13 April 2008

Bintang Iklan TV Catherine Wilson Bilang Isi RUU Kesejahteraan Sosial Tidak Lazim & Akan Sia-Sia

SP/Ignatius Liliek

Niatan pemerintah memberikan santunan sebesar Rp 42.700 per orang selama setahun, bagi kelompok nonpekerja di Indonesia merupakan tindakan yang sia-sia atau tidak masuk akal. Santunan yang diberikan jumlahnya jauh di bawah rata-rata pengeluaran minimal makan per hari, yakni Rp 5.000 per orang.

Model berparas indo Catherine Wilson mengemukakan pandangan tersebut terkait dengan isi Rancangan Undang-Undang Kesejahteraan Sosial yang dinilai tidak lazim. Uang sebesar Rp 42.700 per tahun hanya bisa digunakan untuk makan selama 3-4 hari saja. Apabila uang santunan tersebut habis, maka selama 360 harinya lagi masyarakat tidak mendapat santunan apa-apa.

"Jumlahnya tidak manusiawi. Kalau mau, sekalian saja tidak usah diberikan bantuan dalam bentuk uang, tetapi dalam bentuk pelatihan atau lapangan kerja sehingga, pengangguran dan masyarakat miskin tidak melulu bergantung pada santunan," papar Catherine saat ditemui SP, di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (9/4).

Dalam RUU Kesejahteraan Sosial yang masuk kategori kelompok non pekerja, yakni fakir miskin, anak-anak terlantar, penyandang cacat fisik atau mental, dan orangtua lanjut usia (lansia). Total jumlah kelompok non pekerja di Indonesia sekitar 17,3 juta jiwa.

Dana yang disiapkan untuk santunan dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 741,4 miliar. Dana tersebut dipakai untuk 5,9 juta anak telantar, 2,5 juta lanjut usia, 3,5 juta penyandang cacat, 4,3 juta tuna-sosial, dan 859.995 korban penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (napza). Kesimpulannya masing-masing orang hanya mendapat santunan sebesar Rp 117,03 per hari.

Model yang tengah asyik menggeluti dunia akting itu menyarankan pemerintah seharusnya tidak memberikan bantuan dalam bentuk uang tunai. Dikhawatirkan, santunan hanya akan membuat masyarakat miskin dan para pengangguran semakin malas berusaha. Apalagi tidak bisa dimungkiri, negara Indonesia ter- kenal dengan jumlah pengangguran yang tinggi.

"Saya melihat masyarakat Indonesia bukan masyarakat yang gemar bekerja. Kebanyakan dari masyarakat kita lebih suka berleha-leha atau santai dibandingkan kerja keras. Jadi tidak heran juga bila setiap tahun jumlah pengangguran dan orang miskin bertambah," lontarnya.

Langkah lain yang bisa dilakukan pemerintah yakni menyediakan kembali tempat pelatihan khusus bagi kelompok non pekerja. Sementara khusus untuk anak-anak, pemerintah menyediakan sekolah gratis.

Namun, wanita yang akrab disapa Keket ini juga berharap pemerintah serius menangani masalah pengangguran dan pengentasan kemiskinan. Sebab, sebelumnya langkah-langkah yang diambil pemerintah hanya sebatas omongan dan janji-janji saja. Kebanyakan upaya atau langkah tertuang di atas kertas saja.

"Pemerintah bukan hanya kali ini mengemukakan langkah menangani kemiskinan dan pengangguran. Tetapi buktinya, upaya apa pun hanya berjalan di tempat," kata wanita dengan tinggi badan 177 centimeter itu.

Keket juga menuturkan, Indonesia bisa mencontoh masyarakat di Singa- pura yang 'gila' kerja. Bahkan kebanyakan para lansia di Singapura masih aktif bekerja, entah sebagai pelayan di restoran atau sebagai pengasuh anak. Intinya, masyarakat Australia gemar dan

memiliki kemauan keras untuk terus berkarya.

Sementara itu, selain berjalan di atas catwalk, kesibukan yang tengah digeluti putri kedua pasangan Peter Wilson dan Rosita yakni mengelola kafe bernama "666" di Bandung. Tidak hanya sebagai business woman, Catherine sejak beberapa tahun terakhir ini aktif di dunia akting.

Film terakhir yang membuat namanya semakin dikenal masyarakat ber- judul Pesan Dari Surga. Ia bermain bersama dengan Luna Maya dan Rianti Cartwright. [EAS/U-5]

http://www.suarapembaruan.com/News/2008/04/13/index.html


Tidak ada komentar: