04 Oktober 2009

Balon Iklan Meledak 59 Orang Luka, Pengelola Rumah Produksi Bertanggung Jawab


KOMPAS/ALBERTUS HENDRIYO WIDI
Ardian yang kerap dipanggil Didit (10), seorang bintang iklan pemula, menjadi salah satu korban meledaknya balon gas di dekat Wisma Dharmala, Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu (4/10) pagi. Didit dirawat di Rumah Sakit AL Dr Mintohardjo. Total korban balon gas iklan Simpati yang digarap rumah produksi Fireworks itu 59 orang.

Balon gas berdiameter lima meter, yang merupakan properti pembuatan iklan, meledak di dekat Wisma Dharmala, Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu (4/10), sekitar pukul 08.50. Sebanyak 59 orang dinyatakan menderita luka bakar.

Situasi lalu lintas di sekitar Sudirman saat peristiwa itu terjadi masih relatif sepi sehingga para korban bisa cepat dilarikan ke rumah sakit. Salah satu pemeran iklan dan korban yang ditemui di RS TNI AL Mintoharjo, Aida (14), mengatakan, peristiwa bermula dari penggelindingan balon gas raksasa oleh sekitar 50 pemeran iklan. Bola itu digelindingkan di atas aspal dan tiba-tiba meledak serta menimbulkan percikan api.

Korban lainnya, Didit (10), mengaku pening dan mau pingsan lantaran terkena semburan gas itu. Kulit tangan kanannya terbakar dan mengelupas. Sementara Abby (18) justru pingsan setelah balon meledak. Ia baru sadar setelah berada di UGD RS TNI AL Mintoharjo, dengan kondisi luka bakar pada wajah hingga tangan sebelah kiri. Sebagian rambutnya juga hangus terbakar.

Berdasarkan penyelidikan Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat, peristiwa meledaknya balon gas itu memang terjadi saat pengambilan gambar iklan salah satu layanan sambungan telepon seluler yang dimotori rumah produksi Fireworks. Balon besar berwarna merah yang meledak merupakan salah satu barang bukti yang diambil polisi dari tempat kejadian perkara.

"Barang bukti lainnya, yaitu 10 balon kecil warna merah, 15 unit tabung gas nitrogen serta kompresor pompa. Selain itu disita pula truk Mitsubishi Colt B 9797 DT yang digunakan mengangkut barang-barang tersebut," kata Kepala Polres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Ike Edwin.

Menurut Ike, hingga Minggu malam, pihaknya memeriksa enam orang yang terdiri atas pengelola dan staf pekerja di rumah produksi iklan Fireworks dan saksi mata di lokasi kejadian.

"Mereka dimintai keterangan soal kronologi kejadian, sedangkan perkara penyebab ledakan masih menunggu pemeriksaan ahli. Kami masih menunggu penyelidikan tim laboratorium forensik," kata Ike.

Ike mengungkapkan, ledakan balon terjadi saat puluhan pemeran iklan berusaha mendorong dan mengangkat bola raksasa berisi gas di Jalan Sudirman, tidak jauh dari halte bus transjakarta Karet Kuningan.

Polres Metro Jakarta Pusat mencatat total terdapat 59 korban luka, yaitu 14 orang di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), 21 orang di RS TNI AL Mintohardjo, dan 10 orang di RS Metropolitan Medical Center (MMC). Adapun korban yang harus menjalani rawat inap sebanyak tujuh orang di RSPP dan tujuh orang di RS TNI AL Mintohardjo.

Namun, dari pantauan di lapangan, hingga Minggu malam sedikitnya ada delapan pasien rawat inap di RS TNI AL Mintohardjo di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, dan sembilan orang lainnya di RSPP. Korban berusia antara 8-40 tahun.

Dokter spesialis bedah RS Angkatan Laut Dr Mintohardjo, dr Hengky Setyahadi, mengatakan, korban rawat inap mengalami luka bakar tingkat dua dan tiga, yaitu sekitar 20 persen bagian tubuh terbakar. Luka bakar ditemukan di tangan dan wajah sehingga kulit mengelupas, berair, dan berwarna coklat kebiru-biruan. Luka diduga akibat reaksi gas yang berada dalam balon raksasa.

"Selain luka cukup parah, kami khawatir kalau terjadi pembengkakan saluran pernapasan akibat menghirup gas," kata dr Hengky.

Erni, salah seorang staf dari Agency Mami Pusye yang menyediakan puluhan pemeran iklan, mengaku amat terpukul. Alasannya, hampir semua anak didiknya menderita luka bakar akibat semburan gas, termasuk tiga keponakannya, Shifa (9), Diaz (8), dan Wafa (9).

Rumah produksi Fireworks diminta menanggung semua biaya pengobatan para korban. Sejumlah keluarga korban juga meminta hal serupa.

"Saya meminta perusahaan pembuat iklan itu membiayai perawatan anak-anak kami, kata Rahib (45), ayah Aida, dan Daryono (50), ayah Didit.

Ketika dijumpai di RS MMC, perwakilan rumah produksi Fireworks, Dyah, masih enggan memberikan keterangan. Dia akan berkoordinasi dahulu dengan para orangtua korban dan rumah sakit yang merawat korban.

Tanggung jawab PH

General Manager Marketing PT Telkomsel Nirwan Lesmana mengatakan, kecelakaan itu murni tanggung jawab Fireworks sebagai pihak pembuat iklan.

"Kita ada proyek iklan dan diserahkan kepada mereka sesuai kontrak. Mereka yang ahli dan tahu teknis syuting iklan sesuai tuntutan materi. Secara profesional, ini adalah tanggung jawab mereka. Namun, kami juga turut memantau. Polisi pun ada di lokasi untuk menjaga karena kami punya izin resmi," kata Nirwan.

Nirwan menambahkan, pihaknya juga tetap akan membantu korban ledakan balon iklan.(HEN/THT/WIN/NEL)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/10/05/03555922/balon.iklan.meledak

Tidak ada komentar: