26 September 2008

Kedepankan Citra Televisi dan "Dual SIM Card"

Boleh dibilang ponsel dengan fitur TV (analog) dan "dual SIM card" sudah sangat melekat pada karakter ponsel-ponsel murah yang dibuat di China. Ponsel dengan kedua fitur itu sekarang mendominasi pasar lokal yang selama ini tidak disetuh vendor-vendor besar yang berorientasi sangat global.

Setidaknya, hanya dalam waktu setahun sejak peluncuran ponsel TV analog dan kartu SIM ganda, tren baru itu tumbuh sangat subur. Saat ini hampir semua ponsel China itu membawa salah satu fitur tersebut, bahkan tidak jarang menyertakan kedua-duanya sebagai solusi murah meriah.

Ponsel TV (analog) sebenarnya sudah diperkenalkan oleh perusahaan i-mobile dari Thailand sejak pertandingan sepak bola Piala Dunia 2006. Namun, booming ponsel TV baru setahun kemudian setelah vendor lokal Hitech Mobile "meneruskan" peluang bisnis yang ditinggalkan i-mobile.

Kebanyakan ponsel China yang baru mencoba memberikan fitur-fitur itu untuk bisa laku di pasaran. Sebut saja, misalnya, Asiafone AF102 dengan tampilan TV, seperti ponsel-ponsel TV (digital) dari Jepang, dan bahkan produsen My-G mengeluarkan ponsel PDA yang tidak meninggalkan unsur TV (analog) pada tampilannya.

Adapun Hitech yang fokus pada ponsel TV dari awal memperkenalkan H71 Hybrid, ponsel TV yang dilengkapi slot kartu SIM ganda (GSM-CDMA). Ini memang bukan yang pertama karena Startech juga sudah mengeluarkan ponsel dengan kedua fitur itu, bahkan ST69 juga sudah berfitur shake control, bedanya pada Startech menggunakan slot SIM card GSM-GSM.

Peluncuran H71 sebenarnya sudah dilakukan Agustus lalu sekaligus dengan H62 Double X (TV dengan SIM card ganda GSM-GSM). Selain menyatukan fitur, pada H71 juga sudah dilengkapi dengan aplikasi Java sehingga ponsel hibrida itu bisa digunakan untuk men-download aplikasi game populer berbasis Java.

Teknologi hibrida GSM+CDMA diklaim tetap stabil sehingga keluhan buku telepon tidak ada lagi, termasuk SMS yang kacau, selain juga tidak ada masalah tidak bisa isi pulsa dan masalah. Fitur lainnya, misalnya, adanya sensor gravitasi, yang secara otomatis layar TV akan menyesuaikan ketika ditonton secara horizontal ataupun vertikal.

Hanya memang format layar 16:9 akan sedikit tidak normal ketika digunakan menonton TV secara horizontal atau mendatar. Karena, format TV (masih analog) di Indonesia masih 4:3 sehingga tampilan mendatar akan memperlihatkan gambar yang sedikit gepeng. Namun, untuk menayangkan berkas video berformat 3gp dengan aspec ratio 16:9 menarik pada posisi mendatar.

Selain sensor gravitasi, juga terdapat sensor goyang (shake control), dengan hanya menggoyangkan badan ponsel bisa secara otomatis mengganti tampilan depan atau mengganti saluran ketika sedang menyaksikan tayangan TV.

Dengan menempatkan slot memori nicroSD di bagian luar lebih memudahkan pengguna daripada ditanam di bawah baterai. Hanya, pada jenis ponsel ini belum mendukung microSDHC sehingga kapasitas memori luar maksimal hanya 2 GB. Memang kecil untuk rekaman video, tetapi bisa ribuan untuk berkas musik.

Untuk menyimpan berkas musik ketika men-download ke memori microSD harus ditempatkan pada folder My Music kalau tidak ada bisa dibuatkan folder pada memori dengan bantuan PC. Secara otomatis, ketika menekan fungsi "perbarui" pada daftar putar, berkas musik akan terbaca. (AWE)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/09/26/01132899/kedepankan.citra.televisi.dan.dual.sim.card

Tidak ada komentar: