21 Oktober 2008

Permintaan Kertas dan Pulp Melemah (Krisis Finansial)

Jakarta, Kompas - Krisis finansial yang melanda Amerika Serikat membuat permintaan pasar internasional terhadap kertas dan pulp melemah. Harga pulp pun turun 50 dollar AS per ton pada periode Agustus-September 2008 dari harga bulan Juli yang lebih dari 900 dollar AS per ton.

Ketua Umum Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Mohammad Mansur, Selasa (21/10) di Jakarta, menjelaskan, meski tidak terkena dampak langsung, dampak tidak langsung krisis finansial di AS telah dirasakan. Ini karena industri-industri kelas menengah di China yang menghasilkan berbagai barang ekspor ke AS mulai tutup.

"Mereka kesulitan permintaan. Kondisi ini membuat permintaan pulp dan kertas untuk produksi kertas atau kardus pembungkus produk yang akan diekspor juga turun," ujar Mansur.

Namun, untuk transaksi yang dibuat sepanjang tahun 2008 tidak terpengaruh. Hingga kini, lanjut Mansur, belum ada industri pulp dan kertas anggota APKI yang melaporkan ada pembatalan transaksi atau negosiasi ulang atas kontrak dagang.

Ekspor pulp dan kertas Indonesia setiap tahun rata-rata sekitar 4 miliar dollar AS atau setara Rp 39,2 triliun.

Investasi industri pulp dan kertas nasional saat ini 16 miliar dollar AS atau 58 persen atau sekitar Rp 15 triliun dari total investasi industri kehutanan. Total nilai industri kehutanan 27,7 miliar dollar AS.

Malah naik

Meski harga kertas dan pulp di pasar internasional turun, di pasar dalam negeri harga kertas justru naik. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS telah membuat harga kertas di pasar domestik tetap mahal.

Direktur Eksekutif Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) Pusat Asmono Wikan yang dihubungi di Bukittinggi, Sumatera Barat, mengungkapkan, harga kertas koran produksi Aspex terus meningkat.

"Ini kondisi anomali karena harga kertas koran nasional masih tetap mengacu pada kurs dollar AS," tuturnya.

Harga kertas koran di Pontianak, Kalimantan Barat, pekan lalu mencapai Rp 9.000 per kilogram, sedangkan di Bandung Rp 9.400 per kilogram.

"Jika nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus melemah, harga kertas koran nasional pasti akan naik lagi," kata Asmono.

Di tengah situasi sulit ini, menurut Asmono, Menteri Keuangan memberi lampu hijau akan menghapus Pajak Pertambahan Nilai untuk kertas koran. "Jalan untuk mencapainya semakin terbuka," kata Asmono. (ham)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/10/22/00543272/permintaan.kertas.dan.pulp.melemah

Tidak ada komentar: