28 Mei 2008

Kompas.com, Lahir Kembali dengan Wajah Baru

PEPIH NUGRAHA

Kompas.com lahir kembali? Itu pertanyaan yang berlalu lalang lewat surat di berbagai forum diskusi dunia maya. Bagaimana mungkin ia lahir kembali kalau sekarang pun sudah ada? Pertanyaan semacam itu biasanya dijawab sendiri oleh anggota sehingga menjadi diskusi menarik bagi anggota forum itu.

Kamis ini, tanggal 29 Mei 2008 pukul 18.00 hingga 22.00 WIB, di Grand Ballroom Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, jawaban dari pertanyaan itu terjawab sudah. Kompas.com memang lahir kembali. Pengertian "reborn" atau terlahir kembali di sini, yang kemudian menjadi tag dari grand launching, adalah Kompas.com hadir dengan wajah baru. Wajah yang lebih bersih, namun dengan rubrik-rubrik yang jauh lebih kaya dan beragam. Semua kebaruan itu hadir untuk memuaskan lebih dari tiga juta pengguna yang berkunjung setiap hari ke www.kompas.com.

Kesadaran bahwa Kompas.com harus lahir kembali itu tidak datang secara tiba-tiba. Persiapannya memakan waktu satu tahun, mulai dari membedah isi Kompas Cyber Media (KCM), yakni nama Kompas.com sebelumnya, merencanakan rubrik-rubrik spesifik, membangun infrastruktur baru berupa penambahan bandwidth yang memungkinkan pengguna lebih cepat berselancar, sampai mengonvergensikan kekuatan sumber daya manusia dalam satu News Room bersama. Hasilnya? Sudah tampak dari pengakuan dua lembaga independen.

Pertama, lima hari sebelum peluncuran Kompas.com "Reborn" ini, Sabtu (24/5), Kompas.com meraih Penghargaan Cakram (Cakram Award) untuk kategori perusahaan pengelola portal berita. Penghargaan ini sekaligus mengukuhkan Kompas.com mengungguli dua situs berita lainnya, Detik.com dan Okezone.com. Kedua, tiga hari kemudian, Kompas.com kembali meraih New Wave Marketing Award dari perusahaan konsultan pemasaran MarkPlus Inc karena dinilai berhasil membangun relasi partisipatif dan kolaboratif dengan penggunanya.

Dua penghargaan yang disabet dalam jarak waktu tiga hari dan lima hari sebelum grand launching Kompas.com "Reborn" bukanlah rekayasa. Sebab, dua institusi pemberi penghargaan itu bersifat independen, yang tidak ada kaitannya dengan Kompas.com. Bahwa tahun depan penghargaan beralih ke situs-situs lain atau bahkan masih milik Kompas.com, itu soal lain.

Menjadi megaportal

Pertanyaan umum dan juga pertanyaan mendasar saat awal pembentukan Kompas.com wajah baru ini adalah apakah kata "megaportal" yang disandang Kompas.com itu akan menjadikan situs ini bermain di ranah yang sudah dikuasai Google dan Yahoo? Atau lebih baik menjadi situs berita semata head to head dengan situs berita lain tanpa harus direpotkan dengan konten lainnya?

Taufik H Mihardja, Direktur Eksekutif Kompas.com, dalam rapat-rapat terbatas persiapan lahirnya situs dengan wajah baru ini meyakinkan bahwa Kompas.com akan menjadi megaportal, suatu tempat maya di mana orang tidak hanya dipuaskan oleh berita semata, tetapi juga oleh kehadiran rubrik-rubrik lain yang beragam. "Bahwa tekanan masih pada berita, itu benar. Tetapi kebutuhan orang tidak semata-mata pada berita," katanya.

Kesadaran lain mengenai perlunya penguatan terhadap Kompas.com bukan karena adanya anggapan semua oplah koran cetak menurun yang diiringi menurunnya penghasilan iklan, tetapi lebih karena keharusan konvergensi dari sekian kekuatan yang dimiliki Kompas Gramedia (KG). Oplah harian Kompas cetak, misalnya, stabil dan bahkan Warta Kota, Surya, dan koran daerah yang menyandang nama Tribun mengalami kenaikan oplah fantastis. Lantas mengapa harus membesarkan Kompas.com?

Jawabannya: menyikapi dan mengantisipasi tuntutan zaman! Ketika harga kertas makin menggila, ketika produsen lebih suka memasang iklan interaktif dan mobile, dan ketika harga laptop dan ponsel berinternet sudah semakin terjangkau dan memassa, media massa digital seperti Kompas.com akan menjadi pilihan paling masuk akal.

Salah satu keberhasilan konvergensi paling nyata adalah dalam konten berita, yang kemudian mendapat Cakram Award itu. Berita yang hadir di Kompas.com merupakan kekuatan dari sumber-sumber berita yang dimiliki KG, mulai dari 200-an wartawan harian Kompas, wartawan dari kelompok majalah, persda, serta Surya dan Warta Kota.

Padahal, Kompas.com "Reborn" masih diperkaya konten Radio Sonora, Kompas Images (foto), KompasTV, SelebTV, sampai VideokuTV, yang mengadopsi situs YouTube, di mana pengguna bisa meng-upload video sendiri.

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/05/29/00493943/kompas.com.lahir.kembali.dengan.wajah.baru

Tidak ada komentar: