27 April 2008

Riuhnya Persaingan Televisi Berbayar


CHANNEL AXN / Kompas Images
Terminator, serial TV yang ditayangkan beberapa stasiun televisi berbayar.

Kompas, Minggu, 27 April 2008

Susi Ivvaty & Lusiana Indriasari

Dicabutnya frekuensi siaran televisi satelit berbayar Astro Nusantara selama empat hari, 11-14 April 2008, membuat sekitar 140.000 pelanggan merugi. Preseden ini menyibak fakta, televisi berbayar telah menjadi kebutuhan sebagian masyarakat. Fakta lain, televisi berbayar masih memiliki pasar yang luas untuk dipenetrasi.

Frekuensi Astro sempat dicabut karena PT Direct Vision, pengelola Astro, dianggap pemerintah belum membayar hak penggunaan frekuensi dan belum mengajukan izin siaran radio angkasa. Astro juga dianggap belum memenuhi uji laik operasi. Namun, belakangan, Astro telah memenuhi semua kewajibannya.

Betulkah pasar televisi berbayar masih sedemikian luas? Gambarannya kira-kira demikian. Saat ini diperkirakan terdapat 45 juta pesawat televisi rumah tangga di Indonesia, seperti dikatakan Direktur Utama PT Indonusa Telemedia (Telkomvision) Rahadi Arsyad. Sumber lain, Corporate Secretary PT MNC Skyvision (Indovision) Arya Mahendra menyebut 54 juta pesawat televisi.

Dari jumlah itu, penetrasi televisi berlangganan masih kurang dari 2 persennya, yakni 700.000-800.000 televisi. Jika dihitung dengan dibulatkan, Indovision mengklaim mempunyai 400.000 pelanggan, Astro sekitar 140.000, Telkomvision 120.000-an, dan sisanya First Media (dulu Kabelvision). Dibandingkan dengan Malaysia, yang angka penetrasi televisi berbayarnya mencapai 36 persen, angka itu sangat kecil.

Memang tidak pas membandingkan Indonesia dengan Malaysia. Namun, angka itu setidaknya memberikan gambaran cakupan pasar yang bisa direbut. Dan, hal ini dipahami betul oleh perusahaan-perusahaan televisi berbayar. Mereka "bersaing" menawarkan harga yang mereka anggap murah. Masing-masing juga beradu program pelengkap. Persaingan akan menyempit, tetapi makin seru kalau 15 televisi berlangganan lain yang izinnya sudah dikeluarkan Menkominfo mulai tayang.

Pilihan program

Bicara program berarti bicara content. Lantaran sama-sama menjual saluran laris, seperti HBO, HBO Signature, AXN, ESPN, Discovery Channel, Fashion TV, E! TV, hingga Disney, stasiun televisi satelit dan kabel harus mampu menyuguhkan program atau saluran khusus sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Astro selama ini mengandalkan enam saluran spesialnya, antara lain Astro Ceria untuk anak-anak, Astro Aruna, dan Astro Xpresi. "Enam self package channel itulah andalan kami. Dengan itu, kami siap bersaing dengan sehat, bukan dengan ngerecokin televisi berlangganan lain," kata Manajer Hubungan Masyarakat PT Direct Vision Halim Mahfudz.

Indovision memiliki dua saluran musik, yakni MNC Entertainment dan MNC Music. Ada pula MNC News. Saluran lain bisa menjadi alternatif, yakni Vision 1 untuk olahraga, Vision 2 untuk drama, dan Vision 3 Baby TV. Televisi lain, Telkomvision, berencana untuk bekerja sama dengan TVRI membuat tayangan yang edukatif.

Tidak hanya stasiun yang gencar berpromosi. Saluran pun demikian, semisal AXN. Lewat biro Red White, AXN mempromosikan Amazing Race Asia 1 dan 2 dan baru-baru ini serial Terminator. Star World dan Channel V juga termasuk yang getol berpromosi.

Persaingan saluran dan program diperkuat dengan "adu" keandalan satelit. Setiap stasiun televisi mengklaim menggunakan satelit dengan daya jangkau luas dan tampilan gambar jernih. Telkomvision memilih satelit yang berada di zona C-band, seperti yang dipakai televisi gratis. Dengan alat decoder, Telkomvision bisa menjangkau daerah terpencil selama ada listrik atau genset.

Indovision, yang juga menggunakan decoder, memilih satelit di zona S-band, yang terletak paling dekat dengan Bumi. Arya Mahendra menyebut, kekuatan sinyal di S-band paling bagus dibandingkan dengan zona C-band dan Q-band. Adapun Astro menggunakan Ku-band, yang menurut Halim paling jernih, tetapi rentan terhadap cuaca buruk. Berbeda dengan tiga televisi tersebut, First Media, seperti disebut dalam situs resminya, menawarkan televisi kabel dengan jaringan serat optik yang tersebar di Jabodetabek, Surabaya, dan Bali.

Persaingan harga

Program bagus tetapi mahal? Buat orang Indonesia yang selama ini terbiasa menonton televisi gratisan, mengeluarkan dana tambahan bisa jadi terasa berat.

Telkomvision menawarkan paket prabayar dengan sistem voucher. Penjelasan gampangnya begini, kalau bulan ini ingin menonton paket olahraga, belilah voucher Rp 65.000. Bulan depan mau nonton paket film atau family, beli voucher lagi. "Kalau lagi tidak punya duit, istirahat beli," kata Rahadi. Meski demikian, konsumen tetap harus membeli decoder seharga Rp 1,7 juta, dengan imbalan bisa menonton saluran televisi gratis dengan gambar lebih jernih.

Telkomvision, kata Rahadi, tidak mau bersaing dengan televisi satelit yang lain karena lebih menyasar pasar daerah, tidak hanya kota besar. "Kami memiliki 650 agen di seluruh Indonesia dan juga gerai-gerai Telkomvision. Kami juga bekerja sama dengan toko antena dan elektronik. Sasaran kami luas, termasuk menengah-bawah," tuturnya. Tapi, kok, harga decoder-nya mahal amat? "Ya itu hanya sekali. Selebihnya beli voucher," sahutnya.

Indovision dan Astro menawarkan hal sebaliknya. Decoder dan antena dipinjamkan, tetapi ada iuran wajib bulanan yang harus dibayar. Astro mematok biaya berlangganan paling murah Rp 150.000 per bulan. Adapun pelanggan Indovision harus membayar Rp 149.000 per bulan untuk mendapatkan paket prime. Jika ingin menambah paket a la carte, yakni paket movies, sports, dan oriental, pelanggan harus menambah biaya.

Tawaran terbaru dari First Media adalah paket 2 in 1, cablehome plus fastnet seharga Rp 188.000 per bulan. Pelanggan bisa menonton televisi sekaligus berinternet. Tawaran nonton tivi sekaligus nge-net ini juga sedang digagas Telkomvision, yang bekerja sama dengan PT Telkom menggunakan kabel telepon.

Seperti ketika hendak membeli baju, tidak perlu bingung untuk memilih program televisi. Setiap stasiun mempunyai kelebihan dan kekurangan. Jika bosan dengan sajian televisi gratisan tetapi sayang membuang uang, tinggal matikan saja televisi.

Tidak ada komentar: