20 Desember 2008

Iklan Tak Ubah Pilihan Rakyat - Kalla: Kinerja Lebih Menentukan

Banjarmasin, Kompas - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Jusuf Kalla menegaskan, dirinya tidak percaya dengan hasil-hasil survei lembaga survei. Alasannya, hasil survei tidak menunjukkan kondisi yang sebenarnya di masyarakat.

Contohnya, dalam hasil survei sebuah lembaga survei baru-baru ini di mana Partai Golkar ditempatkan pada nomor tiga dengan angka sekitar 11,9 persen.

Hal itu disampaikan Jusuf Kalla saat memberikan pembekalan dalam acara pembukaan Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) IV dan penataran juru kampanye Partai Golkar di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Sabtu (20/12) sore waktu setempat.

Dalam acara itu hadir Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Surya Paloh, Sekjen DPP Partai Golkar Soemarsono, dan anggota Dewan Penasihat Partai Golkar Fahmi Idris yang juga Menteri Perindustrian.

"Saya tidak percaya. Tidak mungkin dalam waktu seminggu dua minggu membaca iklan tentang sembako, pikiran orang langsung berubah. Terlalu murah bangsa ini kalau hanya baca iklan langsung berbalik dan memilihnya. Juga sangat memandang rendah (rakyat) negeri ini yang hanya membaca iklan saja sudah memutar balik pilihannya dalam pemilu mendatang," katanya.

Meski demikian, menurut Kalla, pihaknya mempersilakan kalau orang yang mau membuat survei apa pun terkait partainya.

"Apalagi kalau yang membuat itu dekat dengan salah satu partai yang diunggulkan itu. Saya bilang, kenapa tidak sekalian saja dibuat hasil surveinya 50 persen, biar menang sekalian," tambahnya, tanpa merinci siapa yang dimaksudnya.

Namun, berdasarkan catatan Kompas, baru-baru ini Lingkaran Survey Indonesia (LSI) yang dipimpin Denny JA mengumumkan hasil surveinya yang menyebutkan Partai Golkar nomor tiga dengan suara 11,9 persen; Partai Demokrat nomor dua dengan persentase 19,3 persen; dan PDI-P nomor teratas dengan suara 31,0 persen.

Kalla menegaskan, yang menentukan seseorang atau partai dipilih oleh masyarakat adalah kedekatannya dengan rakyat pemilih.

Selain itu, menurut dia, penentu lainnya ialah perjuangan partai atau figur selama ini untuk menyejahterakan rakyat dan juga jejak rekam (track record) seseorang serta kinerja partainya ketika memerintah. (har)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/12/21/01565865/iklan.tak.ubah.pilihan.rakyat

Tidak ada komentar: