27 September 2008

Penonton Tayangan Ramadan Turun 17 Persen

Sinetron "Aqso dan Madina" salah satu sinetron bertema Ramadan yang ditayangkan "RCTI".dok.sinemart

[JAKARTA] Minat masyarakat menonton hiburan dan tayangan Ramadan di stasiun televisi menurun hingga 17 persen. Pada kurun waktu 1-21 September 2008, jumlah pemirsa rata-rata berkurang 100 ribu-300 ribu per minggu. Fakta tersebut mengejutkan, mengingat program yang ditayangkan stasiun televisi pada 2008 lebih beragam dibandingkan Ramadan 2007 lalu.

Berdasarkan hasil riset AGB Nielsen Media Research, di 10 kota besar di Indonesia, pengurangan minat pemirsa terlihat di minggu kedua hingga minggu keempat. Rata-rata penurunan mencapai 2-5 persen per minggu, dari total 42,6 juta pemirsa. Pada minggu keempat Ramadan, tepatnya hingga Kamis (25/9), jumlah penonton kembali menurun dari 12,5 persen menjadi 12,2 persen.

Communication Executive AGB Nielsen Media Research, Andini Wijendaru, dalam pembahasan hasil riset, di Jakarta, Jumat (26/9) menuturkan, penurunan jumlah pemirsa bisa disebabkan banyak faktor. Minat pemirsa menonton program Ramadan kemungkinan berkurang karena tarawih, acara televisi kurang menarik, atau keluarga memilih buka bersama di luar rumah.

"Banyak faktor yang menyebabkan tayangan Ramadan kurang digemari oleh pemirsa televisi. Faktanya, keragaman program televisi ternyata tidak menjamin peningkatan jumlah pemirsa," papar Andini.

Namun, apabila dibandingkan dengan bulan Agustus 2008, jumlah penonton televisi bertambah hingga 18 persen. Sebelumnya, pada Agustus 2008 AGB Nielsen Media Research mencatat, jumlah penonton 42,6 juta orang. Pada September 2008, jumlah pemirsa meningkat sampai 5,5 juta orang.

Peningkatan jumlah pemirsa televisi terlihat tajam saat sahur (02.00-04.00 WIB) dan menjelang buka puasa (16.00-18.00 WIB). Jenis tontonan yang paling diminati pun beragam. Pada saat sahur, serial drama Para Pencari Tuhan 2, di SCTV, sangat digemari masyarakat. Rating Para Pencari Tuhan 2 (PPT 2) tertinggi yakni 4,2. Selain serial drama, tayangan olahraga sepakbola menjadi pilihan di kalangan pria dewasa.

"Olahraga sepakbola, di stasiun televisi RCTI menjadi pilihan pemirsa lelaki. Sementara, remaja dan perempuan memilih menonton serial drama komedi PPT 2," lontarnya.

Program religi yang mendapat perhatian paling banyak selain PPT 2, yakni Buka Kalbu (1,1), Mamah dan Aa Curhat Ramadan (0,7), dan Curhat Bareng Ustadz (0,5).

Tidak hanya tontonan menanti sahur, tayangan yang menjadi favorit menjelang buka puasa, yakni serial drama Jihan, di Indosiar. Rating drama tersebut mencapai 6,5. Setelah Jihan, tontonan lain yang diminati, yakni PPT, dan beberapa program reality show seperti Termehek-Mehek, Jika Aku Menjadi, dan Jaili.

Sementara untuk tayangan religi yang paling banyak ditonton saat berbuka, yakni Buka Kalbu (4), Membuka Pintu Kalbu (3,8), dan Kultum (3,3).

Ditegaskan Andini, jenis tayangan reality show tahun ini lebih mendominasi daripada sinetron. Pada Ramadan 2007 lalu, sinetron menjadi tontonan wajib setiap sahur dan menjelang buka puasa. Saat ini, minat pemirsa berubah ke program reality show yang lebih segar dan variatif.

Pada momen Ramadan ini, semua stasiun televisi juga mengambil kesempatan untuk menambah atau merubah program tayangan. Sebelumnya, pada Agustus 2008 total jam tayang di 20 stasiun televisi adalah 426 jam. Dominasi tayangan ada pada program hiburan, informasi, dan berita. Namun, pada bulan Ramadan, total jam tayang naik menjadi 449 jam.

Khusus untuk pembagian jam tayang, program sinetron, hiburan, dan religi otomatis bertambah. Semisal, sebuah stasiun televisi pada Agustus hanya menayangkan 3 persen program religi. Namun, pada bulan Ramadan bertambah menjadi enam persen.

Penambahan tersebut diimbangi dengan kenaikan jam menonton pemirsa terhadap program religi. Biasanya, pemirsa rata-rata menonton satu persen, berubah menjadi tiga persen dari total jam menonton. [EAS/U-5]

http://www.suarapembaruan.com/News/2008/09/27/index.html

Tidak ada komentar: