05 September 2012

Reminder: Teguh Imawan invited you to join Facebook...

facebook
Teguh Imawan wants to be your friend on Facebook. No matter how far away you are from friends and family, Facebook can help you stay connected.
Other people have asked to be your friend on Facebook. Accept this invitation to see your previous friend requests
Teguh Imawan
Director at Kameliatv · Airlangga University · Jakarta, Indonesia
1789 friends · 596 notes
Accept Invitation
Go to Facebook
This message was sent to triana.julianty.indonesiatvguide@blogger.com. If you don't want to receive these emails from Facebook in the future or have your email address used for friend suggestions, please click: unsubscribe.
Facebook, Inc. Attention: Department 415 P.O Box 10005 Palo Alto CA 94303

23 Agustus 2012

Ricuh Talkshow TvOne, KPI Imbau Media lebih Peka dalam Peliputan Bencana

Andri Haryanto - detikNews

Jakarta Sekelompok warga di lokasi kebakaran Pondok Bambu, Jakarta Timur, tiba-tiba mengamuk saat berlansung acara talkshow TvOne yang membahas isu mengenai kebakaran yang terjadi di Jakarta, apakah itu disengaja atau tidak.

Menurut pihak kepolisian berdasarkan informasi yang diterima, kelompok massa itu menilai tema yang diusung dalam talkshow tersebut provokatif sementara kondisi warga tengah dirundung musibah.

Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Dadang Rahmat, meminta media untuk lebih sensitif dalam melaksanakan tugas jurnalismenya.

"Tentunya ada faktor teknis dan non teknis dalam memberitakan sesuatu, antara lain adalah situasi dan penyampaian pesan itu sendiri, apalagi bila itu terkait bencana harus mempertimbangkan kondisi korban yang terkena musibah," jelas Dadang saat berbincang dengan detikcom, Jumat (24/8/2012).

Menurutnya, dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS), Bab XVIII bagian keempat tentang peliputan bencana pasal 25 (a-e), jelas disebutkan tentang aturan main media penyiaran dalam melaksanakan tugas peliputan terkait bencana.

Dadang menambahkan, sebelum melakukan tugas kejurnalistikan, terutama terkait kontroversi, media seharusnya melakukan beberapa langkah, yaitu proses identifikasi suatu permasalahan yang kemudian dilakukan penilaian moral (moral judgement), dan tahap akhir dibuat rekomendasi terhadap permasalahan yang akan dituju dalam peliputan.

"Media harus tanggap terhadap situasi sosial di luar kebakaran DKI yang tampaknya sedang ramai, media punya tugas untuk menyampaikan peristiwa yang ada secara lebih profesional tanpa harus memunculkan hal yang berbau provokatif, sehingga berita disampaikan secara tepat, benar dan laik," terang Dadang.

"Bila memperlebar permasalahan yang ujungnya tidak benar disampaikan, masyarakatlah yang nanti terpancing melakukan berbagai hal," imbuhnya.

Disinggung langkah apa yang akan KPI menanggapi insiden yang terjadi Kamis (23/8/2012) malam di lokasi kebakaran di Jl Gotong Royong, Duren Sawit, Jakarta Timur, Dadang mengatakan KPI akan membahasnya bersama komisioner TPI lainnya.

"Kalau ada potensi pelanggaran tentu akan kita beri peringatan, sanksi administratif, karena itu kewenangan KPI," jelasnya.

Acara talkshow Kabar Pertang TvOne semalam terpaksa dihentikan karena ada sekelompok warga yang memprotes tema yang diusung dalam dialog tersebut. Talkshow yang menghadirkan Rieke Dyah Pitaloka, harus terhenti setelah melalui tiga segmen.

Wakil Pemimpin Redaksi TvOne, Toto Suryanto, mengatakan penghentian program tersebut adalah inisiatif dari reporter TvOne yang ada di lapangan peristiwa berlangsung. Alasannya, pihaknya harus melindungi narasumber yang saat itu hadir dalam talkshow. Adapun narasumber yang hadir adalah Rieke Dyah Pitaloka yang mewakili pasangan cagub-cawagub Jokowi dan Ahok.

Sementara perwakilan dari tim sukses Foke-Nara, kata Toto, tidak hadir dalam dialog yang digelar di tengah lokasi kebakaran tersebut. (ahy/nrl)

http://news.detik.com/read/2012/08/24/090807/1997708/10/ricuh-talkshow-tvone-kpi-imbau-media-lebih-peka-dalam-peliputan-bencana



Jumat, 24/08/2012 00:52 WIB

Tak Hadiri Talkshow Tvone, Timses Foke: Harusnya Acara Dibatalkan!

Muhammad Iqbal - detikNews

Jakarta Kepala Media Center Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, Kahfi Siregar membenarkan pihaknya diundang untuk menghadiri talkshow oleh TvOne soal kebakaran yang terjadi di Pondok Bambu, Jakarta Timur. Ia menilai, seharusnya acara dibatalkan karena timnya tidak datang.

"Undangan dari TvOne ada tadi pagi kepada kami, tapi tidak ada kewajiban bagi kami untuk hadir karena itu bukan undangan resmi. Dan kami tidak bisa datang karena satu hal," ujar Kahfi Siregar saat dihubungi detikcom, Kamis (23/8/2012).

Ia tidak menjelaskan lebih jauh soal alasan ketidakhadirannya, namun pihaknya menyayangkan kericuhan yang terjadi saat talkshow berlangsung. Menurut Kahfi, seharusnya acara tidak digelar karena timnya tidak datang sehingga tidak cover both side.

"Kalau tim saya tidak datang, harusnya acara itu dibatalkan karena tidak cover both side. Atau kalau tidak bisa, mereka insiatif wawancara melalui telepon," tutur Kahfi.

Soal kericuhan yang terjadi, pihaknya membantah keras bahwa warga yang menyerang saat talkshow berlangsung adalah dari tim Foke Nara. Termasuk membantah soal isu kebakaran dilakukan oleh tim Foke.

"Sebagai incumbent pak Fauzi memiliki kepentingan lebih besar dari pihak manapun untuk mencegah kebakaran, jadi tidak ada alasan kalau ada isu tim Fauzi Bowo melakukan pembakaran," tuturnya.

Menurutnya, mungkin ada pihak-pihak yang tidak senang dan mengaitkan hubungan antara kebakaran dan Pilgub DKI. Ia juga menyayangkan soal musibah kebakaran yang cenderung dipolitisasi.

"Musibah kebakaran jangan dipolitisir, itu adalah musibah yang harus diterima apa adanya, dan kami paling berkepentigan untuk mengamankan, yang nuding itu kami bantah salah alamat," kata Kahfi.  (iqb/ahy)

http://news.detik.com/read/2012/08/24/005225/1997603/10/tak-hadiri-talkshow-tvone-timses-foke-harusnya-acara-dibatalkan%22

Kronologi Ketegangan Warga di Acara TvOne

Penulis : Sabrina Asril | Kamis, 23 Agustus 2012 | 21:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketegangan terjadi dalam dialog TvOne yang disiarkan secara langsung di lokasi kebakaran Pondok Bambu, Jakarta Timur, Kamis (23/8/2012) petang. Ketika itu sejumlah orang yang merupakan korban kebakaran berteriak marah kepada wartawan TvOne yang dinilai menyinggung perasaan korban.

Secara kebetulan ada reporter TvOne yang sedang meliput di lokasi kebakaran dan menanyakan kepada warga tentang indikasi kebakaran ini dengan kata-kata terbakar atau dibakar
-- Rikwanto.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, dari informasi yang dihimpun di lapangan, peristiwa itu terjadi pukul 17.45 WIB di lokasi bekas kebakaran, Jalan Raya Pahlawan Revolusi RT 02 / RW 02, Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. "Di sana telah terjadi ketegangan antara masyarakat sekitar tempat kejadian perkara dengan media TvOne," ujar Rikwanto kepada wartawan, Kamis malam.

Ketika itu, para pemilik rumah petak di tempat tersebut baru saja pulang mudik dan mendapati rumah mereka sudah hangus terbakar. Rikwanto mengatakan, secara kebetulan ada reporter TvOne yang sedang meliput di lokasi kebakaran. "(Reporter itu) menanyakan kepada warga tentang indikasi kebakaran ini dengan kata-kata terbakar atau dibakar," kata Rikwanto.

Mendengar kata-kata wartawan tersebut, masyarakat atau tokoh asli merasa tidak senang dengan kata-kata yang digunakan oleh TVOne. Kata-kata itu, kata Rikwanto, dinilai menyudutkan warga sehingga sempat terjadi ketegangan. Warga pun berteriak dengan kata-kata kasar yang menghina stasiun televisi berita itu. Setelah bersepakat dengan warga, TvOne kemudian menghentikan dialog tersebut. "Yang datang ke sana itu warga korban kebakaran. Tidak ada penyerangan atau penganiayaan," ucap Rikwanto.

Setelah menerima info itu, polisi langsung datang ke lokasi untuk menenangkan masyarakat asli yang marah. Polisi juga mengamankan awak media. Saat ini situasi di lokasi kejadian sudah kondusif dan dalam penjagaan aparat kepolisian.

Editor :
Laksono Hari W

Diprotes Massa, Talkshow Kebakaran TvOne Dihentikan

Penulis : Robertus Belarminus | Kamis, 23 Agustus 2012 | 21:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Acara bincang-bincang yang disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi TvOne di lokasi kebakaran Pondok Bambu, Jakarta Timur, Kamis (23/8/2012) petang, dihentikan karena sejumlah orang tak dikenal menentang acara tersebut. Tidak diketahui motif dan tujuan aksi yang diduga dilakukan sekelompok organisasi masyarakat tersebut.

Dalam siaran program Kabar Petang, presenter TvOne Balqis Manisang melakukan dialog bersama narasumber Ketua RW 02 Pondok Bambu Achmad, anggota Komisi IX DPR RI Rieke Diyah Pitaloka, dan sosiolog perkotaan J Warouw dengan topik "Jakarta Kebakaran atau Dibakar".

Di tengah perbincangan itu, puluhan orang datang ke lokasi dialog dan meminta agar acara itu dibubarkan. Sebagian dari massa itu mengenakan atribut ormas tertentu. Mereka menyampaikan keberatan atas topik yang diangkat dalam bincang-bincang tersebut.

Wakil Pemimpin Redaksi TvOne Totok Suryanto membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan, dialog itu berlangsung pada segmen kedua pada program Kabar Petang. Segmen tersebut membahas kontroversi maraknya kejadian kebakaran di Ibu Kota dan keterkaitannya dengan persaingan dua kandidat dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta. Selain narasumber di atas, TvOne juga mengundang kedua perwakilan calon kepala daerah, tetapi perwakilan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli tidak hadir.

"Itu bukan dibubarkan. Mereka hanya meminta supaya acara itu dihentikan. Kita memang mengangkat isu itu. Itukan lagi ramai, makanya kita mengundang kedua belah pihak, baik dari Fauzi Bowo maupun Jokowi," ujar Totok kepada Kompas.com, Kamis (23/8/2012) malam.

Setelah berdiskusi dengan kelompok massa dan aparat keamanan di tempat tersebut, redaksi TvOne memutuskan untuk menghentikan acara dialog tersebut. "Karena situasi saat itu ada sekitar 100 orang, sudah mengerumuni. Demi keselamatan narasumber, ya kita hentikan acaranya," ujarnya.

Totok mengatakan, tidak ada unsur pemaksaan untuk menghentikan dialog tersebut. Acara itu dihentikan berdasarkan kesepakatan bersama antara TvOne, warga, dan aparat keamanan setempat.

Editor :
Laksono Hari W

22 Agustus 2012

Tayangan Komedi Ramadhan Tuai Banyak Sanksi Teguran

Jakarta - Siaran Ramadhan di televisi sejatinya harus dibuat berdasar bingkai kaidah-kaidah agama serta menggambarkan realita kehidupan masyarakat beragama tersebut dalam layar kaca. Sehingga siaran ramadhan dapat menumbuhkan dan meningkatkan ketaatan beribadah masyarakat sebagai konsumen televisi. Hal tersebut disampaikan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Mochamad Riyanto dalamkonferensi pers tayangan ramadhan bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Direktoran Jendral Informasi dan Komunikasi Publik Kementrian Komunikasi dan Informatika di kantor Kemenkominfo pagi ini, (6/8).

Hasil pemantauan yang dilakukan oleh KPI selama bulan Ramadhan menunjukkan masih ada pelanggaran yang dilakukan lembaga penyiaran dalam menayangkan program Ramadhan. Bahkan KPI Pusat telah menjatuhkan sanksi administrative berupa teguran tertulis kepada tujuh acara televisi di bulanramadhan. Ketujuh acara tersebut adalah, "Waktunya Kita Sahur" (Trans TV), "Kampung Sahur Bejo (RCTI), "Sahur Bersama Srimulat" (Indosiar), "Ngabuburit" (Trans TV), "Sabarrr Tingkat 2" (SCTV), "John Lenong" (Trans 7), dan "Inbox" (SCTV).

Menurut Komisioner KPI Pusat Bidang Isi Siaran, Nina Mutmainnah, secara umum sejumlah stasiun TV menampilkan acara yang sesuai dengan semangat Ramadhan, lewat acara ceramah, talkshow, features, sinetron dan film serial. Pelanggaran isi siaran justru terdapat pada acara-acara komedi, baik pada saat sahur ataupun menjelang berbuka puasa.

Dalam acara yang juga dihadiri Mentri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring,  Nina memaparkan, pelanggaran yang dilakukan program komedi tersebut umumnya atas empat hal. Yakni pelanggaran atas perlindungan kepada orang dan atau kelompok masyarakat tertentu. "Bentuk bisa melecehkan orang dengan kondisi fisik tertentu seperti bertubuh pendek dan bermulut maju", ujarnya. Selain itu ada juga pelanggaran atas perlindungan anak, pelanggaran norma kesopanan dan kesusilaan, serta pelanggaran penggolongan program siaran.

Nina juga menyampaikan, KPI sudah melayangkan sanksi dilengkapi penjelasan pelanggaran macam apa yang sudah dilakukan lembaga penyiaran. Sayangnya, sekalipun sudah diberikan teguran, pelanggaran serupa masih saja tampil di layar televisi, tuturnya.

Selama bulan Ramadhan, KPI terus melakukan pemantauan dan akan melaporkan hasil kerja tersebut kepada public. Dalam acara kali ini, selain KPI, MUI selaku perwakilan dari masyarakat juga ikut menyampaikan pemantauannya. Menurut Sinansari Ecip, Ketua MUI Bidang Komunikasi dan Informasi, MUI sangat cemas dengan tayangan komedi sepanjang bulan Ramadhan di televisi. Apalagi mengingat efek tiru yang sangat besar oleh anak-anak lantaran menonton televisi, ujar Ecip. Untuk itu, MUI mendorong dengan keras kepada KPI membuka daftar pelanggaran yang dilakukan lembaga penyiaran, saat lembaga tersebut mengajukan perpanjangan izin. Ecip berharap, daftar "dosa" lembaga penyiaran tersebut dijadikan pertimbangan dalam proses pemberian izin.

http://www.kpi.go.id/component/content/article/14-dalam-negeri-umum/30714-tayangan-komedi-ramadhan-tuai-banyak-sanksi-teguran