.

"Motif pembunuhan karena pelaku sakit hati dilarang nonton televisi. Tri Widyo telah ditetapkan sebagai tersangka dan telah mengakui perbuatannya," ujar Kapolrestro Kota Bekasi Kombes Mas Guntur Laope kepada wartawan, Sabtu (5/7) pagi.

Dikatakan Kapolres, tersangka merasa tersinggung atas semua perkataan tidak enak oleh korban beberapa hari sebelum peristiwa pembunuhan itu. Dia akhirnya nekat melakukan perbuatan sadis itu. Tri sudah menyiapkan sebilah pisau untuk melaksanakan aksinya. Akibat perbuatannya, tersangka dijerat dengan pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman minimal 15 tahun penjara.

Tiga orang menjadi korban tewas dalam aksi sadis Tri. Seluruhnya adalah satu keluarga. Mereka ditemukan tewas terbunuh dekat kamar mandi. Pembunuhan itu terjadi sekitar pukul 16.30 WIB dan diketahui dua jam kemudian. Ketiga korban yakni Heru Cahyo (52) Tanti (45) serta anak bungsu pasangan suami isteri itu, Nada Alfatiha (11).
Pembunuhan pertama kali diketahui Teguh (25), anak pertama keluarga korban pembantaian yang baru saja pulang bekerja. Teguh yang saat itu tiba di rumah curiga melihat pintu rumah dan garasi mobil terkunci serta lampu teras dan lampu ruang tengah rumah padam. Berulang kali pintu diketuk namun tidak ada sahutan.

Penasaran dengan hal itu, Teguh yang merupakan karyawan PT Yakult segera mengambil ponsel pribadinya dengan tujuan menelepon rumah. Cara itu pun tetap tidak berhasil karena tidak ada orang di rumah yang ditempatinya sejak dua setengah tahun itu memberi jawaban.
Teguh lantas pergi ke rumah H Salim (72), tetangganya, untuk bertanya kemana orang tuanya pergi. "Teguh mengambil kunci cadangan garasi yang berada di atas pintu," ujar Salim.

Sesaat setelah membuka pintu garasi, lanjutnya, Teguh berlari kembali rumah saya dan mengatakan ayahnya tewas bersimbah darah di depan pintu kamar mandi ruang tengah. Kemudian teguh berlari ke arah jalan raya untuk melapor ke polisi.

Menurut Teguh, imbuh Salim, di dalam rumah terlihat Tri Widyo Murdani (25), sahabatnya sewaktu SMA, sedang terduduk melihat jasad ayahnya. Pada jenazah Heru terdapat luka tusuk di perut dan leher. Sedangkan di jenazah Tanti dan Nada terdapat luka tusuk di perut.

Sementara itu, Kapolrestro Bekasi Kombes Mas Guntur Laope di lokasi kejadian mengatakan, Tri telah ditetapkan sebagai tersangka. "Mayat Tanti dan Nada berada di dalam kamar mandi, sementara Heru berada di pintu," katanya.

Pelaku membunuh dengan menggunakan pisau dapur. Pisau tersebut dibawanya sejak dua hari lalu atau saat pelaku menginap di rumah keluarga Heru. [HTS/Y-4]

http://www.suarapembaruan.com/News/2008/07/05/index.html

Tentara Aniaya Wartawan

Sabtu, 05 Jul 2008 | 17:26 WIB - TEMPO Interaktif, Cirebon:Wartawan televisi swasta, Agus Suci Iswahyudi, dianiya oknum TNI Angkatan Laut Praka (Mar) Saprudin. Kejadian ini berlangsung Sabtu dini hari. Saat itu sejumlah wartawan diajak ikut operasi Pekat oleh Kepolisian Resor Indramayu ke sejumlah diskotek.

Saat memasuki sebuah diskotek di daerah Losarang, Indramayu, perlawanan sempat ditunjukkan seorang pengunjung. Pengunjung yaitu Praka (Mar) Saprudin, anggota Yon Howitzer 2 MEN ART Pasukan Marinir di Cilandak, Jakarta Selatan, marah karena melihat sorot kamera yang ditujukan kepada dirinya. Ia pun langsung menendang Agus.

Karena di tangan kiri dan kanannya memegang kamera dan lampu, Agus tidak bisa apa-apa. Ia tidak bisa menangkis tendangan Saprudin dan mengenai dadanya. Ia pun terjatuh. Agus mengeluh dadanya masih sakit hingga kini.

Pasi Intel Lanal II Cirebon, Kapten Dede Rukman, yang menerima laporan wartawan di POM AL berjanji akan menuntaskan kasus ini. "Kami berjanji akan menuntaskan kasus ini hingga tuntas," katanya.

Wadanyon Howitzer 2 MEN ART, Mayor Mar Jasiman Purba, secara pribadi meminta maaf atas tindakan anak buahnya. "Kami kami tindak setiap anak buah kami yang salah," katanya. Dia sempat meminta agar berita ini tidak disiarkan karena hanya merupakan perbuatan seorang oknum TNI AL. Berdasarkan informasi, ternyata keberadaan Saprudin di salah satu diskotek di Indramayu usai mengawal artis-artis yang dikontrak oleh PT Rokok Sampoerna.

Budi Santoso, perwakilan wartawan Cirebon menyayangkan kekerasan yang menimpa wartawan. "Ini merupakan peristiwa buruk bagi kebebasan pers," tandasnya. Ia meminta kepada setiap aparat untuk memahami kerja seorang jurnalis dan tidak bersikap arogan. Ivansyah

13 Juni 2008

Agustus, Televisi Bersama Indonesia-Malaysia

(12 Juni 2008) KERJASAMA Pemerintah Indonesia dan Malaysia dalam bidang komunkasi dan informasi yang dilakukan oleh Depkominfo dan Kementerian Penerangan Malaysia, antara lain bakal diwujudkan dalam bentuk pembuatan jaringan televisi bersama khusus untuk news tv channel.

Menkominfo Mohammad Nuh, menjanjikan Agustus 2008 mendatang sudah harus ada realisasinya. "Kita akan mengambil momentum Hari Kemerdekaan baik Indonesia maupun Malaysia di bulan Agustus. Mudah-mudahan pada Agsutus ini sudah ada realisasinya," katanya dalam jumpa pers bersama Menteri Penerangan Malaysia, Dato' Ahmad Shabery, di Jakarta, Kamis (12/6) siang.

Nuh mengungkapkan, sebagai negara serumpun, ada wacana dan keinginan untuk membuat televisi bersama dalam bentuk News TV Channel. Potensi penduduk hampir 300 juta jiwa serta penekanan terhadap berita aktual di kedua negara menjadi salah satu bahan pertimbangan.

Sementara Menteri Penerangan Malaysia, Dato' Ahmad Shabery, mengatakan, pihaknya akan menggunakan saluran yang sudah eksisting. "Penekannnya memang bagaimana kami sebagai negara bertetangga mendapatkan informasi tentang Indonesia dari Indonesia sendiri, demikian sebaliknya. Bukan mendapatkan informasi Malaysia dari negara lain, karena ini dikhawatirkan akan bias," katanya.

Selain kerjasama itu, disinggung pula beberapa bentuk kerjasama spesifik di bidang kewartawanan antar lembaga profesi, PWI dengan Persatuan Wartawan Melayu Malysia (PWMM). (kem)
http://www.depkominfo.go.id/

12 Juni 2008

'Pers Harus Kembangkan Jurnalisme Damai'

Jurnalisme damai memberikan tidak hanya peristiwa tapi solusi

Pemerintah melalui Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) mengharapkan pers nasional ke depan mengembangkan jurnalisme damai (peace journalism) dalam memberitakan berbagai peristiwa yang terjadi di Tanah Air.

''Sebaiknya, pers nasional jangan hanya mengembangkan war journalism, seperti peristiwa kekerasan atau bentrokan antarmassa,'' kata Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Media Massa, Henry Subiakto, dalam diskusi '10 Tahun Pers Mengawal Reformasi' yang diselenggarakan PWI Jaya di Jakarta, Kamis (12/6).

Selain Henry, pembicara lain dalam diskusi tersebut adalah Ketua Komisi I DPR RI, Theo L Sambuaga, Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Tarman Azzam, dan Ketua Dewan Pers, Ichlasul Amal. Hadir pula dalam acara itu Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, serta sejumlah aktivis pers, seperti Asro Kamal Rokan, Parni Hadi, dan Ja'far Assegaf.

Menurut Henry, war journalism atau jurnalisme perang cenderung membesar-besarkan arena konflik dan efek kekerasan yang tampak, sehingga dikhawatirkan akan memunculkan semangat saling bermusuhan. Sedangkan jurnalisme damai, katanya, berupaya memetakan konflik untuk memunculkan solusi, bukan hanya terfokus di arena konflik.

Prinsip jurnalisme damai, lanjutnya, cenderung menonjolkan efek yang tidak tampak, seperti penderitaan kemanusiaan, trauma psikologis korban, penderitaan kemanusiaan, dan hilangnya masa depan. Prinsip jurnalisme damai, lanjut dia, berupaya mengungkapkan fakta secara lengkap dan memetakan konflik untuk memunculkan solusi, bukan hanya terfokus pada arena konflik.

Sementara itu, Ketua Dewan Pers Ichlasul Amal mengatakan, jurnalisme damai agak sulit dikembangkan karena pada umumnya pemberitaan media massa cenderung untuk memenuhi kebutuhan pelanggan atau pembaca. ''Saya khawatir jika 'peace journalism' ini diterapkan, akan banyak media massa yang mati karena memang yang disukai masyarakat saat ini adalah berita-berita yang 'war journalism','' katanya.

Sedangkan, Ketua Komisi I DPR, Theo Sambuaga, mengingatkan media massa untuk tidak memuat berita atau informasi yang memicu kekerasan, disintegrasi bangsa, menyesatkan, dan membodohi masyarakat. Di sisi lain, Theo juga meminta agar kalangan pers siap menghadapi tuntutan hukum bila terjadi dugaan pelanggaran hukum sesuai aturan UU No 40 Tahun 1999 tentang Pers.

Dari Palembang dilaporkan, Dewan Pers mengungkap upaya mewujudkan kerja sama dengan Polri dalam rangka memberikan perlindungan hukum terhadap wartawan, masih belum bisa diwujudkan. Anggota Dewan Pers, Wikrama I Abidin, pada acara 'Peliputan Pilkada bagi Jurnalis' di Palembang, Kamis (12/6), mengungkapkan sudah beberapa kali mempertanyakan realisasi nasib kerja sama tersebut ke Kapolri, namun belum direspons. ''Kesepakatan dengan Kapolri Jenderal Sutanto telah dilakukan pada November 2007, namun sampai saat ini belum ada tindak lanjutnya,'' katanya.

Wakil Ketua Dewan Pers, Leo Batubara, meminta kepada jurnalis tetap berani melakukan tugas-tugasnya sepanjang itu menyangkut kebenaran. ''Jangan takut wartawan untuk menulisnya.'' Leo Batubara juga memperingatkan bahwa aparat hukum di Indonesia masih menganggap semua masalah hukum harus diselesaikan lewat KUHP. oed/ant

http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=337479&kat_id=6

Kebebasan Pers Percepat Demokratisasi

Tashkent - Seminar internasional di Tashkent, Uzbekistan, Rabu (11/6), mengangkat tema tentang kebebasan pers dalam masyarakat demokrasi. Gagasan yang mengemuka adalah kebebasan pers dapat mempercepat perkembangan masyarakat menjadi komunitas yang lebih modern. Modernitas itu dicirikan dengan semakin menurunnya sikap otoriter dan berkembangnya demokrasi. Pada ranah ekonomi, hal itu ditunjukkan dengan berkembangnya kapitalisme serta ekonomi pasar.

"Secara umum, kita dapat menamakannya pluralisme serta keterbukaan publik," ungkap Direktur Jenderal Bidang Perencanaan Internasional dan Penyiaran Kantor Berita Jepang NHK Toshiyuki Sato.

Di depan peserta seminar itu, Toshiyuki mengatakan, kebebasan pers memiliki peran sebagai stabilisator dalam masyarakat demokratis. Media yang memiliki peran pengontrol dalam masyarakatnya bertanggung jawab untuk mengkritik pemerintah yang cenderung koruptif atau menentang perkembangan demokrasi itu sendiri.

Terbuka pada kritik

Dengan peran itu, tutur Toshiyuki, media massa mampu mendewasakan masyarakat yang dilayaninya. Untuk itu, semakin hari media massa, termasuk wartawannya, harus bersikap imparsial dan independen. Di sisi lain, intervensi pemerintah terhadap media harus diminimalkan.

"Untuk itu, media harus selalu terbuka terhadap kritik dan siap bertanggung jawab atas apa yang diliputnya," lanjut Toshiyuki.

Pemimpin Umum The Korea Post Lee Kyung Sik menambahkan, berbagai bentuk media makin berkembang dengan hadirnya internet dan telepon genggam. "Setiap orang saat ini dapat menjadi wartawan. Mereka dapat melaporkan apa yang mereka lihat dan alami serta membagikan berita melalui internet dan telepon genggam," kata Lee.

Kehadiran dua media itu akan mengubah wajah dunia. Tak ada lagi batas dan nyaris tidak tersensor. Aktivitas jurnalisme di masa depan akan semakin berkembang, ditambah kian terbukanya akses masyarakat terhadap informasi.

Namun, Direktur Pusat Nasional Hak Asasi Manusia Republik Uzbekistan A Saidov mengatakan, perubahan dan kebebasan pers penting untuk membangun demokrasi. Akan tetapi, perubahan itu sebaiknya disikapi dengan dewasa.

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/06/13/00464467/kebebasan.pers.percepat.demokratisasi

10 Juni 2008

Jufri, Karya Pertanian di Frekuensi Radio

Agnes Rita Sulistyawaty

Tak ada latar belakang pertanian dalam hidup Jufri Nazaruddin (46). Dorongan untuk perubahanlah yang membuat Jufri bersemangat menjalankan radio komunitas berbasis informasi pertanian sekitar tiga tahun terakhir.

Ketika merintis radio Agro FM 107,7 MHz di Kecamatan IV Angkek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Jufri sedang mengelola radio pendidikan, Tiramita FM. Namun, keprihatinan melihat kondisi petani di sekitar tempat tinggalnya membuat pria tamatan IAIN Imam Bonjol, Bukittinggi, ini, bersama Forum Komunitas Peduli Petani, menerima tawaran mendirikan Agro FM. Setahun kemudian, ia rela Tiramita FM tutup demi berkonsentrasi pada Agro FM.

Jufri berusaha merealisasikan radio yang akan memberikan informasi tentang pertanian kepada pendengarnya. Dengan dana utama dari kantong sendiri, ditambah sedikit tambahan dari kawan-kawan, ia membeli pemancar bekas Rp 2,5 juta dan sebuah tower sementara.

"Peralatan selebihnya dibeli bertahap setelah radio mulai mengudara, 31 Juli 2005," tutur Jufri yang menjadi salah satu penyiar acara petang hingga malam di Agro FM, selain tiga penyiar lain dan dua pegawai administrasi.

Tiga tahun setelah berdiri, radio ini baru mempunyai dua komputer, belum ada internet. Materi siaran diambil dari koran lokal dan sejumlah majalah pertanian. Banyak membaca buku pertanian, berdiskusi dengan pakar pertanian, serta mencoba bertani sendiri dilakukan Jufri untuk menambah pengetahuannya seputar pertanian.

Studio radio menempati sebuah sudut ruangan di kantor Pasar Agropolitan Agam, yang belum beroperasi sebagai pasar. "Kami diberi kesempatan Pemkab (Pemerintah Kabupaten) Agam untuk menempati pasar ini, sampai punya ruangan sendiri," kata Jufri.

Sebuah ruangan difungsikan sebagai studio siaran. Ruangan lain dijadikan tempat produksi sekaligus kantor. Papan nama Agro FM diletakkan di luar gedung yang terletak di tepi jalan Bukittinggi-Payakumbuh itu.

Dibiayai sendiri

Biaya operasional radio selama dua tahun pertama berasal dari kantong Jufri. Gajinya sebagai guru honor di SMK Paramita, Bukittinggi, digunakan membiayai operasional radio yang minimal menghabiskan Rp 2 juta per bulan.

"Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumbar kemudian mengambil alih radio karena saya tak punya dana lagi untuk membiayai radio," tuturnya tentang biaya operasional yang dibantu Pemerintah Provinsi Sumbar, terutama untuk honor penyiar.

Meski berupa radio komunitas, Agro FM berizin prinsip dari Menteri Komunikasi dan Informatika. "Mungkin hanya kami, radio komunitas yang punya izin lengkap. Untuk mengurus izin itu, investasi alat tersendat 1,5 tahun," katanya tentang siaran radio yang bisa didengar di sejumlah tempat di empat kabupaten/kota di Sumatera Barat, yakni Agam, Bukittinggi, Tanah Datar, dan Payakumbuh.

Sejauh ini materi siaran masih menjadi tantangan yang dihadapi Jufri, terlebih karena dia tak punya latar belakang pertanian. Kedekatan dengan pemerintah serta berbagai kelompok pertanian membuat Jufri mendapatkan bantuan materi siaran pukul 07.00-23.00.

Lewat siaran radionya pula, petani maupun pedagang mengetahui pergerakan harga komoditas pertanian, setidaknya pergerakan harga komoditas pertanian di Pasar Raya Kota Padang, yang berjarak lebih dari 100 kilometer dari lokasi studio radio ini.

Dorongan lingkungan

Ada perbedaan tajam antara petani di kampung kelahiran Jufri dan petani di sekitar tempat tinggalnya kini. Di Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam, tempat kelahiran Jufri, petani hidup dengan berlimpah hasil. Lahan pertanian subur dan luas, memberikan kelebihan bagi petani. "Rata-rata petani bisa menjual beras setiap kali panen," ucapnya.

Tahun 1991, setelah pindah ke Kanagarian Panampang, Kecamatan IV Angkek, ia mendapati pemandangan berbeda. Petani di sekitar daerah ini hidup berkekurangan. Sawah mereka tak luas dan kondisi tanah kering. Begitu keringnya sehingga panen padi hanya dapat dilakukan sekali setahun. Mereka malah sering membawa hasil pertanian lain untuk ditukarkan dengan beras di pasar.

Keresahan atas situasi di sekitarnya itu mendorong Jufri melakukan perubahan. Bermodalkan keterampilan di dunia radio, dia bertekad memotori pendirian radio yang mengupas masalah pertanian, permasalahan yang dekat dengan kehidupan pendengar.

"Ketika awal mendirikan radio, saya berpikir radio ini harus ada manfaatnya," kata Jufri yang lewat siaran radionya berbagi model pertanian yang lebih baik. Dia ingin isi siaran bisa menjadi bahan pembelajaran bagi petani.

"Seorang pendengar pernah bercerita, dulu tanah miliknya tidak bisa ditanami. Tetapi, setelah mendengarkan siaran Agro FM, dia mulai memahami cara mengolah tanah. Sekarang, tanah itu sudah bisa ditanami," kata Jufri bersemangat.

Pendengar setia Agro FM, Wilmas, juga menyediakan lahan percontohan seluas 50 x 50 meter. Di lahan itulah Jufri membantu pembiayaan pertanian organik sesuai dengan materi yang disiarkan Agro FM. Upaya ini berhasil, maka sejumlah petani lalu belajar langsung cara bertani organik.

Ia juga mengusahakan temu darat dengan pendengar sekali sebulan, untuk berbagi pengetahuan seputar dunia pertanian. Temu darat ini dimulai dari inisiatif para petani yang kerap mendengarkan siaran Agro FM. Kadang, ia juga mendatangkan ahli pertanian, seperti para penyuluh pertanian dan aktivis pertanian.

Jufri sadar apa yang dilakukannya itu belum berarti banyak bagi kehidupan para petani. Apalagi mengubah kebiasaan bertani bukanlah perkara mudah. Tetapi, setidaknya, ia telah memulai....

Berawal sebagai Penyiar

Radio bukan dunia yang jauh dari Jufri. Sejak tahun 1979 dia menjadi penyiar di Radio Bimantara, Bukittinggi. Pria kelahiran Tilatang Kamang, 25 Juli 1962, ini kemudian berpindah sebagai penyiar di Radio JBS Bukittinggi pada 1981-1985.

Tahun 2002 dia mendirikan Radio Tiramita yang banyak menyiarkan masalah pendidikan. Setelah Agro FM berdiri tahun 2005, Radio Tiramita ditutup pada 2006 karena ia kesulitan mencari pengganti untuk mengelola radio.

Suami Yulismar (44) ini tidak mempunyai latar belakang pendidikan komunikasi. Jufri menamatkan pendidikan di SDN Koto Lawas, Madrasah Tsanawiyah Bukareh, Madrasah Aliyah Negeri Gulai Bancah Bukittinggi, dan Jurusan Syariah IAIN Imam Bonjol Bukittinggi. Ia lulus pada 1984.

Jufri pernah menjadi guru pada tahun 1991-2007 di sejumlah sekolah. Dia juga sempat menggeluti bisnis sablon untuk menambah penghasilan keluarga ketika masih menjadi guru.

Kedekatan dia dengan radio membuat Jufri dipercaya menjadi Ketua Radio Komunitas Sumatera Barat untuk periode 2004-2009. (ART)

http://cetak.kompas.com/sosok 11 juni 2008

31 Mei 2008

Depkominfo Akan Kulakan Bandwidth Internet 20 Gbps

Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) akan membeli borongan alias kulakan bandwidth Internet sebesar 20 Gbps. Bandwidth sebesar ini untuk memenuhi kebutuhan akses Internet seluruh instansi pemerintah.

Selanjutnya bandwidth akan diatur penggunaannya melalui program internet infrastructure sharing seperti pernah disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Muhammad Nuh pada IGOS Summit 2 di Jakarta, 27-28 Mei 2008. Ia mengatakan program tersebut ditempuh sebagai bentuk efisiensi sekaligus menertibkan manajemen bandwidth yang selama ini diatur masing-masing oleh instansi pemerintah.

"Kami sudah sampaikan ke Menko Perekonomian, dan sudah disetujui," katanya usai pencanangan kampus Universitas Surabaya sebagai i-campus, di Cito, Surabaya, Sabtu (31/5). Menurut dia, pada tahun 2008 ini, pihaknya sudah menganggarkan pembelian bandwidth sebesar lebih dari 20 gigabyte per second dengan sistem multiyears contract.

Artinya pembelian bandwidth dilakukan tidak hanya setahun-dua tahun namun untuk jangka waktu lebih panjang, sekitar 3-5 tahun ke depan. Muhammad Nuh optimis dengan kulakan bandwidth ini, bisa lebih hemat antara 20-30 pengeluaran. Selain itu, pengaturan sharing lebih mudah dan nantinya bandwidth akan dialokasikan ke instansi yang membutuhkan.

"Jadi, tidak perlu setiap instansi harus membayar lebih banyak untuk menaikkan bandwidthnya, cukup kita yang mengatur sesuai kebutuhan," katanya.(ANT)

http://www.kompas.com/index.php/read/xml/2008/06/01/00374832/depkominfo.akan.kulakan.bandwidth.internet.20.gbps

30 Mei 2008

"Jalan Tol" dari Operator Telekomunikasi

AW Subarkah

Menjelajah internet ke depan benar-benar akan semakin hidup, konten video akan semakin menjadi daya tarik yang tidak ada habisnya. Namun, semua itu bisa berjalan apabila bandwidth atau lebar pita frekuensi yang dibutuhkan untuk melewatkan konten video ke terminal pengguna bisa terpenuhi.

Perangkat terminal, mulai ponsel sampai komputer PC yang canggih sekalipun, tidak akan berdaya ketika koneksi ke jaringan internet terhambat. Penyumbatan ini bisa bersifat relatif, karena bandwidth atau saluran yang tersedia kecil, atau berkas yang diakses besar yang membuat bandwidth normal pun menjadi cukup sulit untuk dilewati.

Sementara kecenderungannya aplikasi yang kompleks akan semakin besar ukuran byte-nya. Misalnya, sekarang yang menjadi tren bagi internet adalah aplikasi video, apakah itu video streaming atau broadcasting seperti televisi internet, IPTV, mobile TV, sampai untuk kebutuhan hiburan seperti tayangan video on demand atau video berbayar berkualitas tinggi HDTV.

Seperti pada situs berita Kompas.com, sebuah halaman web versi baru dari KCM yang baru diluncurkan kemarin malam sekaligus sudah menyertakan dua konten video. Selain Kompas TV, juga masih ada Seleb TV (seputar selebriti) dan Videoku yang merupakan cikal bakal televisi internet berupa konten video internet lokal dari negeri ini.

Keseriusan Kelompok Kompas-Gramedia mengurus situs online-nya juga mulai memperlihatkan hasil. Perusahaan itu mendapat Penghargaan Cakram (Cakram Award) dalam kategori perusahaan portal pengelola berita dan Selasa lalu kembali meraih penghargaan New Wave Marketing Award dari perusahaan konsultan pemasaran MarkPlus Inc yang menilai Kompas.com membangun relasi partisipatif dan kolaboratif dengan penggunanya.

Bisa diperkirakan dalam waktu yang tidak lama lagi kisah sukses seperti ini akan diikuti banyak situs lain, apalagi tidak perlu repot mengurus alokasi frekuensi seperti siaran TV swasta. Sebuah model baru yang sebenarnya bisa mengisi kelemahan yang ada pada sistem penyiaran TV konvensional. Lalu yang menjadi pertanyaan mampukah jaringan telekomunikasi (telko) di Indonesia memenuhi kebutuhan pengakses video?

Jaringan baru

Kondisi saat ini, baik operator telko maupun penyedia layanan internet, sedang (sebagian di antaranya sudah terbentuk) membangun jaringan internasional melalui kabel optik dasar laut. Bisa jadi tahun 2008 dan 2009 merupakan tahun penting bagi perubahan infrastruktur jaringan informatika di Indonesia.

Jaringan serat optik sekarang sudah menjadi tumpuan bagi infrastruktur utama yang berada di belakang kelancaran arus informasi di negeri ini. Sementara di jaringan paling depan para operator telko juga sudah mengembangkan koneksi pita lebar (broadband) HSDPA (high-speed downlink packet access) atau teknologi akses nirkabel generasi 3.5G.

"Yang membuat rakus bandwidth sekarang ini adalah internet, terutama aplikasi video. Jika dahulu satu saluran komunikasi suara hanya memerlukan bandwidth 64 kilobit per detik (kbps), maka untuk tayangan gambar bergerak di internet setelah dikompres sedemikian rupa paling sedikit membutuhkan 2 megabit per detik (Mbps) atau 2.000 kbps. Tentu untuk kualitas yang lebih bagus akan lebih tinggi, bisa sampai 8 Mbps," kata Prastowo M Wibowo, Group Head FTM Network Planning & Engineering Indosat, dalam percakapan dengan Kompas, Senin (26/5) lalu.

Pada generasi awal HSDPA yang bisa menarik berkas idealnya bisa sampai 3,6 Mbps dan uplink hingga 384 kbps. Bahkan untuk kondisi seperti di negeri ini sudah tergelar jaringan HSPA (evolusi HSDPA) yang men-download hingga 14,4 Mbps dan mengirim (uplink) sampai 1,4 Mbps. Sedangkan vendor TI memperkenalkan apa yang disebut dengan WiMAX, cikal bakal teknologi akses nirkabel generasi keempat (4G).

Layanan HSDPA atau 3.5G Indosat sekarang telah menjangkau 25 kota, antara lain Jakarta, Depok, Cikampek, Cikarang, Cilegon, Tangerang, Bekasi, Bogor, Surabaya, Bandung, Semarang, Jepara, Kudus, Salatiga, Cepu, Magelang, Cilacap, Yogyakarta, Denpasar, Batam, Medan, Aceh, Balikpapan, Makassar, dan Samarinda. Pada akhir kuartal III-2008 akan bertambah 8 kota lagi, dengan pertumbuhan pelanggan yang cukup signifikan di kota-kota tersebut. Untuk HSPA sekarang masih terkonsentrasi di Jabodetabek dan Surabaya.

"Ke depan teknologi mobile ini akan lebih menarik lagi, tidak berhenti sampai di sini saja," kata Iman Hirawadi, Senior Manager Technical Business Development Wireless Networks PT Alcatel-Lucent Indonesia dalam kesempatan berbeda pekan lalu. Kecepatan yang semakin dan terjadinya konvergensi dalam komunikasi IP memunculkan aplikasi-aplikasi baru yang tidak terbayangkan sebelumnya.

Iman memperlihatkan sudah lebih dari 220 operator di dunia ini yang memberikan layanan video mobile, 110 di antaranya siaran langsung. Layanan broadcast seperti di Korea (TU Media), Italia (Tre), Jepang, termasuk aktivitas di kawasan regional seperti Malaysia (MiTV dan Maxis), Singapura (M1 dan Mediacorp), Filipina (Smart dan Globe), dan bahkan Vietnam (VTC).

Dari pengamatan Kompas, konvergensi terutama berawal dari jaringan, operator telko mulai menyempurnakan jaringan berbasis IP. Hal ini akan mendorong konten yang biasa dijalankan di internet melalui PC atau notebook bisa juga diakses melalui ponsel yang kecil. Sebut saja yang atraktif mendatang adalah IPTV dan mobile TV. Ini akan menjadi cara baru bagi penikmat TV masa depan dan sekarang yang sedang bergulir adalah e-mail. E-mail Yahoo.com sudah bisa diakses menggunakan ponsel atau mengakses situs web yang berat dari ponsel melalui mesin pencari Google.

Terbuka peluang-peluang baru, sebuah perusahaan pengembang pesan bergerak. Funambol menyebutkan, saat ini sudah lebih dari dua miliar e-mail account di seluruh dunia ini, tetapi masih kurang dari 2 persen yang memanfaatkan akses e-mail melalui ponsel. Tidak heran jika seperti Yahoo sangat berkepentingan sekali mengakses kotak surat di situs Yahoo bisa dilakukan melalui PC atau notebook dan ponsel yang dilengkapi kapasitas browsing internet dengan cara sama, hanya tampilan yang berbeda.

Kemungkinan dengan membaca arah perkembangan teknologi ini, Indosat mengambil keputusan membangun bandwidth, baik lokal maupun internasional, baru yang mampu mendukung kecepatan broadband dengan menggelar jaringan serat optik baru bernama Jakabare. Selain melengkapi kapasitas jaringan di dalam negeri, juga bisa bersaing dengan dua operator telko besar lain seperti PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) dan PT Excelcomindo Pratama (XL).

Jaringan baru

Rancangan awalnya memang meletakkan hubungan internasionalnya di Singapura dan pada saat beroperasi Juni tahun depan kapasitas bandwidth internasional Indosat tidak kurang dari 160 gigabit per detik (Gbps). Bahkan dengan kabel optis yang sama kapasitas bisa ditingkatkan menjadi 1,28 terabit per detik (Tbps) atau 1.280 Gbps.

Kondisi ini diharapkan bisa mempertahankan reputasi Indosat sebagai operator dengan jaringan optik kabel laut terbesar, sekalipun kapasitasnya sekarang masih sekitar 12 Mbps.

Sekitar separuh kapasitas digunakan sendiri dan sisanya disewakan kepada pihak lain, termasuk operator yang membutuhkan.

Pada awalnya jaringan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Indosat sekitar tahun 1980 masih berupa kabel tembaga koaksial dengan kapasitas 460 saluran untuk mendukung sistem SLI atau sekitar 460 x 64 kbps. Baru sekitar awal tahun 1990 menggunakan SKKL serat optik, baik menuju utara dan timur ke Jepang atau China untuk menuju Amerika Serikat, ke barat melalui Selat Malaka ke Eropa melalui India. Kemudian ke selatan dari Jakarta melalui Selat Sunda ke Australia.

Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Jakabare (Jawa-Kalimantan-Batam-Singapura) sepanjang 1.330 kilometer akan menghubungkan Indonesia dengan Singapura. Jakabare diharapkan selesai pada semester I-2009 dengan kapasitas 160 hingga 640 Gbps untuk mengantisipasi pertumbuhan pasar layanan komunikasi data dan internet di Indonesia.

Proyek ini dikerjakan bersama vendor jaringan NEC Corporation, akan memiliki empat lokasi pendaratan di setiap pulau, antara lain Tanjung Pakis (Krawang, Jawa Barat), Sungai Kakap (Pontianak, Kalimantan Barat), Tanjung Bemban (Batam), dan Changi (Singapura).

"Selanjutnya dari Singapura kita bisa memilih jaringan internasional apa saja, dengan persaingan yang semakin ketat seperti sekarang kami perhitungkan akan bisa mendapatkan harga yang lebih murah," kata Prastowo yang diampingi asistennya, Masyudin.

Strategi Indosat ini berbeda dengan kompetitornya. Dengan cara ini Indosat bisa lebih memfokuskan pembangunan jaringan di dalam negeri. Dalam hal ini belum memperhitungkan kapasitas jaringan Palapa Ring timur yang dikerjakan bersama-sama dengan operator besar lain, seperti Telkom dan XL.

Sementara Telkom melalui konsorsium kabel laut AAG (Asia-America Gateway) akan meningkatkan kapasitas bandwidth internasionalnya menjadi 40 Gbps atau 15 kali lipat dari yang ada sekarang. Koneksi internasional ini menghubungkan Indonesia langsung ke Amerika Serikat melalui Malaysia, Hongkong, dan Guam.

Sedangkan XL juga sudah membangun jaringan dari Batam ke Rengit-Johor, Malaysia, melalui proyek bernama Batam Rengit Cable System (BRCS) sepanjang 63 kilometer. Di Malaysia akan bergabung dengan jaringan induknya, Telecom Malaysia, yang merupakan pemimpin konsorsium AAG. Kapasitas 48 core, yang setiap satu pasang kabel masing-masing dengan 2 core) memiliki kapasitas awal 10 Gbps. Dengan teknologi terbaru DWDM, satu pair kabel dapat di-upgrade hingga terabit per detik.

Saat ini XL sudah memiliki koneksi internasional melalui radio link ke Batam-Singapura 2 STM-1 (setara dengan 2 x 64 Mbps) dan Batam-Johor 4 STM-1 (setara 4 x 64 Mbps).

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/05/30/02321364/jalan.tol.dari.operator.telekomunikasi

29 Mei 2008

Foto Syur Anggota DPR Max Moein * Bantah Pose Syur, Akui Alami Pelecehan Seksual

Jawa Pos Kamis, 29 Mei 2008 JAKARTA - Beredarnya foto syur anggota DPR Max Moein dengan seorang perempuan ternyata cukup meresahkan Desi Firdiyanti. Dia membantah bahwa perempuan dalam foto itu adalah dirinya. Meski demikian, Desi yang pernah menjadi tenaga asisten Max mengaku pernah mengalami pelecehan seksual.

Koordinator Layanan Hukum LBH APIK Sri Nurherwati mengatakan, kliennya menjadi tenaga asisten Max selama setahun, sejak Maret 2005 hingga Maret 2006. Pada masa itulah, Desi mengalami pelecehan. Namun, dia enggan membeberkan bentuk pelecehan itu. ''Ini demi kelancaran pengaduan kami,'' katanya dalam keterangan di Kantor Komnas Perempuan kemarin (28/5).

Atas perlakuan yang diterima Desi, lanjut Nurherwati, pihaknya telah melayangkan pengaduan kepada Badan Kehormatan (BK) DPR pada 22 Agustus 2007. Surat kedua juga dikirimkan pada 29 November 2007 untuk menanyakan tindak lanjutnya. "Tapi, hingga kini belum ada tindak lanjut dari BK,'' ungkapnya. Desi yang berada di samping Nurherwati sepanjang jumpa pers tidak berkata sepatah kata pun.

Menurut Nurherwati, apa yang dilakukan anggota DPR dari FPDIP itu merupakan pelanggaran atas sumpah jabatan dan kode etik sebagai anggota dewan. LBH APIK menengarai, pelanggaran tersebut dilatarbelakangi proses rekrutmen tenaga asisten anggota DPR yang tidak transparan dan profesional.

Dia lantas menceritakan proses rekrutmen yang dilakukan Max Moein terhadap Desi. Menurut dia, hal itu berawal dari tawaran kerja sebagai sekretaris pribadi melalui pesan singkat (short message service -SMS) yang dikirim Max kepada Desi. Desi yang menyanggupi tawaran tersebut kemudian mendapatkan bayaran Rp 1,5 juta per bulan.

Keluarga Desi, kata dia, kecewa dan marah atas perlakuan yang menimpa Desi. ''Keluarga mendukung penuh upaya hukum ini," paparnya.

Dalam kesempatan itu, Nurherwati juga membantah bahwa kliennya mencuri laptop dan printer. "Laptop dan printer dibawa atas perintah MM,'' katanya.

Selain meminta BK DPR memproses kasus tersebut, LBH APIK meminta DPR memperbaiki mekanisme rekrutmen tenaga asisten anggota DPR agar transparan dan profesional.

Sementara itu, BK DPR menyatakan siap menguak tabir di balik kasus foto syur anggota DPR Max Moein (MM) yang beredar di internet. ''BK akan berusaha membuat kasus ini jelas walaupun terjadi delapan tahun lalu,'' ujar Gayus Lumbuun, wakil ketua BK.

Sesuai tata tertib (tatib) dan kode etik BK, Gayus mengatakan, institusinya akan memanggil MM sebagai anggota DPR. Selain itu, BK juga bakal mengundang perempuan yang ada di dalam foto tersebut untuk dimintai keterangan. ''Menurut tatib dan kode etik, BK bisa memanggil pihak terkait untuk memintai keterangan yang diperlukan. Dan, dalam kasus ini, tentu pihak-pihak terkait seperti foto yang terpampang di media,'' sambung Gayus, yang berasal dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Namun, kata Gayus, hingga kini belum ada aduan secara resmi ke BK.

''Setelah adanya aduan atau permintaan dari pimpinan DPR, BK akan mengundang yang bersangkutan (MM) untuk menjelaskan secara formal dan melakukan pengusutan sesuai tatib,'' lanjut anggota Komisi III DPR yang membidangi masalah hukum dan perundang-undangan, hak asasi manusia, dan keamanan itu.

Meski begitu, Gayus mengatakan bahwa MM sudah menghubungi dirinya secara pribadi. Dalam pembicaraan tersebut, kata Gayus, MM berbicara panjang lebar tentang kasus yang tengah menimpanya. MM mengakui bahwa itu memang foto dirinya.

''Yang bersangkutan menghubungi saya Sabtu pagi (24/5) dan menjelaskan bahwa itu betul foto dirinya bersama seorang teman yang bekerja sebagai event organizer biro wisata di sebuah pantai, 8 tahun lalu. MM mengatakan tidak telanjang, tetapi keduanya memakai baju renang dan di foto di depan ruang ganti baju yang terbuka,'' jelas Gayus. (fal/kim)

27 Mei 2008

Megawati Pastikan Cawapres Pria, Tutup Peluang Meutia Hatta * Chairman Jawa Pos Dahlan Iskan Calon Ke-11

[ Jawa Pos Rabu, 28 Mei 2008 ] MAKASAR - Calon presiden (capres) PDIP Megawati Soekarnoputri menutup rapat-rapat sosok cawapres yang berpotensi mendampinginya dalam Pilpres 2009. Namun, Mega memberikan isyarat bahwa cawapresnya kelak adalah laki-laki.

''Kayak tidak tahu saja. Cari pacar kan susah. Saya pengin punya pacar yang keren. Kira-kira dipasangkan dengan Ibu cocok atau tidak. Kalau orangnya jelek, saya tidak mau lho,'' kata Megawati ketika membuka Rakernas III PDIP di Hotel Clarion, Makassar, kemarin (27/05).

Pernyataan ketua umum (Ketum) PDIP itu tentunya menutup peluang bagi alternatif sosok perempuan yang namanya sempat diwacanakan. Misalnya, Menteri Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta. Asumsi itu menguat. Sebab, sebelumnya, Sekjen PDIP Pramono Anung juga menyampaikan bahwa belum ada satu pun bakal cawapres perempuan yang terjaring PDIP untuk disurvei.

Megawati sudah menyatakan bersedia dicalonkan kembali sebagai capres 2009 pada Rakernas II PDIP di Jakarta, 8-11 September 2007. Sejak itu, pertanyaan besar yang masih belum terjawab adalah siapa yang akan ditetapkan menjadi cawapres Megawati.

DPP PDIP sendiri mencoba menggunakan survei sebagai instrumen untuk melihat popularitas masing-masing kandidat. Dua lembaga survei yang masih dirahasiakan diminta untuk mengecek langsung di lapangan.

Kabarnya, salah satu lembaga survei itu adalah LSI pimpinan Denny J.A. Sampai sekarang, sudah dua kali, kedua lembaga itu melakukan survei secara terpisah. Masih ada tiga putaran survei lagi antara Mei-November.

Sepanjang periode itu, DPP tetap menampung masukan alternatif nama dari DPD dan DPC PDIP se-Indonesia. Keputusan final baru diputuskan melalui Rakernas IV PDIP di Solo, November 2008.

Tapi, berapa sebenarnya jumlah bakal cawapres pendamping Mega yang sudah masuk list DPP untuk disurvei? Bila dihitung, spekulasi nama yang marak beredar di media, paling maksimal hanya berputar pada sepuluh nama. Mereka, antara lain, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, mantan KSAD Ryamizard Ryacudu, mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, dan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Surya Paloh. Ada juga Jusuf Kalla, Wiranto, Sultan Hamengku Buwono X, Akbar Tandjung, Hasyim Muzadi, dan Jimly Asshiddiqie.

Padahal, bila ditanya, Pramono Anung selalu menjawab ''lebih dari sepuluh''. Jadi, siapa nama yang kesebelas? Jawabannya ternyata Chairman Grup Jawa Pos Dahlan Iskan.

''Banyak SMS yang masuk ke kami, mendorong nama Pak Dahlan untuk menjadi nominasi cawapres Ibu (Megawati, Red). Tentunya, kami inventarisasi, pasti ikut disurvei, dan ditawarkan ke struktur partai,'' kata sumber Jawa Pos di DPP PDIP.(pri/mk)

Lelang Proyek TVRI Diumumkan Koran Edisi Terbatas

27/05/08 15:54 Jakarta (ANTARA News) - Pengumuman lelang pengadaan peralatan di Perjan TVRI senilai Rp11,8 miliar pada tahun 2002 ternyata hanya dimuat di harian Republika edisi terbatas yakni hanya 50 eksemplar saja.


Direktur Pidana Korupsi dan White Collar Crime Mabes Polri Brigjen Pol Yose Rizal di Jakarta, Selasa, mengatakan, pemuatan lelang proyek semacam ini merupakan modus baru dalam korupsi yang ditemukan oleh Polri.

"Seolah-olah ada tender proyek, padahal sebenarnya tidak ada tender. Yang ada penunjukan langsung," katanya.

Ia mengatakan, koran sebanyak 50 eksemplar itulah yang dipakai untuk administrasi pelelangan barang.

"Iklan edisi terbatas itu dimuat di halaman 8 Harian Republika pada 7 Oktober 2002. Di edisi terbatas, termuat iklan lelang proyek namun edisi untuk masyarakat umum tidak memuat iklan ini. Iklan tender diganti dengan iklan jasa ibadah umroh," kata Rizal.

Polisi pun telah meminta keterangan dari harian Republika terkait dengan pemasangan iklan itu.

Dalam kasus ini, Polri telah menahan mantan Dirut TVRI Sumita Tobing setelah ditetapkan sebagai tersangka.

Kasus ini diduga merugikan negara Rp5,2 miliar sebab proyek diduga telah digelembungkan dari nilai yang sebenarnya yakni Rp6,4 miliar.

Dalam kasus ini, Polri menemukan berbagai pelanggaran dalam lelang yakni menunjuk langsung Ketua Panitia Lelang, padahal seharusnya menjadi kewenangan Direktur Keuangan Perjan TVRI.

Proses pengadaan proyek juga tanpa persetujuan direksi lainnya. Ini bertentangan dengan PP No 36 tahun 2000 tentang Perjan TVRI.

Sumita pun juga telah dicekal ke luar negeri terhitung mulai 26 Mei 2008 atau sejak ia ditangkap Polri setelah ditetapkan sebagai tersangka.

Yose menyatakan, dalam kasus ini, baru Sumita yang menjadi tersangka namun jumlah tersangka bisa jadi bertambah karena pemeriksaan masih terus berjalan.

"Korupsi kan tidak bisa sendiri dan selalu ada orang lain yang terlibat juga. Itu nanti saja," katanya. (*)

Kapolri Belum Tahu Penahanan Sumita Tobing

26/05/08 16:29 Jakarta (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Pol. Sutanto, mengaku belum mengetahui penahanan terhadap mantan Direktur Utama TVRI, Sumita Tobing, terkait dugaan korupsi senilai Rp12,4 miliar di badan layanan publik yang pernah dipimpinannya itu.


"Saya belum tahu, nanti saya cek lagi," katanya, usai menghadiri Rapat Koordinasi Terbatas Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) di Jakarta, Senin.

Mantan Direktur Utama Televisi Republik Indonesia (TVRI), Sumita Tobing, pada Minggu (25/5) malam dikabarkan ditahan di Markas Besar (Mabes) Polri dengan dakwaan telah menyelewengkan dana senilai sekira Rp 12,4 miliar.

Sumita ditangkap tim penyidik KPK dan Mabes Polri di kediamannya, Jakarta. Sumita disangka melakukan korupsi di tubuh TVRI, dan dianggap terlibat dalam tender fiktif pembelian kamera.

Selain itu, Sumita juga dinilai terkait pemalsuan dokumen Surat Keputusan (SK) Menteri Keuangan Nomor 501 tertanggal 7 September 2001 yang memuat larangan dirinya tidak boleh melakukan duplikasi wewenang dan memberi perintah kerja kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS). (*)

Aburizal Bakrie Terkaya di Indonesia

[JAKARTA] Majalah Globe Asia menobatkan Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Aburizal Bakrie sebagai orang terkaya Indonesia pada tahun 2008 ini, dengan total nilai kekayaan mencapai US$ 9,2 miliar atau Rp 84,64 triliun.

Nilai ini cukup mencengangkan, mengingat nilai kekayaan Aburizal tahun sebelumnya hanya berkisar US$ 1,05 miliar. Berarti, kekayaan Aburizal meningkat US$ 8,15 miliar atau sembilan kali lipat dari total nilai sebelumnya.

Aburizal naik menjadi peringkat orang terkaya nomor satu tahun 2008, setelah setahun sebelumnya harus puas di posisi kedelapan. Dengan demikian, Aburizal mematahkan harapan bos Djarum, Budi Hartono, duduk di urutan pertama karena hanya mampu mengisi pundinya sebanyak US$ 6,8 miliar.

"Kekayaan Aburizal melonjak akibat lonjakan harga komoditas, di samping strategi bisnisnya yang sangat baik," ujar Publisher Globe Asia, Tanri Abeng kepada SP di Jakarta, Senin (26/5).

Menurut Tanri, Aburizal berhasil memenuhi pundi-pundi kekayaannya, lantaran pilihan strategi dan waktunya yang tepat. Dia menjual sedikit asetnya, dan meminjam uang, kemudian dia menghasilkan uang yang jauh lebih banyak dari bunga pinjaman yang harus dibayarkan.

"Pilihan waktunya tepat. Dengan strategi bisnisnya dan timing yang tepat, otomatis nilai yang dimiliki jumlahnya terus meningkat. Inilah yang membuat kekayaan Aburizal melesat," tutur Tanri.

Menurut Pemimpin Redaksi Globe Asia, SK Zainudin, kekayaan Aburizal melambung lantaran sektor yang dikelolanya, sumber daya alam, tengah menjadi primadona bagi dunia bisnis. Otomatis, harga komoditas dan saham perusahaan yang bergelut di sektor ini pun melambung.

"Itu yang terjadi dengan perusahaan yang dimiliki Bakrie, seperti Bumi Resources dan EMP. Ditambah lagi, land bank miliknya di Jakarta," kata Zainudin.

Sementara itu, berdasarkan data dari majalah Globe Asia, daftar orang kaya yang dihimpunnya menghadirkan nama baru. Di antaranya, Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sekaligus Ketua Asosiasi Emiten Indonesia, Airlangga Hartarto.

Menurut Tanri, orang kaya baru, alias OKB ini, menunjukkan semangat jiwa kewirausahaan sebagai generasi muda di Indonesia. Hal ini, sambung dia, tentu saja menguntungkan negara. [CNV/N-6]

http://www.suarapembaruan.com/News/2008/05/27/index.html

26 Mei 2008

DUGAAN KORUPSI: Sumita Tobing Ditahan

Jakarta, Kompas 27 Mei 2008 - Mantan Direktur Utama TVRI Sumita Tobing (62), Senin (26/5) pagi, resmi ditahan penyidik Direktorat Tindak Pidana Korupsi Badan Reserse Kriminal Mabes Polri atas dugaan penyalahgunaan jabatan saat masih menjabat di TVRI tahun 2002.

Dugaan penyalahgunaan tersebut yaitu menyangkut pengadaan peralatan teknis produksi di TVRI senilai Rp 12,47 miliar. Polisi telah menyidik kasus itu sejak tahun 2003. Dalam kasus itu, polisi juga menetapkan tiga tersangka lainnya, yaitu Endro Utomo, Fanny Lukito, dan I Made Swarna.

Sementara itu, Ronny Chandra, yang sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka, penyidikannya telah dihentikan polisi karena tidak ditemui unsur pidana.

Surat penahanan disampaikan oleh penyidik polisi kepada pihak Sumita kemarin pada pukul 08.00. Sementara itu, sejak Minggu (25/5) siang pukul 11.00 hingga pukul 16.30, Sumita menjalani pemeriksaan di Mabes Polri.

Berdasarkan keterangan pihak pengacara Sumita, Hinca Pandjaitan, sebelum diperiksa, penyidik mendatangi rumah Sumita di Simprug, Jakarta Selatan, dengan membawa surat penangkapan. Usai diperiksa, sejak Minggu petang hingga Senin pagi kemarin, status Sumita dititipkan di Mabes Polri sebab belum keluar surat penahanan.

Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Komisaris Jenderal Bambang Hendarso Danuri membenarkan soal penahanan terhadap Sumita saat ditanya wartawan. Bambang mengatakan, penjelasan rinci soal kasus tersebut baru akan dipaparkan satu-dua hari mendatang oleh kepolisian. Penyidik polisi sejauh ini telah memeriksa sedikitnya 30 saksi dalam kasus yang disidik selama empat tahun terakhir ini.

Hinca Pandjaitan mengatakan bahwa kondisi Sumita saat ini, di tahanan, sehat. Meski demikian, pihaknya hendak mengajukan penangguhan penahanan kepada penyidik polisi.

Alasannya, pihak Sumita sudah tidak mungkin menghilangkan barang bukti karena seluruhnya telah disimpan oleh kepolisian. Sumita selama ini juga bersikap kooperatif dalam memenuhi panggilan kepolisian.

"Ibu selalu kooperatif. Beliau juga tidak mungkin kabur atau mengulangi perbuatannya. Jadi alasan penahanan kurang relevan menurut kami," kata Hinca.

Hinca menambahkan, Sumita saat ini merupakan pengajar Ilmu Komunikasi yang masih aktif di Universitas Pelita Harapan, Universitas Sahid, dan President University. (SF)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/05/27/01405674/sumita.tobing.ditahan

Elite Politik Harus Pegang Kata-kata * Janji Presiden Dimuat di Media Massa dan Situs Resmi Preside

[JAKARTA] Elite politik, baik di legislatif maupun eksekutif, diminta untuk memegang kata-kata yang pernah diucapkannya. Pasalnya, saat ini tingkat kepercayaan rakyat terhadap para elite politik semakin berkurang. Sikap seperti itu dikhawatirkan akan merusak upaya membangun demokrasi di Indonesia.

Pandangan itu disampaikan politisi yang juga anggota DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Dradjat Wibowo kepada SP di Jakarta, Kamis (22/5). Dia menanggapi polemik seputar iklan Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto, yang meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menepati janji tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).

"Yang jelas, pemberitaan itu (soal janji Presiden Yudhoyono) ada di berbagai media massa. Memang, bisa saja wartawan salah kutip, tapi, kok, salahnya rame-rame. Apalagi, di situs resmi SBY juga ada," kata Dradjat.

Dikatakan, sikap elite politik yang tidak memegang kata-katanya akan membuat masyarakat semakin apatis yang akhirnya angka golongan putih (golput) pada pemilihan umum nanti semakin besar. Lembaga-lembaga negara, termasuk kepresidenan, dipilih lewat pemilu. Jika angkat golput tinggi, legitimasi orang-orang yang duduk di lembaga itu akan dipertanyakan.

Sikap reaktif Presiden Yudhoyono yang disampaikan melalui Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa, terkait iklan Wiranto, disesalkan oleh Wakil Sekretaris Jenderal Partai Hanura, Saleh Husin. "Presiden Yudhoyono seharusnya tidak perlu bereaksi seperti itu, tapi tunjukkan kerja yang benar sehingga rakyat tahu. Apalagi, apa yang dibantah itu merupakan kenyataan yang diketahui banyak kalangan," ujarnya.

Menurut Saleh Husin, Presiden Yudhoyono memanfaatkan momentum kenaikan harga BBM untuk kepentingan 2009. Pembagian bantuan langsung tunai (BLT), memunculkan kesan seakan-akan Presiden Yudhyono menjadi dewa penolong. "Ini seperti kisah tentang Robin Hood di Inggris. Seolah-olah menjadi dewa penolong," ujarnya.

Dalam iklan di media massa, Wiranto antara lain mengatakan "Semoga SBY tepati janji tak menaikkan harga BBM. Karena penduduk miskin bertambah, karena keresahan sosial akan meluas, karena masih ada solusi lain..."

Transkrip

Mensesneg Hatta Rajasa mengatakan Presiden Yudhoyono sama sekali tidak pernah berjanji untuk tidak menaikkan harga BBM. Presiden Yudhoyono hanya berjanji akan menyejahterakan rakyat.

Di sela-sela sebuah acara diskusi, kemarin, Hatta mengaku memiliki transkrip pernyataan Presiden Yudhoyono ketika berbicara pada pelantikan Kepala Staf TNI Angkatan Laut, 7 November 2007. Namun, transkrip yang dimaksud Hatta itu ternyata berita yang dimuat di kantor berita Antara.

Pada berita itu ditulis, "Pada saatnya opsi-opsi yang sedang disiapkan, lanjut Presiden, diharapkan dapat memberi solusi mencegah guncangan ekonomi nasional... Pada saatnya, kalau begini terus dan harga minyak lebih tinggi lagi, akan ada yang kita lakukan secara signifikan dan akan saya jelaskan kepada publik".

Namun, pada berita yang dimuat SP tanggal 8 November 2007, seusai pelantikan Kasal Laksamana Madya Sumardjono, Presiden Yudhoyono dan Wapres Jusuf Kalla berbincang-bincang dengan wartawan soal harga BBM. Saat itu wartawan sempat bertanya soal harga minyak dunia yang terus meningkat dan pengaruhnya terhadap APBN.

Pemerintah, ujar Presiden Yudhoyono, terus melakukan langkah-langkah antisipatif dan sekaligus mencari solusi. Namun, semua solusi tersebut dipastikan tidak akan menimbulkan dampak dan masalah baru bagi masyarakat.

Saat ditanya apakah ada kemungkinan menaikkan harga BBM, setidaknya tahun depan, Presiden Yudhoyono mengatakan, "Tidak ada opsi itu, karena kita cari solusi lain yang cespleng". [O-1]

http://www.suarapembaruan.com/News/2008/05/23/index.html

Kadis Infokom Maluku Jadi Tersangka

[AMBON] Kepala Dinas (Kadis) Informasi dan Komunikasi (Infokom) Provinsi Maluku Lies Ulahayanan ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Tinggi (Kejati) Maluku pekan lalu dalam kasus pengadaan website senilai Rp 1,9 miliar. Sebelumnya, Kejati menetapkan pimpinan CV Kasih Karunia, Vicky Tjam sebagai tersangka.

Hal ini disampaikan Kepala Kejati Maluku Benny Beda SH, di Ambon pekan lalu. Menurut Beda, penetapan Kadis Infokom Maluku sebagai tersangka, setelah tim jaksa mendalami penyidikan kasus proyek pengadaan website.

"Proyek dianggarkan melalui dana Inpres 6/2003 senilai Rp 1,9 miliar. Untuk mempercepat penyidikan kasus ini, Kejati telah menggandeng tim ahli informasi teknologi (IT) dari salah satu perguruan tinggi di Pulau Jawa," paparnya.

Dia menjelaskan, tiga langkah telah disiapkan tim jaksa untuk menuntaskan kasus ini hingga ke tingkat penuntutan. "Pemeriksaan ini akan dilakukan oleh tim ahli IT yang pakar di bidang jaringan website," katanya.

Tiga langkah tersebut, yaitu melakukan pemeriksaan terhadap barang bukti yang telah disita Kejati, kedua menghitung kerugian negara dengan menggandeng Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) perwakilan Maluku, ketiga pemeriksaan sejumlah saksi dan tersangka.

Asisten Pidana Khusus Kejati Maluku AGhazali Hadari mengatakan, dalam kasus ini tersangka selaku Kadis Infokom Maluku sesuai Surat Keputusan Gubernur Maluku bertindak sebagai pejabat pembuat komitmen (PPK) sekaligus kuasa pengguna anggaran (KPA). [VL/M-11]

http://www.suarapembaruan.com/News/2008/05/26/index.html

Mantan Dirut TVRI Ditangkap

[JAKARTA] Mantan Direktur Utama TVRI, Sumita Tobing (62) ditangkap Mabes Polri karena diduga terlibat kasus pemalsuan dokumen dan korupsi di stasiun televisi itu senilai Rp 12,4 miliar. Hingga Senin (26/5), Sumita masih diperiksa oleh penyidik Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri.

Sumita ditangkap aparat di rumahnya, daerah Simprug, Jakarta Selatan, Minggu (25/5). Dia dibawa ke Mabes Polri untuk kepentingan penyelidikan. Wanita lanjut usia itu disebut-sebut sempat terkejut dengan kehadiran sejumlah petugas. Namun, saat dibawa ke Mabes Polri, dia tidak bisa berbuat banyak. Petugas menindaklanjuti proses kasus tersebut untuk kepentingan penyelidikan.

Kepala Divisi (Kadiv) Humas Mabes Polri, Irjen Abu Bakar Nataprawira membenarkan adanya penangkapan Sumita itu. "Namun, tentang status dia, apakah sudah tersangka atau belum, kami belum tahu. Yang pasti, Sumita sampai sekarang masih diperiksa penyidik Direktorat Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Bareskrim," kata Abu Bakar kepada SP, Senin pagi.

Data Mabes Polri menyebutkan, Sumita saat menjabat Dirut TVRI diduga memalsukan dokumen SK Menteri Keuangan Nomor 501, tanggal 7 September 2001 tentang larangan rangkap wewenang.

Sumber di Mabes Polri mengatakan sejumlah petinggi TVRI lain akan dipanggil untuk dimintai keterangan sebagai saksi. Sejak Minggu petang sampai Senin pagi, Sumita telah menjawab puluhan pertanyaan petugas.

Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi membenarkan bahwa kasus Sumita Tobing merupakan kasus yang disupervisi KPK. Kasus ini sempat terhenti cukup lama penyelidikannya di Mabes Polri.

Seperti diketahui, pada 28 Agustus 2003 Mabes Polri telah menetapkan lima tersangka dalam kasus ini, yakni Sumita, Endro Utomo (Ketua Panitia Lelang), Roni Chandra (Dirut PT ACP), Fanny Lugito (Dirut PT DKPJ), dan I Made Suwarna (karyawan PT ACP).

Dari data Mabes Polri, pengadaan barang tersebut dilakukan tanpa melalui studi kelayakan yang sudah menjadi prosedur baku di TVRI. Pengadaan sejumlah peralatan teknis untuk keperluan TVRI tidak berdasarkan persetujuan rekomendasi dari direktur teknik, direktur administrasi, dan direktur keuangan TVRI. [G-5/M-17]

http://www.suarapembaruan.com/News/2008/05/26/index.html

20 Mei 2008

BLT Itu Mau Buat Perpanjangan Sewa Kuburan * Informasi BLT jilid 2 sudah didengarnya. Bukan dari televisi atau radio, tapi dari para tetangganya.

Neni, di rumah sempitnya di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat. Tahun ini, Neni harus kembali gigit jari karena tak mendapatkan dana BLT.




Kompas.com, 20 Mei 2008, Jakarta -  Dewi Fortuna tampaknya belum berpihak kepada Neni, wanita berusia hampir 60 tahun yang tinggal di RT 13 RW 03 Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Informasi tentang adanya pembagian BLT jilid 2 sudah didengarnya. Bukan dari televisi atau radio, tapi dari para tetangganya.

Saat ditemui Kompas.com, Sabtu (20/5), Neni mengaku resah. Tahun 2006 lalu, ia tak mendapatkan BLT. Padahal, ia telah direkomendasikan sebagai salah satu yang berhak mendapatkannya. "Saya ini kurang susah apa? Suami cuma Pak Ogah (orang yang membantu mengatur lalu lintas di pemutaran jalan). Anak masih sekolah, saya cuma buruh nyuci," keluh Neni di rumahnya yang sempit.

Rumah Neni memang telah berlantai, tak beralaskan tanah, tapi hanya terdiri dari satu kamar. Memasuki rumah Neni, bak memasuki gang sempit tak lebih dari 1,5 meter. Memanjang kira-kita 10 meter, di bagian belakang sudah dapur dan kamar mandi yang kondisinya memprihatinkan.

Penghasilan Neni per bulan mentok-mentoknya Rp 600.000, upah mencuci di tiga tempat. Tahun 2006 lalu, ia masih bisa bersabar. Berpikiran positif bahwa ia belum ditakdirkan mendapat rejeki nomplok BLT. Tahun ini, saat kabar pembagian BLT menyeruak, angan Neni langsung melambung. Sebuah angan, yang tetap menjadi angan. Sebab, pemerintah masih akan menggunakan data lama untuk pembagian BLT tahun ini.

Artinya, Neni harus memupus segala harapannya. "Saya pengen benerin TV yang rusak, udah tiga bulan. Nggak punya duit, buat anak sekolah aja duitnya. Satu lagi, saya mau perpanjang sewa kuburan anak saya. Harusnya Februari kemarin, karena nggak punya duit saya khawatir kuburannya udah dipake orang lain," kisah Neni.

Kuburan yang ia maksud adalah kuburan anak ketiganya, Indra Gunawan, yang meninggal tahun 2002 lalu. Indra dimakamkan di TPU Karet. Setiap tiga tahun sekali, Neni harus memperpanjang sewa lahan kuburan sebesar Rp 100.000. Kalau tidak, ia harus pasrah tak bisa lagi berziarah ke kuburan putranya itu.

"Udah diingetin terus, tapi saya mau gimana lagi. Uang 100 ribu itu besar sekali buat saya. Saking terpaksanya, makan aja kadang cuma nasi putih nggak pakai lauk," tuturnya.

Cerita Neni, hanyalah satu dari sekian ribu cerita yang berkisah sama tentang carut marutnya pembagian BLT. Kekecewaan mendalam, akibat tak mendapat uang 'surga' yang menurut Pemerintah untuk meringankan beban hidup rakyat itu. Dua tahun lalu, mungkin pemerintah tak mendengar atau memang tutup telinga terhadap kisah yang pernah pula mereka lontarkan. Kini? Kita tinggal menunggu kisah yang sama. ING

16 Mei 2008

Kunjungan DPR ke Argentina Habiskan 6000 Dollar per Hari

Dua petugas pembersih kaca, Hadi dan Rahmat, membersihkan kaca di salah satu gedung DPR, Jakarta, Rabu (19/3). Gedung wakil rakyat itu terus berbenah dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas.
Kompas.com, 16 Mei 2008, Jakarta - Ketua DPR RI Agung Laksono mengatakan kunjungan kerja 12 anggota Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Pemilihan Presiden (Pansus RUU Pilpres) ke Amerika Latin dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

 
"Itu anggarannya saya minta jumlahnya jangan banyak dan ada batasannya. Karena itu pakai biaya negara," kata Agung di Gedung DPR RI Jakarta, Jumat (16/5).

Menurut Agung kunjungan kerja tersebut tidak menyalahi aturan karena dilakukan dalam rangka legislasi pembuatan UU. "Tujuannya agar para anggota punya wawasan lebih luas itu dibolehkan tentu dengan jumlah yang wajar. Kan batasan sudah ada tak lebih dari 13 orang dan dua negara maksimum yang dikunjungi," kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini.

Lagipula. kata dia, kunjungan kerja semacam ini dilakukan anggota parlemen negara lain ke Indonesia. "Kunjungan kerja ke luar negeri bila diperlukan tak apa terutama di negara yang demokrasinya lebih baik," jelasnya. Ditanya soal anggota dewan yang membawa serta anggota keluarganya? Agung mensilahkan asal menggunakan biaya sendiri. "Jangan pakai uang negara kalau membawa anggota keluarga," jelasnya.

Seperti diketahui Senin (12/5) sebanyak 12 Pansus RUU Pilpres dari sejumlah fraksi di DPR melakukan kunjungan kerja di Argentina dan Brasil (keduanya Amerika Latin). Agenda resmi Pansus RUU Pilpres yang diterima Persda Network adalah studi banding hanya dua hari dari total sembilan hari.

Selebihnya atau tujuh hari lainnya diisi dengan jadwal kepulangan, rombongan mengisi banyak bertamasya. Misalnya, Kamis (15/5) selama empat jam sejak pukul 13.00, tamasya ke Delta Tigre, Provinsi Buenos Aires, Argentina, dan mengunjungi Colon Theatre.

Anggota DPR melakukan kunjungan kerja dengan uang saku 500 dollar AS atau Rp 4,6 juta per hari/orang. Ada 12 orang anggota DPR masing-masing mendapat uang saku sebesar 500 dollar AS/hari atau setara Rp 4,6 juta. Total per hari menghabiskan uang negara 6.000 dollar per hari atau 48 ribu dollar atau senilai Rp 441 juta dalam delapan hari. Tidak termasuk biaya untuk 10 orang staf. Masing-masing mendapat uang saku 500 dollar Amerika Serikat atau setara Rp 4,6 juta per hari.

Anggota DPR yang berangkat studi banding ke Argentina pada masa persidangan IV Tahun Sidang 2007-2008 mewakili semua fraksi di DPR, kecuali Partai Golkar dan Partai Demokrat. Jumlah rombongan yang berangkat 27 orang, dengan rincian 12 anggota DRP, dua istri anggota DPR, satu suami anggota DPR, 12 staf dan seorang istri staf.

Namun Agung Laksono menolak menyebut kunjungan kerja tersebut sebagai plesiran. "Itu kunjungan kerja," katanya. (Persda Network/Hasanuddin Aco)