11 April 2010

Menonton Video Lewat Ponsel

Buyung Wijaya Kusuma dan Bambang Sigap

Setelah membuka video raflesia, pembaca Kompas bernama Winahyu Budi Satrya berkata, "Terima kasih infonya, kami jadi semakin paham perbedaan bunga bangkai dengan bunga raflesia".

Peningkatan pemakaian internet melalui komputer dan telepon seluler seyogianya direspons dengan tepat oleh mereka yang bergerak di bidang media cetak.

Komentar Winahyu itu muncul setelah membaca berita Kompas berjudul Jelajah Musi, "Rafflesia Arnoldii" di Mata Air Musi (Kompas, 7/3). Dalam berita versi cetak itu juga dicantumkan alamat untuk membuka video tentang bunga rafflesia arnoldii di hutan lindung hutan Bengkulu yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan. Video yang berdurasi lebih dari 4 menit itu menggambarkan perjalanan tim Jelajah Musi Kompas masuk hutan dan menemukan tunas raflesia, gambar dimensi tentang pertumbuhan tanaman tersebut, dan perbedaannya dengan bunga bangkai.

Bila memakai komputer yang terhubung internet, gambar video bisa dibuka dengan alamat vod.kompas.com/rafflesia. Mengantisipasi pemakaian telepon seluler (ponsel) online yang kini makin banyak, kita juga menonton video dengan memotret QR (quick response) code atau dekode Kompas, semacam barcode yang sering dipakai untuk menyimpan data barang konsumsi.

Memang, umumnya QR dipakai untuk menyimpan berbagai data tentang barang konsumsi, misalnya papan sirkuit elektronik komputer, dan barang-barang logistik. Harian Kompas memakai QR code guna memperkaya wawasan informasi pembaca yang kadang sangat dibatasi oleh halaman koran. Melalui dekode Kompas, pembaca akan memperoleh tambahan foto, data dan grafis, informasi yang terkait dan yang paling mutakhir sekarang ini video tentang berita tersebut.

Jumlah pengguna ponsel pada tahun 2009 diperkirakan 140 juta, tahun ini sejalan dengan membaiknya perekonomian, pemilik ponsel tentu sudah jauh lebih tinggi. Karena itu, tidak mengherankan, Chief Executive Officer of Serious Group John Fong, vendor dekode Kompas, mengatakan, lalu lintas data melalui dekode Kompas terus meningkat rata-rata 20 persen sejak diluncurkan Juni tahun lalu (Kompas, 8/4).

"Hal ini jelas membuktikan bahwa mobile internet semakin populer di Indonesia. Dekode menyediakan para penerbit untuk melakukan apa yang mereka inginkan tanpa khawatir dengan kerumitan untuk mengurusi sistem teknologi informasi. Dengan mengombinasikan tracking yang kuat dan management tool lainnya, para advertiser bisa melakukan analisis dan mendapatkan feedback mengenai kampanye iklan mereka," kata Fong.

"Statistik menunjukkan, pembaca kami secara konsisten menggunakan QR code untuk mengetahui lebih banyak informasi dan untuk berinteraksi dengan newsroom kami," kata Wakil Pemimpin Perusahaan Kompas Cetak Edi Taslim.

Kode matriks

QR code berfungsi sebagai "jembatan" penghubung secara cepat antara konten offline dan konten online. Kode ini memungkinkan audiens berinteraksi dengan media yang ditempelinya melalui ponsel secara efektif dan efisien. QR code bertindak seolah-olah hyperlink fisik yang dapat menyimpan alamat web (URL), nomor telepon, teks, serta SMS.

Untuk dapat memanfaatkan teknologi QR code, ponsel wajib memiliki akses internet. Dengan bantuan ID (nomor digit), QR code tidak hanya dapat dibaca lewat ponsel berkamera, tetapi juga dengan ponsel tanpa kamera. Pada ponsel berkamera, QR code bisa dibaca melalui aplikasi jenis QR code reader. Khusus ponsel keluaran Nokia seri N & E, aplikasi reader ini sudah tersedia (pre-installed) dan langsung bisa digunakan.

Untuk ponsel lain, seperti BlackBerry, aplikasi reader wajib diinstalasikan. Di internet tersedia berbagai aplikasi reader yang bisa diunduh cuma-cuma. Kita dapat mengunduh lewat sarana yang disediakan kompas.com, di alamat http://dakode.mobi. Jenis ponsel akan dideteksi secara otomatis dan kemudian sistem akan memberikan pilihan beberapa aplikasi reader, unduh salah satu aplikasi dan instalasikan di ponsel yang kita pakai.

Jika ingin membaca QR code, jalankan aplikasi reader dan arahkan kamera ponsel ke letak QR code. Dengan cara memotret barcode dua dimensi itu, kita akan mendapatkan konten digital yang relevan. Hal ini merupakan pengayaan berita kalau QR code ditempelkan dengan berita. Konten situs jaringan tersebut bisa berupa berita lebih lengkap, grafis, foto-foto tambahan, dan video. Lebih dari itu, kita juga dapat berinteraksi dengan menyampaikan respons berupa masukan atau opini kepada editor. http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/04/12/04235882/menonton.video.lewat.ponsel

Tidak ada komentar: