21 November 2009

Gemblong "Seksi" Farah Quinn

Budi Suwarna

"Here we go," ucap pembawa acara kuliner Ala Chef di TransTV itu sambil memamerkan kue gemblong buatannya kepada pemirsa. Kue tradisional dari ketan dan gula merah itu tampak memikat. Lapisan gula merahnya meleleh dan menggoda orang untuk menjilatnya.

Ala Chef memang kerap menyajikan masakan tradisional. Ketika dihubungi, Kamis (19/11) siang, Farah sedang siap-siap memasak kue dari bahan tiwul dan tepung hunkue untuk keperluan shooting acara tersebut.

"Saya ingin membuat kue baru dengan cara yang sesimpel mungkin agar bisa diikuti semua pemirsa, termasuk yang baru belajar masak," kata Farah yang pernah bekerja sebagai chef di beberapa hotel berbintang di AS.

Menyaksikan acara Ala Chef, kita sadar bahwa kegiatan memasak sesungguhnya melibatkan proses intelektual. Tanpa pengetahuan bahan yang memadai, Farah tidak mungkin bisa menghasilkan makanan tradisional yang rasanya enak dengan penampilan wah. Kita juga bisa melihat bagaimana Farah secara tidak langsung mengenalkan disiplin dan tata tertib memasak yang baik. Dia, misalnya, selalu mengenakan sarung tangan plastik setiap menguleni bahan makanan dengan tangan.

Hal itu sepertinya sepele. Namun, di dunia kuliner, hal-hal kecil bisa sangat menentukan kualitas makanan yang dihasilkan. Mengapa? Karena makanan tidak lagi melulu soal rasa, melainkan juga terkait dengan kebersihan, citra, atau gaya hidup.

Selain Farah, pakar kuliner William Wongso yang mengasuh acara Ceritarasa William Wongso (CRWW) di MetroTV juga banyak memberikan pengetahuan penting tentang kuliner, mulai dari memilih bahan hingga memasak menu alternatif.

Dia, misalnya, mengajarkan cara memasak rendang dengan kompor gas. "Rasanya mungkin sedikit berbeda dengan rendang otentik yang dimasak dengan kayu bakar. Makanya, saya menyebutnya alternatif. Kalau mau yang otentik, silakan makan di kampung asal rendang," katanya.

Resep dan cara memasak alternatif itu, kata William, dibutuhkan terutama oleh orang- orang yang tidak mau repot-repot dalam memasak.

Farah dan William berhasil mendudukkan kegiatan memasak dalam konteks gaya hidup masyarakat masa kini yang maunya serba instan, cepat, dan sederhana. Barangkali, itulah yang membuat kedua acara ini masih bisa bersaing dengan acara-acara lain. Ala Chef dan CRWW sejauh ini telah diproduksi lebih dari 100 episode. Produser kuliner TransTV, Christine, mengatakan, Ala Chef rata-rata ditonton 15 persen pemirsa televisi.

Program digemari

Acara kuliner termasuk acara yang cukup banyak penggemar. Itu sebabnya, acara baru kuliner terus bermunculan. Awal November, Trans7 meluncurkan dua program baru kuliner sekaligus, yakni Cooking 911 dan Asli Enak. Sebelumnya, Trans7 telah memiliki acara memasak untuk anak-anak, yakni Koki Cilik.

Di Global TV ada Dapur Aisyah. Awalnya, ini acara Ramadhan. Namun, karena prospeknya dianggap bagus, Global membuatnya menjadi program reguler hingga sekarang. Global juga memiliki acara kuliner Resto Sedap.

TVOne tidak mau kalah. Stasiun televisi yang lebih banyak menayangkan berita ini membuat program kuliner bernama Kamus Kuliner yang dipandu pengamat politik Hermawan Sulistiyo. Di TransTV ada juga acara kuliner yang relatif baru, yakni Harmoni Alam. Sebelumnya, Trans telah memiliki Wisata Kuliner, Gula-gula, dan Ala Chef.

MetroTV juga berupaya menggaet penggemar program kuliner. Selain menayangkan CRWW, televisi berita ini juga menyisipkan segmen kuliner di acara bincang-bincang pagi, Healthy Life.

Meski acara kuliner berjibun, sesungguhnya pendekatannya itu-itu saja. Sebagian acara kuliner dikemas sebagai laporan perjalanan dan pengalaman icip-icip, seperti Kamus Kuliner dan Asli Enak.

Ada juga acara kuliner yang dikemas dalam bentuk demo memasak, seperti Dapur Aisyah, Gula-gula, Ala Chef, dan CRWW. Kadang produser membungkusnya dengan wisata alam.

Belakangan, acara kuliner yang dipadu dengan petualangan juga bermunculan, seperti Cooking 911 dan Harmoni Alam. Di acara Cooking 911, pemandu acara berpetualang dengan sepeda motor. Selama dalam petualangannya, dia siap menerima panggilan pertolongan darurat dari siapa saja yang butuh bantuan dalam memasak.

Di acara Harmoni Alam, pembawa acara berpetualang sebagai backpacker, turis pengembara itu. Nah, dia akan memasak bahan makanan yang ditemukan di alam dengan peralatan darurat. Di salah satu episode, pembawa acara mengajarkan cara memasak ikan sapu-sapu menjadi tongseng.

Segmentasi penonton acara kuliner memang kian meluas. Dulu acara kuliner lebih banyak menyasar ibu rumah tangga. Sekarang acara kuliner mengincar semua segmen, mulai dari anak-anak, remaja, anak muda, ibu-ibu, hingga bapak-bapak. Urusan lidah memang penting buat siapa saja.--http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/11/22/03115944/gemblong.seksi.farah.quinn

Tidak ada komentar: