21 April 2008

Memikat Anak dengan Tayangan Buatan Lokal

Dua puluh satu persen pemirsa TV adalah anak-anak berusia 5-14 tahun berdasarkan survei kepemirsaan TV AGB Nielsen di 10 kota.
Jumlah yang cukup besar dibandingkan dengan target pemirsa lainnya. Kepemirsaan mereka pun tinggi, terutama antara jam 06.00
sampai 10.00 dan antara jam 12.00 sampai 21.00.

Pada jam tayang utama (18.00 sampai 21.00), 1,4 juta anak-anak di antara 42,6 juta populasi TV menonton TV. Jumlah ini lebih tinggi 15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pemirsa anak bertambah seiring dengan derasnya tuntutan atas program anak yang sesuai untuk anak-anak.

Program anak produksi lokal mulai bermunculan
Di tengah tuntutan atas program yang sesuai untuk anak dan besarnya potensi pemirsa anak serta tingginya kepemirsaan anak, jam tayang program anak pun bertambah. Penambahan jam tayang terbanyak terjadi di ANTV, yaitu dari rata-rata 1 jam perhari menjadi rata-rata 4 jam per hari dengan program kartun anak.

Sementara stasiun TV lainnya mengurangi jam tayang program anak. Stasiun TV yang memberi porsi cukup besar pada program
anak adalah Global TV (rata-rata 7 jam/hari) dan TRANS7 (3 jam per hari). Meski demikian, jam tayang di Global TV berkurang 2 jam
dan TRANS7 berkurang satu jam dibandingkan tahun lalu.

Sementara SCTV mengurangi jam tayang program anak dari rata-rata satu jam per hari menjadi kurang dari satu jam per hari.
Pada periode Januari hingga mid-Maret 2008, bertambahnya jam tayang program anak diikuti oleh 3% kenaikan jam tayang program
anak buatan lokal.

Namun porsi tayang untuk program anak impor (81%) masih lebih besar daripada program produksi lokal (19%). Penambahan jam
tayang program lokal ini naik 3 kali lipat di TV nasional (dari rata-rata 1 jam per hari menjadi rata-rata 3 jam per hari). Dibandingkan stasiun TV yang lain, TRANS7 adalah stasiun TV yang paling banyak menghadirkan program anak produksi lokal (39% dari total jam tayang program anak lokal), seperti Soccer Boys, Laptop Si Unyil, Si Bolang Bocah Petualang, atau yang paling baru 123 Jalan Sesama. RCTI menyumbang 24% dengan program musik anak, seperti Idola Seleb, Pentas Idola Cilik, After School, dll.
Diikuti oleh TRANS (12%) dengan Surat Sahabat dan Main Yuk!, TVRI (12%) dengan Anak Nusantara, Anak Kita Anak Ceria, Dunia
Anak, dll, dan TVOne (9%) dengan Dongeng Keliling, Sahabat Satwa, Si Bonar, dll.


Program anak lokal berkurang di TV lokal
Di sisi lain, program anak lokal di 9 TV lokal yang dimonitor berkurang rata-rata satu jam per hari. Sebaliknya, program anak impor ber-tambah rata-rata 4 jam per hari. 81% dari 16 jam setiap harinya dikontribusi oleh Space Toon, yang juga menambah jam tayangnya
dalam sehari dari rata-rata 12 jam menjadi 15 jam.

Namun, dari program buatan lokal yang tayang rata-rata 4 jam setiap hari, selain Space Toon (50%), Bali TV (20%) menayangkan
Happy Holy Kids, Klip Bali Anak, Taman Sari, dll. Cakra (12%) menghadirkan Ngelir Wayang, atau Jogja (8%) menyiarkan Pentas
Ceria, Kampung Halamanku, Dongeng Yuuk, dll.


20 menit sehari untuk menonton program anak

Dalam sehari, anak-anak menghabiskan rata-rata 3 jam untuk menonton TV. Duapuluh menit di antaranya untuk menonton program
anak, sementara 50 menit untuk menonton program serial (sinetron). Namun kebiasaan menonton ini berbeda antara anakanak
menengah atas dengan anak-anak menengah bawah. Anak anak menengah bawah menonton TV rata-rata 3 jam 24 menit, lebih
lama 30 menit daripada anak-anak menengah atas.

Namun untuk program anak, keduanya sama-sama menghabiskan rata-rata 22 menit per hari. Sementara untuk kategori program informasi, anakanak menengah atas menghabiskan rata-rata 18 menit per hari, lebih lama 2 menit daripada anak-anak menengah bawah.

Pilihan program mereka pun berbeda. Anak-anak kelas menengah atas cenderung lebih selektif menonton program yang sesuai dengan
usianya, yang terlihat dari tontonannya yang lebih variatif, di antaranya kartun anak, film barat anak, musik, sepakbola dan sinetron.
Sementara tontonan anak-anak menengah bawah masih didominasi oleh sinetron.

Di antara semua program yang ditayangkan, program yang ditonton oleh anak-anak tanpa didampingi orangtuanya adalah Spongebob
Squarepants the Movie (RCTI) (rating 4,5%). Namun program yang ditonton oleh paling banyak anak-anak saat bersama ibunya adalah
program musik Stardut (INDOSIAR) (5,4). Tampaknya saat menonton sendirian, anak-anak sebenarnya lebih memilih program anak.

Kepemirsaan anak terhadap tayangan yang sebenarnya ditujukan untuk pemirsa yang lebih dewasa, kemungkinan besar disebabkan
oleh adanya pemirsa yang lebih dewasa yang mendominasi remote control TV. Jadi, untuk membatasi timbulnya pengaruh yang kurang
ideal dari tayangan-tayangan tersebut terhadap anak, yang diperlukan adalah kesadaran dari orangtua untuk lebih mengontrol hal
tersebut dari rumah.

Khususnya program anak, program yang paling banyak ditonton anak-anak adalah Idola Seleb (RCTI) (5,2). Namun program kartun
anak impor masih mendominasi tontonan anak-anak. Lima di antara 20 program yang paling banyak ditonton adalah program
produksi lokal, seperti Idola Cilik (RCTI), Pilih Dua Bintang (INDOSIAR) dan Soccer Boys (TRANS7). Meski demikian, program anak
produksi lokal memberi semakin banyak pilihan bagi anak-anak di awal tahun ini.* (AGB Nielsen Newsletter April 2008)

Tidak ada komentar: