14 Februari 2009

Cinta Kasih DAAI

Budi Suwarna

Ketika sebagian stasiun televisi asyik menyebarkan gosip dan prasangka lewat "infotainment" atau mimpi dan intrik lewat sinetron, DAAI (baca da-ai) TV menyebarkan cinta kasih dan harapan kepada pemirsa.

DAAI memang tidak ingin larut dengan arus utama industri televisi yang memperlakukan program sebagai sarana meraih rating setinggi-tingginya dan sarana mengeruk iklan. Pasalnya, televisi ini memang didirikan untuk tujuan sosial kemanusiaan.

"Kami tidak peduli dengan rating. Acara yang rating-nya tinggi, toh tidak selalu berkualitas. Ukuran kami adalah bagaimana program itu baik dan positif bagi pemirsa," ujar Program Manager DAAI Yabin Yap, Kamis (12/2).

Yabin menambahkan, semua program DAAI dibuat berdasarkan prinsip kebenaran, kebajikan, dan keindahan. Benar berarti semua tayangan berdasarkan kisah nyata. Bijak maksudnya tayangan yang ditampilkan mengandung nilai-nilai positif. Indah berarti semua tayangan tetap enak ditonton.

"Bagi kami benar saja tidak cukup. Kalau benar tapi tidak baik, kami tidak akan menyiarkannya," ujar Yabin.

Karena itu, penonton DAAI tidak akan melihat adegan kekerasan, maki-memaki, mistik, humor vulgar, dan gosip seperti yang lazim kita lihat di sebagian besar stasiun televisi nasional.

Program majalah televisi DAAI, Mata Hati, menyajikan kisah kehidupan manusia yang dikemas secara humanis. DAAI Inspirasi mengupas kisah hidup seseorang yang bisa dijadikan teladan.

Untuk program drama, DAAI tidak menampilkan tokoh-tokoh fiktif yang hidup di istana mewah seperti dalam kebanyakan sinetron. Drama DAAI umumnya bercerita tentang kehidupan nyata sehari-hari yang dikemas secara realistis dan positif.

Salah satunya adalah drama seri Kisah Sebening Kasih karya Garin Nugroho. Drama ini bercerita tentang seorang anak dari keluarga miskin yang rumahnya 12 kali digusur. Namun, anak ini pada akhirnya bisa bangkit.

Ada pula kisah tentang seorang ibu yang ditinggal mati suaminya. Namun, ibu itu hidup bahagia karena ketiga anaknya sangat berbakti kepadanya.

"Begitulah, kami menonjolkan hal-hal positif dari sebuah kisah nyata yang kami angkat. Kami selalu berusaha menawarkan harapan dan optimisme kepada pemirsa," kata Hendrik Sumardi, Head Department Huminatarian DAAI.

Menonton drama-drama DAAI, kita diingatkan kembali pada drama "Keluarga Cemara" karya Arswendo Atmowiloto pada awal tahun 2000-an yang berkisah tentang keluarga tukang becak yang bersahaja dan penuh kasih.

Donasi

Di Indonesia, DAAI siaran di dua kota, yakni Jakarta dan Medan. DAAI Medan siaran resmi sejak 31 Mei 2007, sedangkan DAAI Jakarta sejak 25 Agustus 2007. Keduanya mendapat dukungan dari Da Ai TV Taiwan. Meski demikian, kata Yabin, DAAI TV Indonesia tidak terkait secara struktur dengan Da Ai Taiwan.

Stasiun ini didirikan karena terinspirasi dengan Master Cheng Yen, pendiri Yayasan Budha Tzu Chi yang mengajarkan cinta kasih universal. "Tapi ini bukan media dakwah. DAAI TV diperuntukkan bagi semua kalangan apa pun agama dan sukunya," kata Yabin.

Karena televisi ini bermisi sosial, DAAI tidak menerima pemasangan iklan komersial. "Kami khawatir bergantung pada iklan," ujar Yabin.

Sejauh ini, seluruh biaya operasional DAAI Medan dan Jakarta diperoleh dari donasi perorangan maupun perusahaan. DAAI Jakarta setidaknya memiliki 400 donatur perorangan dan 14 donatur perusahaan. Yabin tidak bersedia menyebutkan berapa donasi yang bisa mereka kumpulkan dalam sebulan.

"Berapa pun sumbangan yang diberikan kami pasti terima. Ada kok pemirsa yang menyumbang Rp 500," tambah Fei Fei, Public Relations DAAI.

Budaya menyumbang juga ditanamkan pada semua karyawan DAAI. Manajemen memberi setiap karyawan sebuah celengan. Jika celengan itu sudah penuh, uangnya bisa disumbangkan untuk operasional DAAI atau kegiatan amal lain. Bahkan, ornamen bambu yang menghiasi lobi DAAI di Gedung ITC Manggadua Lantai 6 ternyata juga berfungsi sebagai celengan.

Di Taiwan, ujar Yabin, biaya operasional Da Ai sepertiganya diperoleh dari penjualan produk daur ulang buatan para relawan. "Ke depan kami akan mengarah ke sana," ujar Yabin.

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/02/15/01203618/cinta.kasih.daai

Tidak ada komentar: