Saat Awal, Jatuh Sakit karena Panik
Minder dan pemalu kerap menjadi penghalang bagi mereka yang berniat terjun ke dunia hiburan. Begitu pula Afgan, penyanyi baru yang beken dengan tembang Terima Kasih Cinta. Sifat pemalunya begitu dominan. Lantas, bagaimana dia mengatasinya?
--------
Suara beratnya mudah dikenal saat melantunkan lagu Terima Kasih Cinta. Single pertama debut albumnya, Confession No. 1 itu saat ini laris manis terdengar di radio. Klip videonya yang menggandeng pesinetron Talita Latief pun jadi langganan di televisi. Namun, tidak sedewasa suaranya, wajah pemilik nama lengkap Afgansyah Reza tersebut cenderung imut.
Lelaki kelahiran Jakarta, 27 Mei 1989, itu sejak kecil memang terbiasa mendengarkan alunan musik berat yang menjadi favorit orang tuanya. Bahkan, saat baru menginjak sekolah dasar, musisi sekelas John Legend dan Stevie Wonder menjadi idolanya.
Meski menyanyi jadi hobi utama dan semua anggota keluarga plus rekan-rekannya memaksa dia menjajal kemampuan di bidang tarik suara, Afgan butuh waktu lama sebelum maju. Tembok penghalang terbesar justru ada pada dirinya sendiri. Yakni, sifat pemalu.
"Dulu, aku pendiam banget. Bisa dibilang minder. Jarang ngomong dan cenderung menarik diri dari pergaulan. Teman sih ada. Tapi, nggak banyak," tutur putra pasangan Loyd Yahya dan Lola Purnama tersebut.
Sifat kurang menguntungkan itu masih dominan saat anak kedua di antara empat bersaudara tersebut menduduki bangku SMA. Beberapa teman dekat yang mengetahui kemampuan Afgan sering memintanya bernyanyi di acara-acara sekolah. Namun, mereka tidak pernah berhasil.
Afgan baru luluh ketika teman-temannya memohon untuk tampil di acara perpisahan sekolah. Namun, aksi panggung perdana itu tidak berlangsung mulus. Serangan panik dan gugup langsung mendera begitu melihat banyaknya penonton. "Aku mati-matian menolak. Tetapi, karena mereka memintanya kukuh banget, aku nggak bisa menolak," kenangnya. "Begitu naik panggung, rasanya malu sekali. Hasilnya, aku nyanyi, tapi seperti tidak ada suaranya. Nyaris nggak kedengaran," tutur cowok hitam manis tersebut lantas tersenyum.
Bakat terpendam Afgan itu mulai dilirik secara profesional dengan tidak sengaja. Saat itu, sekitar awal 2006, dia menyambangi studio rekaman instan Wanna B. Di situ, dia menyanyi dengan leluasa dan mentransfer hasilnya ke dalam bentuk kepingan CD. "Nyanyi di sana PD saja. Nyanyinya berada di ruang, sendirian, dan tidak ada yang lihat," terangnya saat ditemui di studio antv, Cawang, Jakarta Timur, kemarin (12/4). "Niatnya, CD itu dipakai untuk koleksi sendiri dan tidak dipasarkan," lanjutnya.
Tetapi, tanpa disadari, saat sedang asyik, rekaman suara tersebut diperdengarkan ke luar studio. Suara khas Afgan itu hinggap di telinga salah seorang produser Wanna B Production.
Tawaran rekaman sungguhan pun diterima oleh Afgan. Tapi, dasar pemalu, dia tidak langsung mengamini kesempatan emas tersebut. Setelah berkonsultasi dengan orang tua dan produser itu, akhirnya ditemukan jalan keluar untuk membebaskan Afgan dari sifat pemalu tersebut.
Yakni, penggemblengan enam bulan. Seminggu sekali, Afgan diharuskan tampil di kafe, pusat perbelanjaan, dan tempat apa pun yang dihadiri banyak orang. Pengalaman pertama manggung pun tak lepas dari serangan panik. Saat diberi tahu mendapatkan job perdana dan harus manggung, dia jatuh sakit selama dua hari karena panik.
Namun, manfaat gemblengan itu terasa. Sedikit demi sedikit, dia mempelajari cara mengatur emosi, berinteraksi dengan penonton, dan mengikis rasa malu. Penampilannya memang tidak langsung disambut meriah. Kadang, cibiran dan tidak diperhatikan saat menyanyi menjadi santapannya.
"Pernah di salah satu mal, aku ge-er (gede rasa, Red) banget melihat banyak orang di depan panggung. Aku sudah semangat. Tapi, ternyata, orang-orang itu lagi melihat acara jumpa fans artis sinetron di panggung sebelah, bukan lihat aku nyanyi. Langsung drop, deh," ucap lelaki yang mengaku tidak dibayar untuk tiap penampilan selama enam bulan tersebut.
Tetapi, kini Afgan sudah bisa menikmati hasil gemblengan yang dijalani itu. Dari panggung kecil dengan minim perhatian orang, dia sudah jadi bintang tamu di berbagai acara yang disiarkan oleh stasiun TV swasta nasional. Seperti, ajang Indonesian Movie Award (IMA) pada 28 Maret lalu. Bulan depan, dia juga dijadwalkan tampil pada malam final Miss Indonesia 2008.
Meski demikian, Afgan mengaku belum seratus persen menghilangkan sifat pemalu itu. Pernah, saat albumnya launching pada Januari 2008, dia tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh wartawan. "Waktu wartawan tanya, aku diam saja. Grogi langsung muncul," kenangnya. "Jadi, yang menjawab pertanyaan itu adalah manajer aku," imbuhnya.
Kendati demikian, namanya sudah cukup diperhitungkan sebagai debutan. Bahkan, tidak sedikit orang yang meramalkan dia bakal mengikuti jejak sukses senior-seniornya sesama solis pria. Seperti, Glenn Fredly, Rio Febrian, dan Marcell. (ari kurniawan/tia) -- JPNN 13 / 4/ 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar