14 Juni 2008

Meski Sibuk Syuting, Selalu Juara Kelas. Rachel Amanda Aurora, Bintang Cilik yang Terus Melesat

Di usia yang masih belia, Rachel Amanda Aurora sudah membintangi sedikitnya 30 judul sinetron dan tiga film layar lebar. Hal tersebut tidak terlalu mengherankan. Pasalnya, gadis kelahiran Jakarta, 1 Januari 1995, itu mengawali karir sejak berusia 2,5 tahun.

---

Saat bocah lain riang gembira bermain di taman atau halaman rumah, Amanda -sapaan akrab Rachel Amanda Aurora- kecil sudah terbiasa bersuka cita di lokasi syuting. Tertawa riang di depan kamera, di antara para kru dan pekerja lain.

Pada usia 2,5 tahun, ketika jalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan bersama ibunya, Amanda ditawari mengikuti casting. Sang ibu kebingungan. Sebab, di keluarga tersebut tidak ada seorang pun yang berkarir di dunia entertainment.

Tapi, karena Amanda sejak balita sudah memperlihatkan bakat akting dengan sering ngoceh-ngoceh sendiri di depan kaca dan senang difoto, tawaran casting tersebut dianggap sebagai peluang. "Waktu itu, aku juga ngamuk karena pengin ikut casting. Ya sudah, beberapa hari kemudian, aku ikut casting, terus diterima," tuturnya saat berbincang dengan Jawa Pos di sebuah restoran di kawasan Pondok Indah, Jakarta.

Job perdana gadis berusia 12 tahun itu adalah menjadi model iklan sepatu. Tak lama kemudian, tawaran iklan terus-menerus berdatangan. Mulai produk susu balita, makanan balita, dan berbagai produk lain.

Pada usia 6 tahun, setelah menjadi siswa kelas 1 SD, Amanda mulai ditawari main sinetron. Tawaran tersebut tidak bisa ditolak karena memang disukai. Di sinetron pertamanya, dia menjadi Cherry, adik Joshua Suherman di Indra Keenam.

Namun, sebelum nyemplung ke sinetron, Amanda diberi syarat oleh orang tuanya. Yaitu, sekolah tetap nomor satu dan harus berprestasi. Jika tidak, syuting berhenti. Mendapatkan maklumat seperti itu, dia bergeming. Putri pertama di antara tiga bersaudara pasangan Ade Paulukas dan Safira tersebut membuktikan bisa menjalankan keduanya. Terjun di dunia entertainment sekaligus berprestasi. Buahnya, dia menjadi siswa teladan.

Bahkan, sepanjang menempuh SD sampai sekarang, ranking Amanda tidak pernah keluar dari tiga besar. Mayoritas dia menduduki peringkat pertama di kelas dan sesekali menempati urutan kedua. "Buat aku, sekolah tetap nomor satu," ucap siswi kelas 2 di SMP Tirta Marta, Jakarta, tersebut.

Karena nilai di sekolah tidak bermasalah, Amanda tanpa beban menerima hampir setiap tawaran sinetron setelah Indra Keenam. Setiap tahun, selalu ada syuting sinetron. "Pernah juga nggak ada syuting, sekitar enam bulan. Tapi, setelah itu ada lagi," tambahnya.

Amanda mengatakan, setiap syuting yang dijalaninya tidak pernah mengganggu sekolah. Semua dilakukan sepulang sekolah meski risikonya sampai tengah malam, bahkan menjelang pagi. "Walaupun striping dan adegan banyak, syuting tetap dilakukan setelah pulang sekolah," tegas bintang film Heart dan I Love You Om itu.

Jika ada pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan, bocah yang sedang syuting Kata Maaf Terakhir tersebut menyelesaikannya di tengah kegiatan syuting. Kalau perlu, PR dikerjakan di mobil. "Kalau ada syuting, aku nggak pernah pulang ke rumah dulu, dari sekolah langsung ke lokasi," jelasnya.

Dengan banyaknya sinetron, iklan, dan layar lebar yang memanfaatkan kemampuannya, sudah pasti Amanda mendapatkan pendapatan yang tidak sedikit. Namun, dia mengaku belum pernah menerima uang secara langsung dari hasil kerjanya. Dia juga tidak pernah tahu jumlah bayaran yang diterima dari setiap jerih payahnya. "Nggak pernah kepikiran ke situ. Aku nggak pernah mengerti soal uang sampai sekarang. Aku sih tinggal main," imbuhnya.

Amanda menjelaskan, kebutuhan yang bersifat pribadi maupun kepentingan pendidikan ditanggung oleh orang tua. Kalau teman-teman minta traktir? "Uangnya minta sama mama," jawabnya lugas.-

Mobilku seperti Apotek
Amanda sering membintangi sinetron kejar tayang (striping). Yang terakhir adalah Candy dan Namaku Mentari. Syuting kejar tayang bukan saja membuatnya tidur larut malam, bahkan jelang pagi, tapi juga menyita waktu libur. Sebab, saat Minggu, jadwal syuting justru semakin padat.

Meski begitu, Amanda mengaku tidak pernah kelelahan gara-gara syuting. Sebab, dia selalu curi-curi waktu tidur dan membawa seluruh penunjang kesehatan. "Mobilku sudah kayak apotek," ucapnya.

Segala macam obat-obatan tersedia di mobilnya, Kijang Innova. Mulai obat batuk, flu, sakit kepala, sakit perut, sampai vitamin, madu, dan susu. "Minum madu sehari sekali. Minum susu sehari tiga kali. Pagi makan telur dan di mobil juga bawa buah-buahan," paparnya.

Tidak heran, banyak temannya di lokasi syuting yang meledek Amanda seperti burung. Alasannya, jika sedang menunggu giliran syuting, dia selalu menyantap pepaya. "Kata mereka, Amanda kayak burung. Padahal, aku juga sering makan apel, jeruk, pir, dan minum yoghurt," tambahnya.

Jika sedang ingin makanan yang lebih berat, di mobil Amanda juga ada roti gandum lengkap dengan keju, mentega, dan cokelat bubuk. "Cuma, Amanda itu gampang gendut. Jadi, makannya diatur," ujar Yuning, manajer Amanda yang juga menemani saat wawancara.

Teringat itu, Amanda kesal. Sebab, dia menyatakan berseberangan dengan temannya yang bernama Cindy. "Cindy itu doyan banget ngemil. Kalau di lokasi syuting ada cemilan, itu berarti punya dia. Tapi, dia yang paling ceking," keluhnya.

Supaya tidak kegemukan, Amanda paling telat makan malam pukul 18.00. Jika malam lapar, biasanya makan buah-buahan. "Tapi, sesekali makan juga," tutur pemilik berat badan 42 kilogram dan tinggi 155 sentimeter itu lantas tertawa. Selain faktor makanan, Amanda membawa peralatan olahraga agar bentuk tubuhnya terjaga.-

Antara Artis dan Dokter
Sering syuting saat Minggu membuat Amanda jarang menonton TV di rumah seperti kebanyakan anak. Sebagai gantinya, kakak Monique Annabel, 12, dan Axel, 3, itu menciptakan tempat hiburan sendiri di lokasi syuting.

Amanda mengaku sering membawa DVD portabel lengkap dengan filmnya agar bisa ditonton bersama-sama para kru dan pemain lain. "Pernah, waktu syuting di sebuah rumah, seluruh gorden kami tutup. Gelap, jadi mirip bioskop. Terus, nonton film horor, seru," kisahnya.

Pokoknya, kata Amanda, lokasi syuting sebisanya menjadi tempat menyenangkan. Sampai-sampai, kedua adiknya sering datang ke lokasi syuting bersama ibunya. Sambil menjenguk, mereka sekalian bermain.

Meski betah di lokasi syuting, Amanda tetap berusaha agar mendapatkan jatah liburan. Sebab, dia sering rindu berkumpul dengan keluarga di rumah dan bermain bersama tetangga. "Kalau lagi libur, seharian sama keluarga, kumpul di rumah, atau jalan-jalan. Di dekat rumahku, kebetulan ada pertokoan yang menjual makanan. Kadang masih pakai piyama, aku ajak keluarga makan di sana," tuturnya.

Amanda menyatakan tidak tahu sampai kapan menjadi seorang pemain sinetron atau film. Yang pasti, cita-cita dia sebenarnya adalah menjadi dokter anak. "Itu harus," tekadnya.

Saat SMA nanti, Amanda akan mulai membatasi pekerjaan di dunia hiburan. Dia merasa harus mulai fokus belajar tanpa terganggu oleh aktivitas syuting. "Karir nanti agak di-pause dulu," ujarnya.

Amanda jatuh cinta kepada profesi kedokteran karena sering diajak kakeknya ke tempat praktik di Rumah Sakit Pondok Indah. "Sampai-sampai, aku kenal dengan semua suster di sana," ucapnya. (Jawa Pos, 15 juni 2008)

Tidak ada komentar: