Sebuah surat kabar ibukota yang terbit tanggal 10 April 2008 mengumumkan mulai 14 April 2008 harga layanan telekomunikasi Indosat akan turun sangat signifikan. Sebuah berita yang sangat menarik pembaca, terutama pelanggan layanan telepon selular. Saya adalah salah satu pembaca yang sangat gembira dengan turunnya tarif telepon ini. Sebenarnya penurunan tarif telepon ini sudah diberlakukan pemerintah sejak 1 April 2008, tetapi baru beberapa perusahaan yang memberlakukan penurunan tarif setelah tanggal yang ditetapkan pemerintah.
Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah penurunan tarif ini tidak menurunkan kualitas layanan? Promosi besar-besaran di surat kabar, tv, dan leaflet memuat penurunan tarif IM3 sebelum tarif operator lain turun. Sebagai pelanggan Indosat pascabayar (Matrix), tentu saja penurunan tarif IM3 membuat saya iri. Sama-sama Indosat, mengapa harga layanan bisa dibedakan?
Apakah karena Matrix pascabayar, atau karena pelanggan pascabayar setia pada satu nomor? Ataukah memang ada keunggulan tersendiri dari masing-masing produk Indosat?
Perang tarif di satu sisi memang menguntungkan konsumen, namun di sisi lain, dengan meningkatnya pengguna, terkadang menimbulkan masalah baru berupa sibuknya jalur komunikasi. Saya kerap susah menghubungi nomor telepon beberapa keluarga dan rekan kerja, terutama lain daerah, yang menggunakan produk Indosat. Seringkali saya mendapat jawaban bahwa nomor telepon yang saya hubungi sedang tidak aktif/salah sambung/nomor tidak valid.
Kejadian seperti itu tentu saja sangat merugikan konsumen, khususnya sebagai pelanggan indosat pascabayar. Mengeluh kepada layanan pelanggan juga tidak menyelesaikan masalah.
Jika saja ada sinergi yang baik dalam tubuh Indosat, penurunan tarif salah satu produk layanan seharusnya diimbangi dengan peningkatan kapasitas jaringan untuk mengantisipasi bertambahnya pelanggan atau meningkatnya penggunaan jaringan oleh pelanggan. Intinya, penurunan harga tetap mengutamakan kenyamanan konsumen.
Fenomena yang terjadi di tanah air untuk pemakaian layanan telepon prabayar adalah ketika salah satu operator selular menurunkan harganya, maka masyarakat akan memanfaatkan murahnya tarif ini. Ada yang kemudian berganti nomor, ada yang hanya sesekali menggunakan nomor telepon kemudian membuang nomor tersebut dan membeli simcard nomor baru dengan alasan untuk menekan biaya reload (mengisi pulsa). Orang merasa lebih murah membeli nomor telepon baru daripada harus reload.
Intinya, perang tarif telekomunikasi akan menguntungkan pelanggan jika dibarengi dengan peningkatan kualitas layanan. Fenomena yang terjadi seharusnya adalah bukan perang tariff, namun perang kualitas layanan.
Ria, Komisi Penanggulangan AIDS Nasional Gedung Surya Lantai 9, Jl. MH Thamrin Jakarta
http://www.republika.co.id/Koran_detail.asp?id=330931&kat_id=20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar