31 Mei 2008

Aura Kasih, Tebarkan Energi Kasih lewat Malaikat Penggoda - Seksi Tak Harus Buka-bukaan

JP Minggu, 01 Juni 2008 : "Kalau ingin maju, harus berani menghadapi hambatan yang datang." Begitu kata Aura Kasih tentang perjalanan karirnya sebagai penyanyi yang tengah dirintis.

Bertemu langsung dengan perempuan kelahiran 26 Februari 1988 itu secara fisik memang tak jauh beda dengan tampilan di klip video Mari Bercinta. Cantik dengan tubuh semampai dan sudah pasti seksi. Namun, Aura menjaga betul agar kesan seksi yang dimilikinya tidak menjadi murahan.

"Seksi itu tidak harus buka-bukaan. Seksi itu attitude yang dimunculkan melalui sikap dan tindakan. Saya sama sekali tidak punya niat membuat orang suka terhadap album saya dengan penampilan vulgar," katanya saat ditemui sebelum mengisi acara SCTV di Surabaya kemarin (31/5) siang.

Debut Aura lewat lagu Mari Bercinta sempat menimbulkan kontroversi. Klip yang digarap oleh sutradara Anton Ismael dicekal beberapa stasiun TV swasta karena dianggap terlalu syur. Akibatnya, sejumlah radio tidak mau memutar lagu yang termuat di album Malaikat Penggoda tersebut karena tidak ada klip. "Akhirnya, dibikin klip revisi," tutur finalis Miss Indonesia 2007 itu.

Banyaknya kritik yang datang tak membuat semangat Aura surut. Dia berusaha positive thinking menghadapi semua komentar tentangnya. "Tiap orang punya pendapat masing-masing. Niat saya nggak macam-macam. Hanya ingin menampilkan karya seni. Jadi, nggak perlu kesal," ujarnya.

Namun, Aura juga tak menutup mata. Dia tetap berusaha mengambil hikmah untuk kelanjutan karirnya. Dia merasa perlu lebih berhati-hati sebelum menentukan langkah di album berikut. "Saya tidak mau bikin gejolak di masyarakat. Saya akan lebih teliti dan berpikir masak-masak sebelum menentukan tampil seperti itu," ucapnya.

Apa akan berhenti tampil seksi? "Nggak penting seksi atau tidak. Yang pasti, orang suka saja," jawabnya.

Dari sikapnya, Aura terlihat sebagai sosok yang luwes. Tapi, kadang dia suka cuek sehingga dianggap judes. "Teman-teman SMA sering sebal pas saya sudah cuek," ungkapnya. "Orang yang belum kenal memang suka mengira judes. Tapi, kalau sudah, huuuh..." kata dia sambil memamerkan sikap gemas.

Aura mengawali karir sebagai penyanyi di Bandung pada Juni 2007. Saat itu, dia berhasil menjadi pemenang audisi yang diselenggarakan oleh sebuah manajemen artis. Begitu dinyatakan lolos, dia langsung memfokuskan diri pada penggarapan album solo. Setelah proses hampir setahun, album yang diedarkan oleh label Universal Music Indonesia itu jadi.

Anak ketiga di antara empat bersaudara tersebut mengaku suka menyanyi sejak kecil. Namun, dia tidak pernah ikut lomba. Beberapa kompetisi tarik suara dilewatkan begitu saja. Dia lebih suka menyanyi sendiri sembari memainkan gitar atau piano yang dipelajari secara otodidak.

"Tapi, yang terjadi pada Juni 2007 itu benar-benar beda. Nggak tahu kenapa, tiba-tiba saya berubah pikiran dan ikut audisi. Padahal, saya nggak pernah nyanyi di kafe atau panggung, lho. Audisi itu benar-benar my first time," terangnya.

Ketika memilih menjadi penyanyi, Aura sempat menemui batu sandungan. Orang tuanya tidak setuju. Mereka lebih menginginkan dia melanjutkan kuliah. Namun, pemilik postur 171 cm/50 kg tersebut lebih memilih menuruti kata hati. "Akhirnya, mereka luluh setelah melihat saya tampil. Tanpa ada syarat," tambahnya.

Mengenai nama Aura Kasih, itu adalah namanya sebagai artis. Aslinya, Sanny Aura Syahrani. "Saya ambil Aura karena berarti energi murni yang berasal dalam tubuh. Sedangkan Kasih digunakan karena ingin menampilkan kesan menyayangi dan mencintai. Saya ingin menebarkan energi kasih," imbuhnya.

Saat ini Aura memfokuskan waktu dan pikiran untuk membangun karir sebagai penyanyi. Di sela jadwal promo, dia menyempatkan diri mengikuti les vokal seminggu dua kali. Dia juga memutuskan berhenti kuliah dari program D-3 Jurusan Sekretaris LPP Ariyanti. "Saya berhenti pada tahun pertama. Nggak bisa bayangkan gimana jadi sekretaris. Mending jadi penyanyi saja. Sementara, tidak ada pikiran untuk kuliah dulu," tambah lulusan SMA Angkasa Tasikmalaya pada 2004 itu.(eko priyono/ayi)

Tidak ada komentar: