29 November 2008

Menonton Kabar-kabar TVOne

TVONE / Kompas Images
Salah satu episode Apa Kabar Indonesia Pagi di TVOne
.

Budi Suwarna

Program berita langsung (hard news) di televisi nasional biasanya hanya mampu meraih rating 0-2. Namun, program serupa di televisi berita TVOne sempat meraih rating 4 hingga 5. Apa yang membuat program berita TVOne dilirik pemirsa?

Dalam industri televisi nasional, rating seolah menjadi satu-satunya ukuran sukses sebuah program. Dengan rating satu, berarti sebuah acara setidaknya ditonton sekitar 500.000 orang. Jika rating mencapai dua, berarti acara tersebut ditonton 1 juta orang.

Di luar rating, ada satu ukuran lagi bernama audience share atau persentase pemirsa pada satu jam tayang tertentu. Misalnya, audience share sebuah acara 25 persen, berarti acara tersebut merebut 25 persen penonton pada jam tayang itu dibandingkan dengan acara di televisi lain.

Bagi sebuah program berita langsung, rating di atas satu saja sudah lumayan. Pasalnya, kebanyakan program berita di televisi nasional paling banter mendapat rating nol koma hingga satu. Jika menembus rating dua, itu sudah bagus.

General Manager News And Sport TVOne Totok Suryanto, Jumat (28/11), mengatakan, Breaking News TVOne yang menyiarkan rangkaian liputan eksekusi mati Amrozi awal November lalu sempat meraih rating rata-rata 4. Selanjutnya, program investigasi Telusur, yang juga mengupas Amrozi cs, mendapat rating 5,5.

"Ini mengagetkan kami. Rating Telusur ternyata bisa menyamai rating sinetron," ujar Totok.

Liputan Amrozi tampaknya merupakan momen penting bagi TVOne untuk unjuk gigi. Saat itu, TVOne mengikuti proses persiapan eksekusi mati dari menit ke menit. Dengan akses eksklusif ke sumber berita kunci, TVOne bisa menyajikan berita paling dulu dari Nusakambangan.

Meski sekali waktu, TVOne sempat terpeleset karena berspekulasi. Beberapa hari sebelum eksekusi mati Amrozi cs, reporter TVOne di Nusakambangan, menjelang dini hari, memberitakan bahwa dia mendapat informasi Amrozi cs akan dieksekusi beberapa jam lagi. Sampai pagi, ternyata eksekusi tidak ada. Kekeliruan ini cukup fatal dan mengurangi kredibilitas TVOne.

Namun, itu semua dibayar tuntas ketika TVOne menjadi televisi pertama yang memberitakan bahwa Amrozi cs telah dieksekusi pada 9 November. Padahal, ketika itu belum ada pengumuman resmi dari otoritas. Kali ini berita TVOne tidak meleset.

Meski demikian, TVOne tetap dikritik sejumlah pihak karena berita mengenai proses eksekusi mati tersebut menimbulkan kesan bahwa Amrozi cs adalah pahlawan.

Totok Suryanto mengatakan, kesan tersebut muncul karena TVOne mendapat banyak liputan eksklusif. Pihaknya tidak pernah bermaksud menjadikan Amrozi cs sebagai pahlawan. "Sikap kami jelas bahwa terorisme adalah kejahatan," katanya.

Meski ada beberapa kekurangan, liputan Amrozi tetap membuat TVOne dibicarakan orang.

Saat ini, kata Totok, rating sejumlah program berita TVOne memang tidak bisa setinggi awal November lalu. Namun, rating acara andalan, seperti Kabar Petang, masih stabil di kisaran 2.

Secara umum, program itu isinya tidak jauh berbeda dengan program serupa di televisi lain. Bedanya, Kabar Petang menggelar siaran bersama empat biro lainnya, yakni Surabaya, Makassar, Medan, dan Kuala Lumpur.

Perubahan yang ditawarkan TVOne pada program beritanya memang baru sebatas teknik mengemas. Berita disampaikan secara santai dan segar.

Usaha lain, TVOne menggelar siaran Apa Kabar Indonesia Pagi di ruang publik, seperti di lobi sebuah gedung. Pada akhir pekan, acara itu bahkan digelar di trotoar Bundaran Hotel Indonesia atau di Gelora Senayan. Dua hal ini mungkin yang menarik perhatian pemirsa.

Persoalannya, sampai kapan kemasan tersebut diminati? Tidak ada pilihan lain, TVOne harus berkonsentrasi memperbaiki isi ketimbang kemasan.

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/11/30/02420036/menonton.kabar-kabar.tvone

Tidak ada komentar: