20 Februari 2009

Jual Politik lewat Layar Kaca

Para artis yang juga calon legislatif (berdiri dari kiri ke kanan) Tessa Mariska (Gerindra), Derry Drajat (PAN), dan Rieke Diah Pitaloka (PDI-Perjuangan) memaparkan visi dan misi saat acara "Panggung Demokrasi" di Jakarta, Kamis (19/2). Acara ini diselenggarakan dalam rangka menjelang Pemilu 2009.Abimanyu

[JAKARTA] Pesta demokrasi lima tahunan semakin dekat. Pemilihan Umum (Pemilu) untuk anggota legislatif yang diadakan pada 9 April 2009 nanti, semakin memanaskan situasi perpolitikan Indonesia, termasuk acara-acara di televisi. Program acara politik ataupun diskusi tentang Pemilu pun semakin ramai.

Global TV menyambut pesta rakyat tersebut dengan menyuguhkan sebuah program talk show terbuka bernama Panggung Demokrasi. Pada setiap episode yang diadakan seminggu sekali itu, menghadirkan tiga kandidat calon anggota legislatif (caleg) dari parpol yang berbeda dan tiga panelis yang terdiri dari dua pakar dan satu public figure.

Menurut Wakil Pemimpin Redaksi News Global TV Yadi Hendriana, dengan adanya program Panggung Demokrasi tersebut, menjadi tempat pembelajaran masyarakat, karena Pemilu sudah di depan mata dan waktunya sangat tepat. Caleg-caleg yang merupakan public figure itu akan membawakan visi dan misinya pada debat terbuka. Dengan demikian, masyarakat bisa menilai siapa yang layak menjadi pilihannya.

"Kami berharap keraguan pemirsa akan kapabilitas para caleg, terutama artis dapat terjawab, sebab akan mendapatkan informasi yang cukup. Mudah-mudahan, mereka nantinya tidak salah dalam menentukan pilihan wakilnya di Senayan yang akan datang, untuk lima tahun ke depan," ungkap Yadi kepada SP di Jakarta, Kamis (19/2).

Ramainya televisi menjual program politik lewat layar kaca, karena dalam kondisi saat ini, acara tersebut memang sedang tren. Selain Global TV dengan Panggung Demokrasi, Metro TV telah lama menayangkan Republik Mimpi atau Benar-Benar Mimpi (BBM) yang isinya adalah guyonan politik. Demikian juga ANTV yang acara dialognya selalu menghadirkan narasumber untuk membahas masalah terkini, semisal Aburizal Bakrie yang didatangkan dan diwawancarai berkaitan dengan jabatannya sebagai menteri dan pengusaha yang terkait dengan bencana Lapindo.

Namun, Yadi mengatakan, tidak mengikuti atau meniru televisi lain. Hal itu dilakukan, karena waktunya merupakan saat yang tepat untuk membicarakan, apakah public figure pantas dan mampu menjadi anggota dewan terhormat.

Selain itu, Panggung Demokrasi berguna juga untuk menaikkan rating televisi dengan acara spesial, yang berharap akan ditonton banyak pemirsa. Acara itu diadakan setiap hari Jumat pukul 22.30 WIB dan dimulai pada 20 Februari 2009. Program itu akan dimeriahkan dengan kehadiran 60 pendukung caleg dari tiap-tiap parpol, dan 50 peserta yang netral (independen), tanpa memihak parpol mana pun, yang diambil secara random dari berbagai lapisan masyarakat.

Pada episode perdana dengan tema Pantaskah, artis yang tampil adalah Tesa Mariska dari Partai Gerinda, Derry Drajat dari Partai Amanat Rakyat (PAN), dan Rieke Dyah Pitaloka dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-Perjuangan). Sementara panelisnya tetap, yakni pengamat sosial, Imam Prasodjo, yang didampingi dua panelis tamu, yaitu aktivis Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) Yeni Rossa Damayanti dan Sudjiwo Tedjo. Acara dipandu oleh Didi Petet dan Alya Rohali.

Para caleg nantinya, akan diberi kesempatan untuk memaparkan yang menjadi prioritas saat menjadi anggota legislatif, dengan waktu yang sangat terbatas. Begitu juga dengan para pendukungnya, yang akan membela calegnya saat mendapat kesulitan dan mengampanyekan caleg dari partai politiknya.

Peserta yang netral diberikan kesempatan untuk mengkritik dan bertanya kepada caleg tersebut. Pada akhir acara, mereka diberikan kesempatan untuk memilih siapa yang menjadi caleg favorit dengan memilih salah satu dari tiga kandidat. Tentunya perolehan suara tersebut, tidak mewakili yang sebenarnya, tetapi sudah bisa dilihat dari hasil kerja para caleg untuk mendapatkan suara atau massa, dengan berusaha mempengaruhi melalui opini-opini di Panggung Demokrasi. [HDS/F-4]

http://202.169.46.231/spnews/News/2009/02/20/index.html

Tidak ada komentar: