02 Mei 2008

Acara "Sebuah Kejujuran" Trans7, Hitam Putih Kepolisian * Mengisahkan kejujuran dalam reformasi kepolisian.

Jumat, 02 Mei 2008, Republika - Teguh, pemuda tampan memiliki keteguhan hati yang luar biasa. Langkahnya lurus, kendatai banyak rintangan menghadang. Keseharian pria berusia 23 tahun ini diisi dengan bermain sepak bola dan menekuni seni barongsai.

Setelah meraih gelar sarjana, Teguh berkeinginan masuk Akademi Polisi (Akpol). Namun, tekad itu mendapat rintangan terutama dari pihak keluarga yang menginginkan pria ini segera menikah dengan kekasihnya bernama, Ratih. Selain itu terjadi pergulatan batin, tak kala ada tawaran untuk menjadi seorang pemain sepak bola profesional.

Tapi, Teguh akhirnya mengambil langkah menjadi Taruna Akpol. Sebuah pilihan yang tak kalah banyak rintangan dan cobaan. Banar saja, belum apa-apa Teguh sudah dihadapapkan dengan isu percaloan sat penerimaan anggota baru Polri. Banyak pihak beranggapan bahwa tanpa dukungan biaya yang besar sulit sekali seseorang bisa diterima masuk sekolah calon bintara Polri apalagi Akpol.

Praktik-praktik percaloan penerimaan anggota baru Polri dan hitam putih kehidupan seorang polisi tesebut diangkat ke layar kaca lewat sinetron bertajuk Sebuah Kejujuran. Sinetron semidokumenter produksi kerja sama Divisi Humas Mabes Polri dengan PT Tridaya Mitra Utama ini akan menjumpai pemirsa lewat Trans7, mulai Senin (5/5) setiap pukul 09.00 WIB. Tontonan berdurasi 60 menit ini diproduksi sebanyak 52 episode.

''Ide ceritanya diangkat dari kepedulian kita sebagai masyarakat yang tidak bisa lepas dari sistem hukum dan aturan lainnya. Kita menginginkan hukum dapat menjadi panglima dalam bernegara,'' tutur produser Sebuah Kejujuran, Edhi Niam Wakhidi.

Sinetron ini telah rampung diproduksi sebanyak 13 episode dan dibintangi, antara lain Adam Alatas (Teguh), Sarah Astriani (Ratih), dan Oyin Aisyah (Wulan). Beberapa taruna Akpol juga dilibatkan sebagai pemain untuk mendukung serial ini.

Edhi menambahkan selain menghibur, tontonan ini mengandung pesan-peson moral dan edukasi serta pencerahan terhadap pemirsa. Pengemasannya yang dilakukan secara apik dan ditambah dengan cerita yang lumayan menarik menjadikan Sebuah Kejujuran akan bisa bersaing dengan sinetron lainnya yang tayang di slot prime time. ''Sinetron ini dapat membangkitkan optimistis dan tidak membuat masyarakat menjadi pesimis,'' paparnya.

''Sebuah Kejujuan ini memberikan sesuatu tontonan yang berbeda. Perbedaan yang dimaksud adalah keseriusan dalam menjawab keinginan masyarakat yang sangat merindukan tayangan-tayangan yang informatif dan edukatif,'' kata Linda Fitriesti, humas Trans7 menambahkan. Menurut dia, sebuah karya seni yang berkualitas tentu diminati para pemirsa. Untuk itu pihaknya berharap agar sinetron ini bisa menjadi pilihan utama untuk ditotonan.

Reformiasi Polisi
Irjen Sisno Aniwinoto, penanggung jawab Sebuah Kejujuran, mengatakan sinetron ini menyajikan sesuatu yang baru dan memberikan inspirasi bagi pemirsa untuk maju dan berpikir positif, tanpa membodohi. Sinetron ini mencerminkan optimisme kebangsaan sebagai bangsa Indonesia yang utuh, merdeka, berahklak, realistis, berbudaya, serta mempunyai jati diri. ''Dengan memberikan fungsi edukasi diharapkan mampu mencerdaskan masyarakat serta meningkatkan produktivitasnya,'' papar mantan Kepala Divisi Humas Mabes Polri yang kini menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Selatan.

Menurut Sisno dengan mengetengahkan hitam putih kehidupan anggota polisi masyarakat akan melihat bahwa memang telah terjadi reformasi di tubuh Polri. Reformasi yang digambarkan dalam sinetron ini, kata dia, kelak akan mengarah pada perbaikan kinerja dan citra polisi secara keseluruhan.

Irjen Abubakar Nataprawira, kepala Divisi Humas Mabes Polri mengungkapkan sinetron ini merupakan sebuah kejujuran Polri dalam melakukan upaya pembenahan di tubuh Polri. ''Tindakan dan koreksi terhadap prilaku oknum anggota Polri yang melanggar hukum telah dilakukan, bukan hanya tingkatan terendah tapi juga perwira menengah sampai perwira tinggi,'' ujar mantan Kapolwil Bogor ini. ruz

Tidak ada komentar: