
Menghadapi problem sampah yang menumpuk, kita harus memilah-milahnya, dedaunan dijadikan kompos dengan bantuan cacing atau zat kimia. Sedangkan sampah plastik bisa didaur ulang. Kita juga bisa mengumpulkan sampah plastik untuk para pemulung. Seperti kantung kresek.
Hal itu bukan diutarakan oleh ahli soal sampah atau pakar lingkungan melainkan oleh Olga Lidya. Ya, selebriti satu ini tampak begitu piawai bicara soal sampah.
Ia, misalnya, bicara soal sikap disiplin untuk membersihkan sampah harus konsisten sehingga tidak terjadi tumpukan sampah yang menggunung seperti yang terjadi di Bandung.
Di sisi lain, kata dia, jangan sampai sampah terbuang dengan percuma. "Sampah yang dijadikan kompos bisa menyuburkan tanah berarti ini menghemat pengeluaran uang. Selain itu, sampah yang didaur ulang tidak menimbulkan polusi akibat dibakar," kata presenter sejumlah stasiun televisi Ibu Kota ini.
Soal untung rugi, sampah juga menimbulkan penyakit. Jika banyak warga kota yang terkena penyakit, tentu banyak biaya yang dikeluarkan. Lebih baik biaya itu dialihkan untuk biaya pendidikan seandainya dilakukan pengelolaan sampah yang benar.
"Jangan masalah sampah hanya mengandalkan tenaga petugas kebersihan. Sebenarnya, kita sebagai warga kota ikut terlibat di dalamnya," kata Olga lagi. [FA/A-15]
http://www.suarapembaruan.com/News/2008/05/04/index.html

Tidak ada komentar:
Posting Komentar