04 Desember 2008

Sisa Kejayaan Teknologi CRT Televisi


AW Subarkah

Dari sisi teknologi memang sudah tertinggal. Namun, permintaan televisi tabung atau CRT masih tetap mendominasi pasar negeri ini. Pertimbangan pertama tentu menyangkut harga yang lebih ekonomis dibandingkan dengan yang berteknologi plasma atau LCD.

Ketika memasuki pusat-pusat elektronik yang mementingkan solusi harga, berbagai merek TV berteknologi tabung sinar katoda (CRT) masih terlihat yang paling dominan sekalipun TV berteknologi baru, terutama jenis LCD, mengambil perhatian di sudut-sudut yang strategis dengan layar yang lebih besar.

Evolusi yang terlihat pada CRT dari tampilan luar, terutama pada layar datar dan upaya membuat tipis dengan "memotong" bagian tabung sekitar 30 persen. Jenis CRT dengan tampilan lebih pipih itu sepertinya menjadi andalan produsen, misalnya LG, Samsung, bahkan perusahaan lokal, seperti Polytron.

Dibandingkan dengan jenis LCD atau plasma memang masih kontras perbedaannya, terutama dari sisi ketebalan. Selain itu, sebagian besar TV tabung lebih memenuhi konsumen TV berlayar 29 inci atau kurang. Di atas itu, teknologi pembuatannya lebih sulit dan mahal dan kebutuhan di atas 32 inci dilayani TV jenis baru.

Sebenarnya yang banyak berperan adalah aspect ratio atau perbandingan panjang dan lebar pada permukaan layar. TV konvensional hampir selalu memiliki perbandingan 4:3, sedangkan jenis baru lebih pada format 16:9 atau lebih lebar.

Untuk keadaan sekarang ini, layar 4:3 sebenarnya masih lebih menguntungkan bagi mereka yang mempergunakannya untuk menangkap tayangan stasiun TV biasa. Semua stasiun TV (yang masih analog) sekarang masih menayangkan programnya dengan format 4:3 sehingga penerima konvensional lebih bisa menerima tayangan secara penuh dan alami serta lebih besar.

Layanan TV analog diperkirakan masih akan berlangsung sampai 10 tahun mendatang. Ketika siaran sudah beralih ke digital, kemungkinan sebagian stasiun TV akan mengubah format ke layar lebar (16:9), terutama jenis layanan hiburan yang menyerupai layanan TV kabel.

Evolusi digital

Sebelum era siaran secara digital mengambil alih, sebenarnya pesawat TV sudah memasukkan banyak teknologi digital di dalamnya. Sekalipun itu jenis TV tabung, secara elektronis sebagian sudah menggunakan teknologi digital. Hal inilah yang sering membuat masyarakat awam menjadi rancu akan istilah digital.

Produk TV dalam negeri seperti Polytron pun sudah sangat jauh memoles produk konvensional itu dengan berbagai perlengkapan secara digital. Dengan demikian, daya tarik TV tabung masih tetap kuat sekalipun teknologi penghasil gambarnya sudah tertinggal zaman.

Sebuah produk yang mereka namakan Xcel DVD Recorder merupakan salah satu upaya membuat inovasi itu. Dengan memanfaatkan "kekurangan" dari teknologi tabung, yaitu sifat gembulnya, perusahaan yang memiliki pabrik di Kudus, Jawa Tengah, itu mencangkokkan perekam DVD di bawah layar untuk secara otomatis merekam acara TV pada jam-jam tertentu pada sebuah keping DVD.

Pada era analog, cara seperti ini dulu dilakukan melalui sebuah perekam kaset video (VCR) yang memiliki penerima TV analog di dalamnya. Pada era digital sekarang ini bahkan sudah ada produsen yang mengembangkan dengan media rekam seperti memori, salah satunya adalah yang disebut "Time Machine" dari perusahaan LG.

Kelebihan dari Xcel adalah kemampuan merekam dari sumber lain, seperti camcoder atau berkas-berkas foto atau musik MP3 yang tersimpan di memori USB, bahkan bisa juga dari VCR (format video composite). Jadi, tanpa komputer, pesawat TV ini bisa memindahkan berkas-berkas ke format digital di keping DVD.

Dengan fitur 'Real Time Clock', jam digital yang ada di dalam pesawat akan terus berjalan walaupun pesawat TV dimatikan. Penyetelan perekaman dapat lakukan dengan tiga pilihan. Pertama Daily, jika hendak merekam acara yang berlangsung setiap hari pada jam tertentu. Kedua Weekly, untuk merekam acara yang hanya disiarkan seminggu sekali. Ketiga Once, untuk merekam sekali saja.

Secara otomatis hasil rekaman akan terbagi menjadi chapter yang berdurasi selama 5 menit. Dengan fitur Chapter Editing yang tersedia, setiap chapter dapat diberi judul yang sesuai dengan isinya untuk memudahkan pencarian saat memutar ulang.

Jenis keping yang bisa digunakan adalah DVD + RW (Record and Fungsi player rewriteable), yang selain dapat digunakan untuk merekam juga dapat dihapus dan digunakan berulang kali, dan DVD + R (recordable) yang hanya untuk sekali merekam saja. Untuk fungsi player dapat memainkan berbagai format disk, yaitu DVD, MPEG4, DivX ,VCD 1.0-2.0, CD-Audio, MP3, dan juga file JPEG.

Kendali mutu gambar secara digital berupa fitur Excellent Picture, saat kualitas gambar yang diterima kurang baik secara otomatis mesin Dipe akan menyempurnakan. Kendali gambar ini untuk memperbaiki detail, warna, dan ketajaman.

Kendali suara dilakukan melalui fitur Excellent Sound yang memiliki empat parameter penting, mulai dari menghasilkan suara virtual surround, pengaturan nada dengan equalizer, volume, sampai menghasilkan suara bas yang kuat.

Walaupun memang tidak semua orang tahan dengan suara besar, suara bas yang besar akan menenggelamkan suara treble. Penonjolan treble dilakukan dengan menurunkan setelan bas sampai minimal dan treble pada posisi maksimal. Treble akan dibantu dengan sepasang tweeter untuk membangkitkan suara frekuensi tinggi.

Secara unik, pesawat TV ini juga bisa disetel untuk mode musik saja, di mana pada mode ini layar dimatikan sehingga tidak hanya lebih menghemat listrik, tetapi juga tidak mengganggu ketika seseorang sedang serius mendengarkan musik stereo.

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/12/05/02020049/sisa.kejayaan.teknologi.crt

Tidak ada komentar: