Konon, kuis macam ini bagaikan mesin penghasil uang. Miliaran rupiah uang rakyat berhasil dikeruk dalam hitungan menit hanya untuk kegiatan yang sama sekali tak berfaedah. Siapa lagi yang paling diuntungkan kalau bukan para panitia penyelenggara dan operator seluler. Meski Majelis Ulama Indonesia (MUI) pernah berfatwa haram terkait kuis SMS ini, namun tak membuatnya sirna, malahan makin menggila.
Di tengah ekonomi yang serba sulit seperti saat ini sangat disayangkan jika uang rakyat terbuang percuma. Bukankah lebih baik jika para pelanggan kuis itu mengalihkan dananya untuk amal sosial? Tentu akan banyak sekali rakyat kecil yang terbantu.
Coba kita hitung-hitung, satu kuis rata-rata bertarif Rp. 2000 untuk satu kali SMS. Jika pelanggannya berjumlah tiga juta, maka akan diperoleh angka Rp 6 miliar. Itu baru satu kuis, bagaimana kalau ada 10 kuis dan masing-masing pelanggan kirim lebih dari satu SMS, tentu hasilnya akan berlipat-lipat.
Angka sangat kasar ini cukup untuk menolong ribuan anak putus sekolah, menyejahterakan keluarga miskin dan program pemberdayaan masyarakat. Semoga saja para pelanggan kuis SMS menumbuhkan kesadaran bahwa masih banyak sesama manusia yang lebih butuh dana tersebut.
Muhammad Safrodin, Mahasiswa KPI Fakultas Dakwah, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=335340&kat_id=20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar