28 November 2008

Tak Ada Media Gantikan Media Lain

Denpasar, Kompas - Media yang tumbuh melalui internet, termasuk media online, mempermudah setiap orang mengakses informasi. Namun, kehadirannya tidak perlu dihadapi dengan kecemasan secara berlebihan karena sejarah membuktikan tak ada media yang bisa menggantikan media lain. Media lama tetap mampu bertahan di antara media baru.

Demikian persoalan yang mengemuka dalam Seminar Nasional AJI (Aliansi Jurnalis Independen) Indonesia yang bertema Pers Indonesia Menyongsong Era New Media, Kamis (27/11), di Denpasar, Bali. Hadir sebagai pembicara Chief Executive Officer (CEO) Kompas Gramedia Agung Adiprasetyo, CEO MNC Sky Vision Handhi S Kentjono, Pemimpin Redaksi detik.com Budiono Darsono, dan CEO Virtual Consulting Nukman Luthfie sebagai penanggap.

Agung Adiprasetyo mengatakan, setiap kelahiran media baru selalu diikuti kecemasan akan mengancam bahkan mematikan media sebelumnya. Diakui, media online dewasa ini memang sedang menunjukkan kecenderungan peningkatan. Namun, kecenderungan itu tidak berarti akan melenyapkan media cetak.

"Untuk menghadapi kecenderungan itu, media cetak dituntut untuk kreatif dalam pengayaan kontennya serta berafiliasi dengan media online," kata Agung.

Nukman Luthfie mengatakan, belanja iklan secara nasional tahun 2007 mencapai Rp 35 triliun. Dari jumlah tersebut, media televisi meraup Rp 23 triliun. Menyusul media cetak Rp 10,5 triliun dan media online kebagian Rp 80 miliar. (ANS/RWN)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/11/28/01173636/tak.ada.media.gantikan.media.lain

Tidak ada komentar: