13 Juni 2008

Mitos Rating: Mengapa Program Berkualitas Berating Rendah?

Beberapa waktu yang lalu, sejumlah surat kabar sempat mengangkat
isu mengenai program televisi yang berkualitas tetapi memperoleh
rating dan share penonton yang rendah.

Berdasarkan survei kualitatif yang dilakukan Yayasan Science Etika Teknologi (SET),
Kick Andy (Metro TV), Liputan 6 (SCTV), Si Bolang (TRANS7) dan
Metro Realitas (Metro TV) dinilai sebagai program yang berkualitas
tinggi oleh 191 responden berlatar belakang pendidikan tinggi yang
"peduli mengenai program TV dan mumpuni untuk menilai secara
kritis" di 11 kota besar di Indonesia. Namun, program-program
tersebut dikatakan memiliki rating yang lebih buruk dibandingkan
program-program sinetron yang mendominasi jam tayang utama.
Pada titik ini, rating seringkali dituduh sebagai penyebab stasiun TV
menyiarkan program berkualitas rendah.

Tulisan ini dimaksudkan untuk meluruskan miskonsepsi di antara
kritik-kritik tentang rating. Pertama-tama, tidak ada hubungannya
antara angka rating kuantitatif (yang semata-mata menghitung jumlah
penonton) dengan kualitas program. Kualitas program yang tinggi
tidak selalu berhubungan dengan rating yang rendah atau sebaliknya.
Bagaimana sebenarnya rating bisa dianggap "tinggi" atau "rendah"?
Apakah rating 1% selalu dianggap lebih buruk daripada rating 5%?
Apakah yang menjadi acuan untuk mengatakan bahwa rating 5%,
sebagai contoh, tinggi atau rendah? Penilaian ini tergantung pada
beberapa faktor, seperti jam tayang, target pemirsa, tipe program,
dll. Dengan demikian, artikel ini tidak akan membicarakan sisi
kualitatif dari program yang "berating rendah", tetapi interpretasi
mengenai tinggi-rendahnya rating dari program yang disebut sebagai
program berkualitas tinggi. Rating selalu berhubungan dengan:

Jam tayang
Jumlah pemirsa potensial yang dapat diraih oleh stasiunstasiun
TV beragam berdasarkan jam tayangnya. Program
yang disiarkan pada siang hari (12.00-15.00) atau malam hari
(22.00-24.00) akan bertemu dengan potensi pemirsa yang
lebih sedikit daripada program yang ditayangkan pada jam
tayang utama (18.00-22.00). Selama bulan Januari-24 Mei,
pada jam tayang utama, terdapat 12 juta potensi pemirsa untuk
menonton program TV yang ditawarkan, sementara hanya 5 juta
orang pada siang hari dan 7 juta penonton pada malam hari.

Berdasarkan top program berkualitas di atas, mari kita telusuri lebih
dalam mengenai ratingnya, contohnya Si Bolang yang tayang pada
siang hari (12.20-13.00). Dengan target pemirsanya yang anak-anak
(5-14 tahun), mari berfokus pada target tersebut. Selama Januari
sampai 24 Mei 2008, di antara 11 stasiun TV nasional, terdapat
13,6% potensi anak-anak atau sekitar 1,2 juta anak-anak yang
menonton pada pukul 12.30 sampai 13.00. Total populasi TV pada
target pemirsa ini adalah 8,7 juta orang. Dengan potensi tersebut,
masing stasiun TV seharusnya mendapatkan 1,2 poin rating
atau sekitar 100 ribu anak-anak. Selama periode ini, rating Si
Bolang adalah 2,8 atau ditonton sekitar 239 ribu anak-anak. Rating
ini lebih tinggi daripada rata-rata rating yang bisa diperoleh oleh
masing-masing stasiun. Apakah kemudian dianggap rendah?
Contoh lain adalah Kick Andy yang tayang pada malam hari (22.00-
23.00). Berdasarkan AGB Nielsen, pada periode yang sama, penonton
Kick Andy adalah laki-laki berumur di atas 30 tahun yang
berasal dari kelas atas. Pada jam tayang tersebut, ada 21,1% atau
549 ribu penonton yang potensial dari target pemirsa tersebut
yang bisa diraih oleh 11 stasiun TV nasional, sementara populasi
TV target pemirsa ini berjumlah 2,6 juta. Dengan demikian, setiap
stasiun TV mempunyai peluang untuk memperoleh 1,9 poin rating
atau sekitar 50 ribu orang, sementara Kick Andy memperoleh 2 poin
rating selama periode tersebut; sedikit lebih tinggi daripada ratarata
rating yang bisa diperoleh. Sebagai perbandingan adalah Metro
Realitas (10.30 to 11.00). Selama jam tayang, potensi dari target
pemirsa yang sama adalah sebesar 19,9% atau 518 ribu orang. Pada
jam tayang ini, setiap stasiun TV bersaing untuk mendapatkan ratarata
1,8 poin rating atau kurang lebih 47 ribu orang, sementara
Metro Realitas memperoleh rating 1,2 atau 30 ribu orang; lebih
rendah daripada rata-rata rating yang dapat diperoleh. Tinggi atau
rendahnya analisis rating ini akan menunjukkan hasil yang berbeda
pada target pemirsa yang berbeda. Karenanya ada analisis rating
berdasarkan target pemirsa.


Target pemirsa
Kick Andy, sebagai contoh, tidak dapat dibandingkan dengan Si Bolang
karena mereka memiliki target pemirsa yang berbeda, selain
jam tayang yang juga berbeda. Kick Andy bisa mendapatkan rating
2 dan 0,5 pada waktu yang bersamaan. Karena Kick Andy dapat dilihat
dari berbagai sudut pandang, rating 2 menunjukkan jumlah penonton
pada target pemirsanya yang laki-laki di atas 30 tahun dari
kelas atas. Pada sisi yang lain, program ini hanya memperoleh rating
0,5 pada penonton anak-anak yang bukan target pemirsanya.
Sebaliknya, Si Bolang memperoleh rating 2,8 pada target pemirsanya
(anak-anak 5-14 tahun), namun hanya berating 1 pada target
pemirsa laki-laki kelas atas di atas 30 tahun, yang bukan merupakan
target pemirsanya. Manakah yang rendah? Dan manakah yang
tinggi?

Bahkan Liputan 6 memiliki penonton yang berbeda di antara program-
programnya yang tayang pada pagi, siang, sore dan malam
hari. Liputan 6 Pagi dan Liputan 6 Malam kebanyakan ditonton
oleh laki-laki, sedangkan Liputan 6 Siang dan Liputan 6 Petang biasanya
ditonton oleh perempuan. Bagaimana dengan ratingnya?
Liputan 6 Pagi memperoleh rating 1,2 atau sama dengan 31 ribu
penonton laki-laki kelas atas berumur di atas 30 tahun, sedangkan
Liputan 6 Malam ditonton oleh 66 ribu laki-laki dari kelas menengah
atas berumur di atas 20 tahun atau berating 0,9. Sementara
di antara penonton perempuan, Liputan 6 Siang ditonton oleh 118
ribu penonton dari kelas menengah atas yang berusia di atas 40 tahun
atau berating 2,7 dan Liputan 6 Petang ditonton oleh 107 ribu
penonton berusia 40 tahun ke atas dari kelas menengah atau berating
4. Seperti halnya Kick Andy dan Si Bolang, Liputan 6 juga akan
memperlihatkan angka yang berbeda saat dianalisis pada target
pemirsa yang berbeda. Bagaimana pun, analisis harus disesuaikan
dengan target pemirsanya.


Periode analisis
Periode penayangan program juga akan menggiring kita kepada
analisis yang berbeda, apakah analisis dilakukan hari ini, kemarin,
minggu lalu, selama triwulan pertama, dll. Di antara penonton lakilaki
kelas atas berumur di atas 30 tahun, Kick Andy mungkin hanya
memperoleh rating 0,7 hari ini, tapi di minggu lalu perolehan ratingnya
mencapai 3,9. Atau mendapatkan rating 2 di bulan Januari,
sementara 2,4 di bulan Februari. Contoh lainnya, Si Bolang yang ditayangkan
setiap hari memperoleh rating rata-rata 3,5 pada minggu
lalu (18-24 Mei). Namun rating rata-ratanya lebih rendah (2,9) pada
minggu sebelumnya (11-17 Mei). Dengan demikian, periode analisis
akan berpengaruh pula pada rating yang dihasilkan dari survei ini.
Tipe program
Berita, informasi, acara anak-anak, musik, dan program-program
lainnya juga akan memberikan analisis yang berbeda. Selain berbeda
jam tayang dan target pemirsa, program berita tidak dapat
dibandingkan dengan program anak-anak. Pada top program berita
di antara mereka yang berpendidikan terakhir universitas, Liputan
6 Petang memperoleh rating tertinggi ke-dua (2,9) setelah Seputar
Indonesia (3) selama Januari-24 Mei. Pada target pemirsa yang
sama, Kick Andy 2nd Anniversary memperoleh rating tertinggi (2,4)
di antara program informasi talkshow. Pada periode yang sama,
Si Bolang memperoleh rating tertinggi ke-dua (2,8) setelah Laptop
Si Unyil (2,9) di antara program edukasi anak pada target pemirsa
anak-anak. Tetapi, program ini hanya memperoleh rating 1 jika dianalisis
pada target pemirsa yang berpendidikan terakhir universitas.
Karenanya penilaian atas tinggi rendahnya rating perlu mempertimbangkan
poin-poin tersebut di atas.*


sumber: abg nielsen newsletter Edisi ke-22 | Juni | 2008

Tidak ada komentar: