16 Desember 2009

Dampak televisi; Komnas Anak: Hapus Tayangan Kekerasan

Jakarta, Kompas - Komisi Nasional Perlindungan Anak meminta stasiun televisi menghentikan tayangan yang mengandung kekerasan. Apalagi, satu anak meninggal setelah mempraktikkan trik sulap berbahaya yang ditonton di televisi.

Sekretaris Jenderal Komisi Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait, Rabu (16/12), mengatakan, anak sangat mudah meniru apa yang dilihatnya. Dari survei komisi ini tahun 2006-2009, 68 persen tayangan di televisi mengandung unsur kekerasan.

"Sebagian tayangan yang mengandung kekerasan merupakan produksi lokal. Karena hampir seluruh stasiun televisi menayangkan acara kekerasan, anak tidak punya pilihan selain menonton kekerasan. Acara itulah yang ditiru anak. Selain, ruang partisipasi sedikit," ujarnya.

Hari Senin lalu, Heri Setiawan (12) meninggal setelah lehernya tercekik selendang. Tangan, kaki, dan mulut korban juga terikat. Dari penelusuran polisi, Heri gemar menyaksikan acara sulap di televisi. Sejak tiga tahun silam, Heri suka mengikat dirinya dan menirukan trik sulap yang dilihatnya di televisi.

Kepala Polres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Hamidin mengatakan, kesimpulan sementara, Heri meninggal karena tidak sengaja terjerat selendang yang mengikat lehernya. Heri diduga tengah mempraktikkan trik sulap ketika berada sendiri di rumah.

Atas kejadian ini, Arist mengatakan pihaknya akan kembali meminta stasiun televisi menghentikan semua tayangan kekerasan. (ART) -- http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/12/17/04415520/komnas.anak..hapus.tayangan.kekerasan

Tidak ada komentar: