![]() |
DOK TRANS TV / Kompas Images Seorang kru Jail sedang memegang kepalanya yang tiba-tiba "copot". Ini adalah salah satu teknik menjahili orang yang digunakan kru Jail. Acara humor ini ditayangkan Trans setiap Jumat pukul 19.00. |
Reaksinya ternyata bermacam-macam. Ada yang menjerit histeris, "Auuuu....!". Ada yang menutup hidung sambil memandang jijik, ada yang lari tunggang langgang.
Pada kesempatan lain, seorang perempuan meminta beberapa orang mencicipi segelas air putih yang dikatakan berasal dari sebuah kotak tertutup selubung. Setelah, mereka selesai menenggak air tersebut, perempuan itu membuka selubung kotak itu. Ternyata, kotak tersebut adalah sebuah akuarium berisi air lengkap ikannya. Kontan saja, mereka terkaget-kaget, bahkan, ada yang mau muntah.
Berbagai ekspresi spontan itu direkam dengan kamera tersembunyi. Rekaman itu selanjutnya ditayangkan dalam sebuah acara humor bernama Jail di Trans.
Secara teknis, Jail adalah semacam acara yang dihasilkan dengan cara menjahili orang lain dengan kejutan dan keganjilan. Associate Producer Jail Edo Wicaksono mengatakan, secara teknis, krunya akan berusaha menggiring "korban" untuk dijahili. Nah, semua tingkah laku dan ekspresi korban selama dijahili ditangkap dengan kamera kemudian diolah menjadi humor.
"Karena yang ditangkap adalah ekspresi spontan, humor yang dihasilkan juga spontan. Tidak ada yang slapstick atau dibuat-dibuat," ujar Edo, Rabu (9/4), di Kantor Trans di Jakarta.
Dia mengatakan, acara yang ditayangkan Trans sejak 1 Februari 2008 setiap Jumat, pukul 19.00, itu cukup digemari pemirsa. Rating acara ini berkisar antara 2,8-3,5 atau ditonton sekitar 1,4 juta hingga 1,75 juta penonton. Karena itu, lanjut Edo, Trans berani memasang Jail di jam tayang utama (prime time) bertarung dengan sinetron dan acara idola-idolaan.
Namun, acara semacam ini sejatinya mudah tersandung masalah etiket. Mungkin sebagian orang akan berkata, "Kok tega-teganya menertawai orang yang sedang dikerjai." Masalah etika juga akan muncul ketika kru menggunakan teknik kasar untuk menjahili korban.
Mari kita tengok salah satu episode Jail. Seorang kru melemparkan seekor monyet atau iguana ke dalam sebuah toilet umum. Karuan saja, korban yang sedang berada di toilet kaget bukan kepalang melihat kehadiran binatang itu. Saking kagetnya, ada korban yang terpaksa memanjat tempat buang air kecil untuk menjauhi diri monyet itu.
Edo mengatakan, pihaknya telah mempertimbangkan masak-masak teknik-teknik menjahili orang yang digunakan. "Prinsipnya, orang yang dikerjai jangan sampai marah. Selain itu, sebelum rekaman ditayangkan, kami terlebih dahulu meminta izin kepada orang yang dikerjai," ujar Edo.
Mirip-mirip
Acara semacam ini bukanlah sesuatu yang baru dalam dunia pertelevisian di Indonesia. Beberapa tahun lalu, ada acara sejenis bernama Spontan. Sejumlah stasiun televisi juga pernah menayangkan acara serupa produksi luar negeri seperti Just For Laugh dan Gags.
Secara sekilas, acara Jail mirip dengan Just For Laugh dan Gags mulai dari suara latar, cara mengedit gambar, hingga closing. Bahkan, beberapa teknik jahil yang digunakan Jail, pernah muncul di Just For Laugh. Salah satu contohnya adalah ketika seorang kru meminta tolong korban untuk membuka pintu mobil yang terkunci.
Di saat korban berusaha membuka pintu mobil itu, kru tersebut menghilang. Tidak lama kemudian, alarm antipencuri berbunyi. Muncullah seorang petugas keamanan yang langsung menuduh korban sebagai pencuri.
Edo mengatakan, pihaknya tidak meniru Just For Laugh atau Gags. "Kalau terinspirasi kedua acara itu mungkin iya. Kalau Jail terlihat mirip dengan Just For Laugh, itu karena kedua acara itu masih dalam satu genre," tukas Edo.
Meniru atau tidak, sebagai sebuah tontonan Jail cukup berhasil membuat orang tertawa terbahak-bahak. Acara ini cukup menghibur terutama di saat masyarakat sedang susah dan stres memikirkan harga-harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi. (Kompas, Minggu, 13 April 2008, Budi Suwarna)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar