02 Juni 2008

TVRI Bangkitkan Kembali Sinetron Edukatif - Salah satu serial yang sedang disiapkan adalah bertajuk 'Ayahku'

02 Juni 2008 - Masih ingat dengan serial Losmen, Siti Nurbaya atau juga Sengsara Membawa Nikmat yang pernah populer di layar kaca TVRI di era 1980 dan 1990-an? Nostalgia kesuksesan serial-serial yang sarat dengan pesan mendidik itu ternyata memberikan inspirasi bagi Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI untuk menayangkan sinetron baru namun dikemas dengan unsur edukatif yang dominan.

''Sinetron saat ini memang menjadi salah satu jualan paling utama yang ada di seluruh televisi swasta di negeri ini. Tetapi karena kita televisi publik, maka tayangan yang kita hadirkan tentu saja harus yang bersifat mendidik,'' kata Yon Anwar, direktur Program dan Berita LPP TVRI, pekan lalu di Jakarta.

Serial sinetron yang siap mengudara di layar TVRI dalam waktu dekat ini, kata Yon, berjudul Ayahku. Serial ini digarap oleh Arswendo Atmowiloto. Karya 'idealis' Arswendo sebelumnya pernah sukses di RCTI lewat serial Keluarga Cemara. ''Jika tidak ada halangan serial Ayahku itu akan tayang pada Juni mendatang,'' papar Yon.

Selain Ayahku, stasiun televisi milik pemerintah ini juga saat ini sedang menyiapkan serial boneka semacam Si Unyil yang kini sudah diadaptasi di layar Trans7. ''Nantinya serial boneka ini akan dihadirkan secara stripping (setiap hari,red),'' kata Yon tanpa menjelaskan kapan waktu penayangan tontonan untuk pemirsa anak ini dimulai.

Menurut Yon, upayanya untuk menghadirkan dua serial sinetron ini menjadi salah satu cara untuk mengimbangi persaingan bisnis televisi yang kini marak dengan tayangan sinetron. Yon mengungkapkan slot yang dipakai untuk sinetron baru ini akan dipakai pada masa jam tayang utama (prime time) pukul 21.00 WIB.

Serial terbaru ini akan mengedepankan cerita yang sarat dengan pesan mendidik, persahabatan, dan kekeluargaan. ''Saat ini sinetron kita banyak terjebak pada cerita tentang perselingkuhan dan dendam. Untuk itu kita berusaha mengambil tema lain,'' katanya.

Kedua serial terbaru yang sedang disiapkan tersebut menjadi bagian dari upaya TVRI untuk terus mereduksi jumlah tayangan ulang (re-run). Yon mengatakan selama tahun ini tayangan re-run sudah semakin menurun jumlahnya. ''Paling-paling hanya kurang dari 10 persen saja. Ini sungguh menggembirakan, karena sebelumnya tayangan re- run di TVRI bisa mencapai 75 persen,'' katanya.

Siap mandiri
Sementara itu berkaitan dengan upaya mendongkrak popularitas stasiun TV ini dewan pengawas TVRI berharap bisa segera memandirikan kinerja dari sokongan pemerintah. Untuk mencapai hal itu, dewan pengawas menargetkan pendapatan hingga akhir tahun 2008 sebesar Rp 200 miliar.

''Angka sebesar Rp 200 miliar itu sudah dikalkulasi sehingga cukup realistis untuk dicapai. Kita berharap semua bisa diambil dari slot iklan dan pemanfaatan aset TVRI lainnya,'' kata Ketua Dewan Pengawas LPP TVRI, Hazairin Sitepu, kepada wartawan usai pelantikan direktur pengembangan dan usaha TVRI yang baru di Jakarta, baru-baru ini.

Hazairin mengatakan nilai sebesar Rp 200 miliar itu berasal dari 25 persen pembiayaan TVRI yang dikelola secara mandiri. Sedangkan 75 persen pembiayaan lainnya masih diperoleh dari dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Ia berharap komposisi ini bisa berubah hingga 60:40 persen. ''Di mana 40 persen dari hasil pengolahan mandiri dan mudah-mudahan tahun ini bisa bisa terus lagi naik menjadi fifty-fifty hingga sampai pada akhrnya kita tidak lagi bergantung seratus persen kepada APBN,'' paparnya. (akb )

http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=336023&kat_id=383

Tidak ada komentar: