21 Maret 2009

KRONIK TELEVISI ”Duel” Patton-Debo

Kontes menyanyi Idola Cilik 2 di RCTI tinggal selangkah lagi. Pada Sabtu (29/3) mendatang, hasil perolehan SMS kedua finalis, yakni Andryos Aryanto (Debo) dan Patton Otlivio Latuperissa (Patton), akan dihitung. Finalis yang memperoleh SMS terbanyak akan dinobatkan sebagai idola cilik baru.

Pemenang kontes ini memang ditentukan oleh jumlah SMS yang dikirim pemirsa untuk setiap finalis. Sistem ini juga diterapkan untuk Indonesian Idol, kontes menyanyi lainnya di RCTI.

Pada babak grand final Idola Cilik, Sabtu lalu, Patton (10) dan Debo (11) tampil memukau. Patton kembali memperlihatkan kekuatan vokalnya, antara lain ketika menyanyikan lagu "Laskar Cinta" milik Ahmad Dhani. Sementara itu, Debo tampil amat santai dan energik. Dia, antara lain, menyanyikan lagu "Ku Tak Bisa" milik Slank.

Sebagaimana kontes idola-idolaan di RCTI, Idola Cilik 2 diwarnai adegan-adegan mengharukan. Pada babak grand final, Debo bertemu kembali dengan ibunya yang sejak lima tahun lalu bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di Arab Saudi. Sambil terisak, Debo menyanyikan lagu "Ku Tak Bisa" yang liriknya dipelesetkan menjadi ku tak bisa/ jauh... jauh dari ibu//.

Hafni Sari Damayanti dari Humas RCTI untuk Idola Cilik mengatakan, kedua finalis memiliki peluang yang sama besar untuk memenangi kontes Idola Cilik. (bsw)

Gemerlap "Funtast16"

Stasiun antv menggelar konser musik bertajuk Funtast16 pada 29 Maret mendatang di Dome Ancol, Jakarta. Konser yang akan disiarkan antv secara langsung itu merupakan puncak perayaan ulang tahun ke-16 antv.

CEO antv Dudi Hendrakusuma, Rabu (18/3), mengatakan, konser tersebut merupakan simbol eksistensi antv di industri pertelevisian nasional. Karena itu, pihaknya menampilkan deretan artis yang sedang populer saat ini, seperti Mulan Jameela, Aura Kasih, Mahadewi, Afgan, Ello, Project Pop, Dewi Persik, Slank, J-Rocks, dan ST12. Selain itu, antv juga menampilkan musisi legendaris, seperti Fariz RM, Achmad Albar, dan Ian Antono.

Presiden Direktur antv Anindya N Bakrie menambahkan, antv telah mengalami jatuh bangun dan masa-masa sulit selama 16 tahun berdiri. Ke depan, lanjut Anindya, antv berupaya membuat program-program yang lebih inovatif dan kreatif agar bisa menjadi televisi nomor satu di Indonesia. "Tentu saja dalam bingkai menghibur sekaligus mendidik," katanya.

Pada tahun-tahun awal ketika antv didirikan, stasiun ini identik dengan saluran olahraga dan berita. Saat ini siaran antv banyak diwarnai program-program komedi, mulai dari Tawa SutraXL, Cuplikan Lucu, Cagur Naik Bajaj, Lajang, dan Numpang Idup. (BSW)

"Terlanjur Cinta"

SCTV menayangkan sinetron terbaru berjudul Terlanjur Cinta mulai 16 Maret lalu. Sinetron yang ditayangkan setiap hari ini bercerita tentang kisah cinta antara Murni dan Ryan. Mereka berencana untuk menikah. Namun, rencana itu buyar karena Ryan tewas dalam sebuah kecelakaan.

Setelah itu, muncul Ridho, pemuda yang diharapkan orangtua Murni dapat menggantikan posisi Ryan. Namun, Murni ternyata tidak mudah melupakan Ryan. Selain itu, Ridho juga telah dijodohkan orangtuanya dengan perempuan lain.

Dari sini, cerita melebar ke mana-mana. Ibunda Rhido, Mutia, bersama seorang perempuan bernama Shalimar berusaha memisahkan Ridho dan Murni. Di lain cerita, Shalimar menikah dengan Fachri, adik Ridho. Masalah kembali muncul karena kekasih Fachri, Ernest, tidak menerima pernikahan itu. Pasalnya, dia telah mengandung anak Fachri.

Sebagaimana sinetron pada umumnya, Terlanjur Cinta diramu atas kisah romantis, tragis, dan mengharu biru. Tidak lupa pula ada intrik di sana-sini. Apakah jalinan cerita yang disajikan masuk akal? Itu urusan lain.

Senior Manager Public Relations SCTV Budi Darmawan mengatakan, cerita sinetron dan visualisasinya dibuat ringan agar mudah dinikmati penonton.

Terlanjur Cinta menambah panjang jumlah sinetron yang ditayangkan SCTV. Stasiun televisi ini tampaknya ingin mempertegas posisinya sebagai pemutar sinetron nomor satu di Indonesia. (BSW)

Menciptakan Trio-trio

Dream Girls, nama program televisi yang diluncurkan stasiun televisi Global ini mengingatkan pada film Dreamgirls (2006) yang dibintangi Beyoncé Knowles, Jennifer Hudson, dan Lorrell Robinson. Semangat program ini lebih kurang sama dengan cerita di film.

Dream Girls adalah program pencarian bakat menyanyi dengan sasaran kaum ibu dari berbagai profesi, dengan syarat sudah atau pernah menikah dan berusia antara 19 tahun dan 45 tahun. Para ibu ini juga harus memiliki kemampuan vokal berkualitas dan berpenampilan menarik. Para peserta ini nantinya akan dibentuk menjadi trio atau kelompok vokal berawak tiga orang.

Tujuan acara ini, menurut Direktur Utama Global TV Daniel Hartono, adalah memberi kesempatan kepada ibu-ibu muda untuk menyalurkan bakat menyanyi. Menjadi ibu bukan berarti tidak lagi mempunyai kesempatan.

Audisi telah dilakukan di enam kota, yakni Bandung (diikuti oleh 1.329 peserta), Yogyakarta (671 peserta), Surabaya (787 peserta), Medan (633 peserta), Manado (315 peserta), dan terakhir Jakarta (1.412 peserta).

Penyanyi Maia Estianty, Dewiq, dan Agus Wisman akan menjaring para peserta itu, "diperas" menjadi dua kelompok trio dari masing-masing kota. Dua kelompok trio itu akan diadu lagi di Jakarta. Selama masa karantina, para finalis akan dibimbing oleh Lita Zein (pelatih vokal), Irvan Mirza Natadiningrat (penggubah vokal), dan Ferdinand (koreografer).

Saat ini dewan juri sedang berembuk memastikan siapa finalis Dream Girls yang akan dinobatkan menjadi "The Next Trio Diva". (IVV)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/03/22/02321253/kronik.televisi

SHIREEN-ADLY


Pasangan kekasih Shireen Sungkar (17) dan Adly Fairuz (21) yang sama-sama main di sinetron Cinta Fitri tampak makin mesra saja. Pada acara jumpa pers Panasonic Award ke-12, Jumat (20/3), keduanya hampir selalu bergandengan tangan.

"Kami kan sama- sama sibuk shooting sinetron. Jadi, kalau ada waktu luang berdua... ya seperti ini," kata Adly. Menurut Adly, kalau ada waktu luang, dia dan Shireen sering datang ke restoran seafood di kawasan Gandaria, Jakarta Selatan. Dia merasa nyaman berbicara apa saja dengan Shireen sambil makan bersama.

"Tapi kalau makan seafood sekarang agak susah, soalnya Shireen alergi seafood. Untungnya, dia tetap mau menemani saya makan seafood," tambahnya.

Shireen yang berada di sisi Adly langsung menyahut, "Enggak kok. Kalau alergi, tinggal suntik (antialergi) saja. Saya suka seafood seperti udang, tapi enggak berlebihan. Sesuatu yang berlebihan itu kan enggak baik," ujar Shireen.

Shireen dan Adly berharap akan tetap mesra dan kompak sampai kapan pun. Mereka bersyukur pada malam pemberian Panasonic Award, pekan depan, dia dan Shireen dipasangkan sebagai pembaca penerima award.

"Alhamdulillah, kami dipertemukan lagi di sini," kata Shireen. (BSW)


CUT TARI

Jika artis lain berbondong-bondong terjun ke dunia politik dan siap bertarung memperebutkan kursi legislatif atau eksekutif, Cut Tari (31) justru menghindar. "Aku enggak punya niat masuk ke dunia politik. Itu bukan dunia yang aku kuasai," ujar presenter dan artis sinetron ini, Jumat (20/3) di Jakarta.

Cut Tari mengatakan, dirinya sempat "dilamar" sebuah partai untuk menjadi calon anggota legislatif (caleg). "Tapi langsung aku tolak. Aku merasa tidak mengerti politik. Jadi, buat apa jadi caleg. Kalau mengandalkan popularitas dan tampang, mungkin bisa (lolos ke parlemen). Tapi untuk apa, nanti cuma bisa bengong (di parlemen)," tambahnya.

Sebagai artis, Cut Tari juga enggan untuk tampil di acara kampanye partai politik. "Jadwal (kerja) aku sekarang sangat padat, jadi enggak mungkin terlibat dalam acara kampanye. Kalaupun muncul, hanya untuk partai yang benar-benar aku dukung," ujar Cut Tari yang hampir setiap hari tampil di Trans TV membawakan acara gosip Insert Siang.

Ngomong-ngomong, partai seperti apa sih yang menjadi dambaan Cut Tari? "Aku mendambakan partai yang tidak plin-plan, tidak gampang dipengaruhi pihak lain, dan bisa memegang janji. Tapi, sekarang memang sulit mencari partai seperti itu," ujar ibu Sydney Azkassya (1) ini. (BSW)


TEUKU WISNU

Artis sinetron Teuku Wisnu (24) bersaing ketat dengan sahabatnya, Dude Herlino, untuk memperebutkan Panasonic Award ke-12 tahun 2009.

Sampai dengan 18 Maret lalu, Teuku telah mengantongi 25,25 persen dukungan pemirsa. Jumlah ini terpaut tipis dengan perolehan dukungan Dude yang mencapai 25,46 persen. Meski begitu, Teuku masih memiliki peluang untuk mengungguli Dude karena polling pemirsa masih berlangsung hingga 25 Maret. Pemberian Panasonic Award sendiri akan dilangsungkan pada 27 Maret.

Bagaimana rasanya bersaing dengan sahabat?

"Gue enggak merasa bersaing-lah. Siapa pun yang menang, gue tetap senang," ujar Teuku, Jumat (20/3) di Jakarta.

Teuku menceritakan, Dude adalah "guru akting" yang baik. "Waktu pertama-tama main sinetron, gue selalu datang ke Dude dan bilang, 'De, tonton sinetron gue dong, terus kritik akting gue ya'. Dia pun mengkritik dan mengajari gue akting dengan sabar. Pokoknya, dia baik banget deh," kata Teuku yang mengaku berteman dengan Dude sejak 2006.

Teuku baru pertama kali mendapat nominasi aktor terbaik pada ajang Panasonic Award ke-12. Meski belum tentu menang, Teuku mengaku sangat bangga. "Ibu-bapak dan orang-orang sekampung di Aceh pasti ikut senang," katanya. (BSW)

http://cetak.kompas.com/namaperistiwa Minggu, 22 Maret 2009

Maia Estianty Sang Juara

Ketika menonton pertandingan basket di TV One dan grup Satria Muda Britama menang, penyanyi dan pencipta lagu Maia Estianty (32) tertegun. "Lho, kok lagunya 'We Are The Champion?'". Hatinya pun tergerak ingin mencipta lagu yang bisa didedikasikan untuk dunia olahraga nasional.

Lagu apa yang cocok? Kebetulan, Maia belum lama ini merilis album Sang Juara. Liriknya tentang bagaimana manusia memiliki mental juara agar bisa mengalahkan berbagai persoalan di dalam hidup. "Tapi kalau dikaitkan dengan olahraga, cocok juga," ujar ibu tiga putra ini.

Maia lantas menemui Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adyaksa Daud. "Setelah mendengarkan, beliau suka dan setuju," ungkapnya.

Mennegpora menerbitkan piagam pada 18 Maret 2009, menyatakan "Sang Juara" menjadi lagu resmi olahraga nasional. Penyerahan piagam dihadiri oleh pebalap Rifat Sungkar, petinju Chris John, perenang Elsa Manora Nasution, dan pebasket Rony Gunawan. "Rencana mau bikin video klip dengan Chris John dan Tamara Bleszynski sebagai Duta Tinju Indonesia," ujar Maia.

Ia ingin terus mencipta lagu bertema Indonesia. "Supaya bisa dikenang sepanjang masa. Kalau lagu cinta-cintaan kan gampang dilupa," tandasnya. (IVV)

http://cetak.kompas.com/namaperistiwa Minggu, 22 Maret 2009

18 Maret 2009

Dulu Aktor Sinetron, Kini Juru Parkir...

Badan berotot sedikit bungkuk, perut buncit, kulit legam, dan gigi hancur karena narkoba. Nyaris tidak tersisa kegagahan seorang Andre—bukan nama asli—aktor sinetron tahun 1990-an yang menjadi korban kecanduan narkoba.

"Lumayanlah sekarang masih bisa dapat uang Rp 15.000 kalau jaga parkir malam hari. Saya sudah enam tahun lebih bersih (berhenti memakai narkoba) dan dapat terapi khusus," kata Andre yang tinggal di bilangan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Hampir setiap malam, pukul 20.00 hingga pukul 22.00, Andre mencari nafkah menjaga parkir di depan sebuah apotek di dekat sebuah rumah sakit milik TNI.

Hidup Andre bagaikan roller coaster yang naik dan turun secara drastis. Pernah merasakan hidup dengan wajah tampan, memiliki ayah pejabat penting sekaligus anggota parlemen, dan hidup ala orang tenar. Kini dia, seperti pengakuannya saat ditemui Kamis (26/2), nyaris menjadi sampah masyarakat....

Andre bersyukur tidak terjerumus lebih dalam, bahkan berakhir mati mengenaskan, akibat narkoba. Ekstasi, putau, hingga sabu menemani Andre sejak medio tahun 1995.

"Teman kuliah saya di jurusan perhotelan sudah banyak yang meninggal. Ada juga yang meninggal overdosis di dalam kampus," kata Andre.

Petaka narkoba menghampiri Andre di kampus, tetangga, dan dunia artis. Sekadar mencoba, jadilah dia ketagihan. "Kalau enggak cicaw (menyuntik putau) atau ngedrag (mengisap sabu), rasanya enggak bisa apa-apa dan tidak mau hidup," kata Andre.

Dia pun tersingkir dari dunia sinetron karena keadaan fisik semakin parah. Ayah Andre berusaha mencari jalan untuk merebut kembali putranya. Andre pun dikirim ke pelbagai lembaga pengobatan hingga pesantren.

Jalan berliku bagi seorang pencandu yang ingin sembuh. Jatuh bangun dialami, teman-teman lama selalu berusaha meracuni dia untuk kembali memakai narkoba. Saat sakau—ketagihan narkoba—Andre tidak segan-segan menjual perkakas dan isi rumah. Pelbagai barang berharga milik ayah dan ibunya dijual di lapak pemulung tidak jauh dari rumah.

Terakhir sebelum akhirnya berhenti menggunakan narkoba tahun 2003, Andre sempat datang dalam sebuah pesta ulang tahun seorang bandar terkenal berinisial Aw. "Seingat saya itu kali terakhir pakai narkoba. Untung bapak saya masih mau merawat saya," kata Andre.

Andre mengaku, tiga adiknya menjadi "orang", berumah tangga dan memiliki pekerjaan. Hanya dia seorang yang menjadi beban sang ayah yang hidup menduda.

Kini, di usia yang baru masuk 35 tahun, fisiknya sudah layu. Rambut Andre beruban, kulit bersisik akibat penggunaan narkoba. Namun, sekali lagi, dia merasa beruntung bisa terlepas dari jeratan narkoba.

"Dulu dia ganteng dan gagah. Ke mana-mana berdandan dendi seperti aktor Hollywood. Badan tegap, kemeja flanel, celana jeans bermerek, dan gesper buckle mahal. Rambutnya panjang diikat ekor kuda seperti Steven Seagal. Sekarang ini siapa menyangka dia pernah bolak-balik main sinetron sebelum akhirnya kejeblos jadi pencandu narkoba. Sekarang malah jadi tukang parkir," kata Djupri, tetangga Andre.

Narkoba memang mendatangkan laknat bagi manusia. Dalam hitungan Djupri, di lingkungan kelurahan mereka yang berada dalam Kecamatan Tanah Abang, setidaknya ada 15 pemuda yang tewas karena narkoba.
(Iwan Santosa)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/03/19/03355833/dulu.aktor.sinetron.kini..juru.parkir...

Semarak Clas Karnaval SCTV di Yogya

Program ini merupakan bentuk partisipasi SCTV dalam membantu pertumbuhan industri musik.

Berakhir sudah perhelatan Clas Karnaval SCTV 2009. Hajatan musik yang berlangsung di enam kota yakni Tangerang, Bandung, Bandar Lampung, Semarang, Sidoarjo dan Yogyakarta, ditutup di Kota Gudeg itu, Ahad (15/3). Selain konser musik, ajang tahunan yang melibatkan lebih dari 100 musisi ini juga menyuguhkan aneka games, bazar dan aksi sosial.

Para penyanyi dan grup band yang ambil bagian dalam Clas Karnaval SCTV 2009 antara lain Mulan Jameela, Ello, Nindy, Duo Maia, T2, GIGI, Padi, Dewa 19, Potret, Sheila on 7, Andra & The Backbone, Radja, Ungu, Ada Band, The Titans, The Changcuters, ST12, Letto, Wali, D'Masiv, Matta, Angkasa, Kangen Band, Alexa, Keris Patih, The Rock, Samson, Naff, Jikustik, Yovie n Nuno, Kangen Band, Vagetoz, The Rock, Hijau Daun, Kotak, Seventeen, Hello, Tiket, El Kasih dan Putih.

Class Karnaval SCTV 2009 dimulai dari Lapangan German Center, Tangerang, pada 6 Februari 2009. ''Ajang ini rutin diadakan setiap tahun dan tahun ini adalah penyelenggaraan yang kelima. Tahun ini, Clas Karnaval SCTV membawa pesan perdamaian sekaligus dalam rangka menyambut pesta demokrasi, Pemilu 2009,'' kata Stephanus Halim, penanggung jawab Clas Karnaval SCTV 2009 kepada Republika di Yogyakarta, Ahad (15/3).

Konser musik ini, lanjut Stephanus, merupakan bentuk interaksi langsung SCTV dengan pemirsanya. Lewat ajang ini pula, para musisi berkesempatan mengikuti polling nominasi SCTV Music Awards 2009. ''Tahun ini, SCTV bekerja sama dengan Sony Music akan meluncurkan album Clas Karnaval SCTV 2009,'' ungkap dia.

Clas Karnaval SCTV juga merupakan bentuk partisipasi stasiun televisi ini dalam membantu pertumbuhan industri musik di Tanah Air. ''Selama ini, Clas Karnaval SCTV mendapat perhatian yang cukup baik dari masyarakat dan pemirsa televisi. Kami tidak begitu mempermasalahkan rating-nya, tapi secara keseluruhan acara musik di SCTV menjadi salah satu primadona,'' tuturnya.

Meriah
Pentas Clas Karnaval SCTV di Yogyakarta berlangsung meriah. GIGI, Padi, Sheila on 7, The Changcuters, The Titans, Alexa, D'Masiv, Five Minutes, Shaggy Dog, Seventeen, Hijau Daun, Keyla, Duo Maia, Ello, The Sister dan Nindy mampu memuaskan penonton yang menyemut di lapangan parkir Stadion Mandala Krida, Yogyakarta. Tak hanya satu hari, sederet grup band dan penyanyi kondang Indonesia itu menghibur publik Yogyakarta selama tiga hari berturut-turut, mulai Jumat (13/3) sampai Ahad (15/3).

Andhara Early dan Gading Marten memandu perhelatan yang disiarkan langsung oleh SCTV itu pada Jumat pukul 22.30 WIB dan Sabtu pukul 22.30 WIB. Sedangkan konser hari terakhir disiarkan langsung pada pukul 14.30 WIB. Antusiasme publik Yogya menyaksikan acara musik ini rupanya sangat tinggi. Buktinya, meski 'dipanggang' terik matahari, mereka tak beringsut untuk menonton aksi para penampil satu demi satu. Kali ini, Andhara Early memandu acara bersama pelawak Trio Bajaj (Isa, Melky dan Aden). Sedangkan Padi, The Titans, Wali, Alexa, Five Minutes, The Sister dan Shaggy Dog menjadi penampil yang sukses membuat para penonton berjingkrak, berteriak dan menyanyi bersama.

Selain menghibur masyarakat Yogya dengan konser musik, SCTV juga menggelar bazar amal di sekitar lokasi panggung musik, donor darah bersama artis Dimas Seto dan para personel grup band The Titans di Ambarukmo Plaza Yogyakarta, serta kuliah umum bertema Industri Televisi di tiga kampus yakni Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Indonesia (UII), dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN). 

Menurut Budi Darmawan, manajer senior Humas SCTV, secara keseluruhan pelaksanaan Clas Karnaval SCTV 2009 di enam kota tersebut berlangsung sukses dan mendapat sambutan meriah dari masyarakat. Setidaknya, itu bisa dilihat dari banyaknya penonton pada setiap konser yang digelar. ''Jumlah penonton di setiap konser bisa mencapai 5.000 orang,'' ujar Budi. Begitu pun aksi sosial seperti donor darah dan jalan sehat yang senantiasa mendapat sambutan positif dari masyarakat dan pemerintah daerah setempat. rusdy nurdiansyah

http://www.republika.co.id/koran/43/37758/Semarak_I_Clas_Karnaval_SCTV_I_di_Yogya

Kritik Sosial Pun Jadi Hiburan

Ada John Pantau, Mata Kamera dan Snapshot. Semua berisi kritik sosial namun enak ditonton.

Siang itu di stasiun kereta Jakarta Kota. Beberapa pria tampak asyik merokok. Padahal, merokok di tempat umum seperti stasiun, merupakan hal terlarang. Melihat hal itu, John Pantau, dengan gaya khasnya yang kocak tapi berani, mendekat dan menegur si perokok. Bukannya malu, si perokok malah marah-marah. ''Banyak orang di sini juga merokok, tapi kok nggak ditegur,'' kata si perokok dengan mimik kesal. 

Gertakan itu tak membuat John Pantau ciut nyali. Di bawah sorotan kamera, ia terus menguntit si perokok sambil minta komentar soal larangan merokok di stasiun. Gampang ditebak, si perokok pun naik pitam. ''Kalau  nggak disorot kamera, ku  tujah (tusuk) kau,'' teriak si perokok kepada John Pantau. Tak lama kemudian, si perokok benar-benar beraksi. Ia menghampiri John Pantau dan berusaha memukulnya. Untunglah, tinjunya meleset sehingga kepala John Pantau luput dari pukulan sarat emosi itu.

Kejadian nyata itu tersaji dalam program  reality show John Pantau di layar  Trans TV episode Ahad (22/2) lalu. Acara yang memuat kritik sosial ini dikemas sedemikian rupa sehingga menarik ditonton. Terkadang, penonton dibuat tersenyum melihat ulah para pelanggar peraturan yang tak mau mengakui kesalahannya. Ya, seperti perokok di stasiun Jakarta Kota itu.  John Pantau yang hadir di  Trans TV sejak 26 April 2008 itu kini tayang setiap Sabtu dan Ahad pukul 16.00 WIB.

Seperti dikatakan A Hadiansyah Lubis,  head of marketing public relations Trans TVJohn Pantau selalu hadir dengan hasil pantauannya dalam menangkap basah pelanggar aturan atau larangan. Tontonan ini, kata dia, bertema kritik sosial. ''Tayangan ini merupakan cerminan sosial masyarakat kita yang sulit diajak disiplin dan taat aturan,'' lanjut Hadiansyah tentang acara yang dipandu John Martin Tumbel selaku John Pantau.

Tak hanya merokok di tempat umum, masih banyak bentuk pelanggaran lain yang kerap dilakukan masyarakat kita. Sebut saja misalnya, bolos kerja, bolos sekolah, buang sampah sembarangan, parkir liar, pungli oleh aparat pemerintah dan penyalahgunaan trotoar.

Menurut Frans Ruffino, produser acara  John Pantau , kehadiran sosok John Pantau sebagai  host sangat penting. Sebab, ia harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada si pelanggar. Karena acara ini  reality show , maka pertanyaan yang muncul pun spontanitas tapi tetap terarah.

''Nah, di sinilah kelucuan terjadi, saat si pelanggar  ketangkap basah dan berusaha mengelak tapi akhirnya mengaku juga. Setelah itu, John Pantau akan menyambangi aparat berwenang yang membuat aturan. Dan akhirnya John Pantau akan mengomentari pelanggaran itu dengan gaya khasnya yang kocak,'' papar Frans.

Diminati
Sejauh ini,  John Pantau cukup diminati pemirsa, dengan perolehan  rating mencapai 1,8 poin dan  share 15-18 persen.Selain  John Pantau , acara sejenis juga disajikan  TV One lewat  Mata Kamera dan  Metro TV yang menayangkan  Snapshot .

Pada  Mata Kamera , tampil seorang  host yang berperan sebagai wartawan foto bernama Pongky. Lewat jepretan kameranya, ia merekam pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di masyarakat. '' Mata Kamera menyajikan fakta apa adanya, dan disajikan dengan santai oleh  host yang unik dan berani,'' ungkap Choirulullah, produser  Mata Kamera .

Mata Kamera yang hadir setiap Senin dan Rabu pukul 19.00 WIB juga mendapat respons yang baik dari pemirsa. Ini terbukti dari perolehan  rating yang mencapai 2,7 poin dan  share 9,4 persen.  Anda penasaran dengan  John PantauMata Kamera dan  Snapshot ? Silakan saja menonton, namun jangan coba-coba menjadi 'bintangnya'. Karena itu artinya, Anda telah tertangkap basah melakukan pelanggaran. Malu  kan ditonton seluruh masyarakat Indonesia? Karena itu mulai sekarang, jagalah perilaku jika tak mau dirundung malu! -  rusdy nurdiansyah

http://www.republika.co.id/koran/43/38193/Kritik_Sosial_Pun_Jadi_Hiburan