28 Mei 2008

Film Bola Sambut Euro 2008 * Serial kartun ini selain menghibur juga sarat dengan pesan moral

Rabu, 28 Mei 2008 - Untuk membangkitkan euforia para penggemar sepak bola menjelang Euro 2008 pada Juni mendatang, TPI kini mengemas serangkaian program baru. Program tersebut di antaranya Kuis Europhoria Fokus Euro Opening Ceremony Rock & Goal, dan film kartun bertajuk Bola Kampung.

Film kartun ini, menurut Theresia Ellasari, humas TPI mulai menjumpai pemirsa pada 21 Mei dan seterusnya akan tayang setiap Ahad hingga Jumat pukul 17.30 WIB. ''Film kartun terbaru ini untuk memenuhi euforia Euro 2008 pada pemirsa anak-anak,'' ujarnya.

Produksi film Bola Kampung, kata dia, merupakan hasil kerja sama TPI dengan Les Copacque Malaysia. Film ini merupakan serial kartun berlatar belakang sepak bola yang tak hanya menghibur, tapi juga sarat dengan pesan-pesan moral yang mudah ditangkap dan diterima oleh anak-anak, misalnya bagaimana bekerja sama dalam suatu tim, bersikap jujur, dan tolong menolong.

Kisah serial kartun Bola Kampung dimulai dari sekumpulan anak-anak berusia 6-12 tahun di sebuah kampung bernama Gong Lechar. Semua anak ini sangat menggilai sepak bola. Selama ini mereka hanya bermain untuk kesenangan semata. Sampai akhirnya semua berubah sejak sang Kepala Sekolah, Daud, dan guru olahraga, Abdurrahman yang baru datang untuk mengajar di Sekolah Jayapati, sekolah di kampung Gong Lechar, berniat membentuk sebuah tim kesebelasan sekolah tersebut agar dapat bertanding dengan sekolah-sekolah di daerah lain.

Adalah Iwan, seorang anak berbakat yang ditunjuk oleh teman-temannya untuk memimpin tim kesebelasan mereka. Iwan sangat mengidolakan pemain sepak bola dunia asal Prancis, Zinedane Zidane. Namun sayang, keinginan Iwan untuk tergabung dalam tim sepak bola sekolahnya ditentang oleh ayahnya, Azman. Rupanya, pengalaman sang kakek yang pernah menjadi salah satu pemain sepak bola nasional dan menderita di hari tuanya, membuat Azman tak ingin anaknya mengalami hal yang sama.

Iwan memiliki dua sahabat karib, yakni Azizul dan Sabok. Dengan bantuan keduanyalah Iwan berusaha mengatasi permasalahannya, bahkan hingga menjadi andalan tim kesebelasan yang digawanginya. Dengan kebersamaan, mereka semua bersatu dan bahu-mambahu mewujudkan impian mereka. Dengan berjalannya waktu, mereka menyadari bahwa sepaka bola tidak hanya tentang keinginan, tapi juga memberikan banyak pelajaran mengenai nilai-nilai kehidupan.

Selain Bola Kampung, kata Ella, sebelumnya TPI juga telah menyemarakkan permainan bola, khususnya bagi pemirsa anak dengan menayangkan sinetron Ronaldowati setiap Ahad hingga Jumat, pukul 18.00 WIB. ''Harus diakui masih sedikit tontonan televisi yang mengangkat sepak bola yang ditujukan untuk anak-anak. Hal itulah yang membuat kami terpanggil untuk menyajikan program-program acara sepak bola untuk anak, selain juga memasyarakatkan sepak bola pada anak-anak Indonesia,'' paparnya.

Sinetron Ronaldowati produksi Rapi Film yang kini telah memasuki episode ke-76 dibintangi Nona Than Sakinah, Delima Pilong, Baron YS, dan Agus Kuncoro. Hingga sekarang tontonan ini cukup mendapat perhatian pemirsa anak. Sinetron petualangan bocah perempuan bernama Ronaldowati juga dibalut dengan komedi sehingga mampu menggaet pemirsa.

Tersingkir
Masih di layar TPI, ajang Kontes Dangdut TPI (KDI-5) yang disiarkan langsung Ahad (25/5) lalu, akhirnya memulangkan satu kontestan, Irfan Setiawan. Calon pedangdut asal Lampung ini hanya memperoleh dukungan pemirsa lewat SMS sebesar 3.18 persen dan Sonata 3.13 persen. Adapun Yofi asal Bengkulu berhasil mendapatkan gelar Juara Episode dengan perolehan SMS sebesar 17.04 persen.

Dari hasil SMS pertama, Irfan dan Sonata kembali diberikan kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya dalam bermusik dangdut termasuk berkoreografi. Sonata tampil dengan lagu Rekayasa Cinta, sedangkan Irfan ditantang untuk membawakan lagu lain. Setelah kedua kontestan berjibaku dalam waktu yang singkat, polling SMS pun ditutup. Keberuntungan rupanya berpihak pada Sonata, karena hasil akhir sebesar 10.14 persen menyelamatkannya dari 'penjemputan'. Sedangkan Irfan yang hanya memperoleh SMS sebesar 5.87 persen mau tak mau harus rela meninggalkan kontes KDI 5. ruz

http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=335484&kat_id=383

Tidak ada komentar: