PROBOLINGGO -Penolakan terhadap penampilan Dewi Persik akhirnya merambah ke Jawa Timur (Jatim), provinsi asal penyanyi dangdut itu sendiri. Setelah Wali Kota Tangerang dan Bandung menolak tampilnya Dewi dengan goyangan gergajinya yang erotis, kemarin giliran kabupaten Probolinggo melakukan hal serupa.
Penolakan itu diungkapkan oleh Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin, Jumat (11/4), setelah kalangan organisasi keagamaan di daerah itu menilai bahwa penampilan Dewi di panggung sudah mengumbar syahwat.
"Kiai dan ulama tentu memiliki niat murni membentengi moral masyarakat dari dampak negatif tontotan seperti itu. Ulama itu panutan masyarakat Probolinggo yang agamis. Dan karena saya adalah pelayan masyarakat, maka saya pun mengikuti nasihat ulama," ujar Hasan kepada Surya, Jumat (11/4).
Namun, Hasan tidak menolak mentah-mentah Dewi Persik di kabupaten Probolinggo jika penyanyi asal Jember itu tampil dengan pakaian yang menutupi semua auratnya. "Selain itu, boleh jika Dewi tidak melakukan goyangan dangdut yang berlebihan dan mengundang syahwat," imbuh Hasan yang juga Ketua DPW PKB Jatim.
Hasan tak tahu apakah dalam waktu dekat ada penampilan Dewi di Kab. Probolinggo. Namun, kata dia, penolakan tersebut tak harus terkait dengan apakah Dewi akan tampil atau tidak di sana dalam waktu dekat.
Saat ditanya mengapa penyanyi berusia 22 tahun itu yang dicekal, Hasan menjawab bahwa Dewi adalah figur publik dan salah satu ikon dangdut Indonesia. "Ini untuk mengembalikan kredibilitas dangdut Indonesia dan menyadarkan pedangdut bahwa menjadi penyanyi terkenal, tidak harus dengan mempertontonkan goyangan yang keterlaluan," jelas bupati kelahiran 1965 itu.
Bagaimana dengan pedangdut lokal? Bindereh Hasan (sapaan akrab Hasan Aminuddin) mengatakan bahwa dirinya terus konsisten, dan sudah sejak lama menyerukan imbauan agar artis lokal juga bisa menjaga penampilannya di depan umum.
"Alhamdulillah, di wilayah Kabupaten Probolinggo, goyangan berlebihan bisa diminimalisir. Terutama di tempat-tempat umum," katanya.
Sikap tegas Bindereh Hasan memang didukung organisasi-organisasi besar di Kabupaten Probolinggo yakni Pengurus Cabang (PC) NU Kabupaten Probolinggo, PCNU Kraksaan serta Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Probolinggo. Di Kabupaten Probolinggo ada dua PCNU.
Ketua PCNU Kraksaan KH M As'ad Abu Hasan membenarkan, dirinya bersama kiai dan habaib telah menyarankan supaya dilakukan pencekalan bersyarat terhadap Dewi Persik, termasuk pedangdut lainnya, bila hendak tampil di Kabupaten Probolinggo dengan seronok.
"Artis sering lupa diri di atas panggung," kata KH M As`ad yang juga pengasuh Ponpes Mambaul Ulum Sukodadi, Paiton, itu.
As'ad mencontohkan, sebelum pencekalan ramai dibicarakan orang, sempat beredar isu soal kemben yang dikenakan Dewi Persik melorot ketika tampil.
Pernyataan lebih tegas diungkapkan Sekretaris Umum MUI Kabupaten Probolinggo KH Mahfud Samsul Hadi. Penolakan atas Dewi Persik itu, kata dia, dilakukan untuk mengurangi menjamurnya eksploitasi kemolekan tubuh oleh artis, baik level nasional maupun lokal.
"Goyangan yang mengeksploitasi kemolekan tubuh untuk menaikkan rating atau popularitas, itu sudah tidak benar. Dan goyangan Dewi Persik sudah jelas-jelas mengundang syahwat," ucapnya.
Tenang Saja
Sementara itu, bukannya resah, menanggapi pencekalan demi pencekalan terhadap Dewi, pihak keluarganya justru tenang-tenang saja. Pihak keluarga telah menyarankan Dewi agar tak terpancing untuk berkomentar terhadap berita tentang aksi pencekalan pada dirinya.
Kakak kandung Dewi, H Mas Bin Yon Soeharto mengatakan, Jumat (11/4), kabar pencekalan terakhir terhadap adiknya belum didengarnya. Biasanya, jelas Mas Bin, bila Dewi punya persoalan, dirinya selalu mendapatkan kabar lebih dulu.
"Biasanya, kalau ada sesuatu, Dewi selalu memberi kabar," jelasnya.
Menurut Mas Bin, sudah wajar jika Dewi terus menuai sorotan. Dia tak akan mempermasalahkan. Termasuk usulan agar Dewi mengubah penampilan, sampai detik ini keluarga belum memutuskan menasehati penyanyi kelahiran 19 Desember 1985 itu untuk melakukannya.
"Santai sajalah, semua ada yang mengatur,"jelas Mas Bin singkat ketika ditemui Surya.
Sementara itu, Dewi Persik melalui sambungan telepon menyatakan bahwa kabar pencekalan itu sudah biasa baginya. Dewi bertekad tak akan menggubris masalah seperti itu karena diyakininya akan reda dengan sendirinya.
"Buktinya, saya masih bisa tampil di mana-mana. Saya mendoakan agar yang menyebar isu seperti itu diampuni dosanya oleh Allah," tutur penyanyi centil ini.
Melalui komunikasinya di telepon Kamis (10/4) malam lalu, Dewi juga malah memberitahu Surya agar tak lupa melihat aksinya di film terbaru berjudul Tali Pocong Perawan yang disutradarai Arie Azis dan diproduksi Maxima Pictures.
"Ojo lali lihat Tali Pocong Perawan mas….nuwun," kata Dewi di ujung telepon. (SURYA/st4/st17)
12 April 2008
Probolinggo pun Ogah 'Digergaji' Dewi Persik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar