14 Januari 2009

Berinovasi dengan Program In House

Program in house juga merupakan bagian dari strategi pengendalian biaya produksi.

Selasa, 13 Januari 2009 :: Persaingan antarstasiun televisi dalam menyajikan beragam program acara kian ketat. Pertanyaannya, siapkah setiap stasiun televisi memasuki peta baru persaingan televisi yang ketat dan kompetitif itu, terlebih dalam menampilkan program-program inovatif yang mampu memanjakan pemirsa?

Tampaknya pertanyaan tersebut telah dijawab oleh Trans TV. Di usia tujuh tahun pada 15 Desember 2008 lalu, stasiun televisi yang didominasi tangan-tangan dingin praktisi muda pertelevisian ini telah menunjukkan bahwa mereka memang mampu bersaing dengan stasiun televisi lainnya.

''Trans TV telah berhasil memasuki era produksi sendiri, dengan menayangkan berbagai program in house,'' ujar A Hadiansyah Lubis, head of marketing public relations Trans TV beberapa waktu lalu. Trans TV, aku Hadiansyah, memang mengedepankan in house productions dan berkomitmen untuk terus menciptakan program-program yang inovatif, cerdas, tajam dan menjadi trendsetter di industri pertelevisian. Tujuannya tak lain, program-program itu bisa menjadi juara di hati pemirsa.

Salah satu buah dari in house productions itu adalah program reality show Termehek-mehek. Patut dicatat, program ini bertengger di peringkat pertama pada top rating selama satu bulan lebih. Data AC Nielsen di akhir tahun 2008 menunjukkan, Termehek-mehek merupakan program acara paling populer dengan rating 7,2 poin dan share 27,3 persen. Ini merupakan angka tertinggi dari semua acara reality show yang ditayangkan semua stasiun televisi.

Tak hanya itu, Termehek-mehek yang tayang di Trans TV setiap Sabtu dan Ahad pukul 18.15 WIB, telah mengilhami stasiun televisi lain untuk membuat reality show sejenis. Sebut saja misalnya, Katakan Cinta, Harap-harap Cemas, Playboy Kabel, Hari yang Aneh, Xtreme Idola, Jujur Apa Nggak, dan Kacau.

Tampil dengan durasi 45 menit, Termehek-mehek menghadirkan tontonan investigasi untuk menyelesaikan masalah. ''Ini merupakan program acara reality show investigasi untuk membantu seseorang yang memiliki masalah pribadi atau keluarga,'' ujar Emil Syarif, kepala departemen produksi Trans TV.

Selain Termehek-mehek, program in house yang juga melekat di hati pemirsa adalah Ceriwis, Extravaganza, Happy Family, Sketsa, Penting Banget, Gong Show, Missing Lyrics, dan Akhirnya Datang Juga yang mendapat penghargaan The Best Comedy.

Akhirnya Datang Juga yang tayang setiap Rabu pukul 19.00 WIB ini menampilkan seorang publik figur atau aktris yang diminta melakukan suatu sketsa tanpa naskah dan tanpa diketahui sketsa komedinya. Alhasil, sang aktris atau publik figur itu harus berimprovisasi agar sesuai dengan sketsa komedinya. ''Letak kelucuannya adalah ketika sang aktris harus berimprovisasi dan tak tahu harus berkata apa di tengah sketsa tersebut,'' terang Emil.

Menurut Emil, kebijakan untuk mengedepankan program in house di Trans TV dilakukan sebagai strategi pengendalian biaya produksi. ''Jujur, biaya produksi program in house lebih kecil dibandingkan bila harus membeli dari luar,'' tegas Emil.

Reality show terbaru
Pada saat yang sama, Trans TV kembali menyuguhkan program in house berkualitas untuk para pemirsa setianya. Berbagai program-program menarik dan unik siap disajikan. Program tersebut antara lain First Love mulai 5 Januari 2009 lalu dan hadir setiap Senin pukul 16.30 WIB, Makin Gaya mulai 6 Januari 2009 lalu, seterusnya tayang setiap Selasa dan Rabu pukul 16.30 WIB dan Bosan Jadi Pegawai yang telah ditayangkan 11 Januari 2009 lalu dan akan tayang setiap Ahad pukul 10.00 WIB.

Menurut Hadiansyah, First Love merupakan reality show yang mengangkat kisah cinta seseorang di masa lalu. Kisah cinta inilah yang akan menjadi cerita utama. Nara sumber akan bercerita kepada tim First Love tentang perjuangannya menemukan kembali seseorang yang sangat ia kagumi di masa lalu.''Program reality show ini akan melibatkan narasumber yang akan bercerita, di mana cerita tersebut akan divisualisasikan dalam video reka adegan yang menguatkan cerita,'' kata Hadiansyah.

Lain halnya dengan Bosan Jadi Pegawai. Program ini menggambarkan keinginan seseorang (pegawai yang masih bekerja, korban PHK, ataupun mahasiswa) untuk menjalankan suatu usaha atau bisnis.Dalam program ini, orang tersebut akan belajar menjalankan sebuah usaha dengan cara berguru pada seorang pelaku bisnis yang dianggap cukup sukses dalam bidangnya. Dalam proses belajar ini, ia akan dihadapkan dengan berbagai hambatan yang biasa dihadapi para pelaku bisnis kala memulai usaha. ''Dari proses belajar itulah, diharapkan akan membangkitkan inspirasi generasi muda untuk mencoba setiap peluang usaha ketimbang berpikir untuk menjadi pekerja kantoran semata,'' tandas Hadiansyah.  ruz

http://www.republika.co.id/koran/43/25775.html

Tidak ada komentar: