22 Desember 2008

Jangkauan Siaran Televisi Perbatasan Ditingkatkan

Jakarta, Kompas - Untuk menandingi masuknya siaran televisi dari negara tetangga ke wilayah perbatasan, Indonesia akan meningkatkan jangkauan siaran televisi perbatasan dengan menambah daya antena dan secara bertahap akan mengubahnya dari sistem analog ke televisi digital.

Demikian diungkapkan Yani Sofyan, Koordinator Program Televisi Perbatasan Kementerian Negara Riset dan Teknologi (KNRT) di Jakarta, Senin (22/12). Program pembangunan televisi perbatasan sejak tahun 2006 berada di bawah koordinasi KNRT, sebelumnya ditangani Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sejak tahun 2003.

Menurut Yani yang juga Kepala Divisi Desiminasi Iptek Industri KNRT, ancaman yang nyata terjadi di perbatasan dengan Malaysia. "Stasiun televisi Malaysia di Entikong, Kalimantan, yang berkapasitas 20 kilowatt, siarannya dapat menjangkau wilayah Indonesia," ujarnya. Adapun stasiun televisi perbatasan yang terbangun di Sanggau, Kalimantan Barat—berjarak 90 km dari Entikong—hanya berdaya 1 kilowatt. Karena itu, sesuai kesepakatan KNRT dan pemda setempat, akan dibangun stasiun relai mendekati perbatasan.

Yani mengatakan, pembuatan jaringan relai dapat memanfaatkan menara relai jaringan telepon seluler yang telah ada.

Tiga teknologi

Kementerian Negara Riset dan Teknologi bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi telah membangun pemancar televisi di beberapa wilayah perbatasan dengan Malaysia, Filipina, dan Timor Leste.

Sejak tahun 2003, BPPT dan PT Lembaga Elektronika Nasional (LEN) Industri mengembangkan teknologi televisi perbatasan, yaitu sistem peralatan televisi ultrahigh frequency (UHF). Ada tiga teknologi khusus yang dikembangkan PT LEN bersama BPPT dalam kurun waktu dua tahun, yaitu pengembangan peranti lunak propagasi gelombang, pengembangan akses televisi multikanal, dan teknologi relocatable televisi-studio berbasis broadband wireless.

Taufik Sumpeno, desain dan inovasi produk teknik penyiaran PT LEN Industri, menambahkan, keterlibatan industri elektronika ini mulai dari pembangunan stasiun televisi perbatasan di Sangihe dan Alor (2003), Belu dan Sambas (2004), serta Kefamenanu dan Sanggau (2007). Selain televisi perbatasan, PT LEN juga membangun stasiun televisi analog di 13 distrik atau kabupaten di Timor Leste. (YUN)


Tidak ada komentar: