JAKARTA, KOMPAS.com - Tak dapat dipungkiri, pesatnya perkembangan teknologi mendorong media massa tradisional untuk memikirkan konvergensi. Meski begitu, Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pers dan Pembangunan Ignatius Haryanto mengatakan perkembangan media online tak akan mematikan media cetak. "Munculnya teknologi media baru tidak membuat media mati tapi mereka menyesuaikan diri," tuturnya dalam Gathering Kompas 100 bertajuk 'Konvergensi Media' di XXI Lounge Plaza Senayan, Rabu (26/5/2010).
Wakil Direktur Bisnis Kompas Edi Taslim pun mengakui hal serupa. Menurutnya, media online tak akan bisa menggantikan media cetak selama keduanya dimanfaatkan dengan efektif dan efisien. Saat ini, pembaca Kompas e-paper mencapai 196.023 orang. Menariknya, 65 persen dari total pembaca e-paper tidak membaca Kompas versi cetak. Pembaca e-paper ini berumur 25 tahun ke bawah.
"Mereka memang tidak membaca koran tapi internet. Kita happy dengan survey ini karena ada tambahan pembaca kompas," ungkapnya.
Sementara itu, Hari menambahkan perkembangan media online di Indonesia juga masih terbentur dengan persoalan infrastruktur internet, terutama untuk daerah. Potret akses internet memang masih didominasi di kota-kota besar. "Di perkotaan, aksesnya bagus. Bahkan ada yang digratiskan. Tapi Indonesia bukan hanya Jawa. Problemnya infrastruktur. Ini problem yang kita hadapi. Akses belum merata," katanya.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/05/26/12454358/Media.Online.Tak.Akan.Gantikan.Cetak-5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar