17 Februari 2010

Artis Harus Paham Persoalan Publik

Jakarta, Kompas - Makin banyak artis atau selebriti di panggung politik, baik di birokrasi pasca-pemilu kepala daerah secara langsung maupun di lembaga legislatif periode 2009-2014, harus diimbangi dengan tingkat kualitas kemampuan mereka. Para artis harus paham persoalan publik. Untuk itu, artis harus terus melakukan transformasi cara berpikir.

Pandangan yang mendorong peningkatan kualitas artis itu terkuak dalam diskusi "Hak Demokrasi Artis" yang digelar Majelis Cinta Tanah Air (Mata Air) di Jakarta, Rabu (17/2). Pembicara, antara lain, Permadi (Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya/Gerindra), Suhardi (Ketua Umum Gerindra), Ahmad Mubarok (Wakil Ketua Umum Partai Demokrat), Arswendo Atmowiloto (budayawan), Andrinof Chaniago (pengajar Politik Universitas Indonesia), Alicia Johar (aktris), dan Harry Tjahjono (penulis skenario). Tampak pula Ayu Azhari bersama suaminya, Mike Tramp (vokalis White Lion), serta selebriti lain.

Menurut Permadi, dibandingkan profesi lain, artis lebih banyak punya kesempatan untuk berperan dalam panggung politik. Popularitas yang dimiliki artis menjadi modal dalam panggung politik sekarang ini. Namun, hal itu belum diimbangi dengan kualitas kemampuan artis. Untuk itu, artis diminta untuk total apabila terjun ke panggung politik.

Apabila benar artis akan mengabdi kepada masyarakat, mereka harus berhenti total dari profesi sebelumnya. "Kalau memang mau mengabdi kepada masyarakat, itu berat. Jadi, tak ada lagi waktu untuk main sinetron. Harus berhenti. Jangan sampai besok jadi Mak Lampir, nanti bicara alat utama sistem persenjataan (alutsista)," kata Permadi.

Andrinof juga mengatakan, artis memiliki modal politik yang kuat, yaitu keterkenalan. Perilaku masyarakat sekarang adalah memilih calon yang terkenal sehingga artis berpeluang lebih besar. Untuk itu, artis harus menunjukkan perannya, yaitu bisa mentransformasi dari peran sebelumnya atau dalam cara berpikir. Meski peran artis selama ini jelas, kedudukan politik memang bisa lebih besar dalam menentukan kebijakan publik.

"Namun, urusan layanan publik itu rumit. Tidak akan pernah ada orang serempak merasa puas. Artinya, akan muncul protes. Dalam urusan publik, harus siap mental menghadapi gejolak," katanya.

Alicia Johar mengisahkan dirinya saat dilamar menjadi calon anggota legislatif untuk periode 2009-2014. Saat ditawari, ia menyatakan bahwa dirinya tidak paham politik dan juga tidak punya uang. Namun, ketika mendapatkan kursi, ia justru memberikannya kepada calon dengan nomor urut di bawahnya.

Arswendo mengingatkan, artis harus dihargai keartisannya tanpa harus dituntut lebih banyak lagi. Namun, dia mengakui, artis harus meningkatkan kualitas.

Artis, kata Suhardi, semestinya bisa lebih menggaungkan sebuah kebijakan publik, seperti dalam masalah pertanian. (SSD) http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/02/18/02573283/artis.harus.paham.persoalan.publik

Tidak ada komentar: