|
| DOK GLOBAL TV / Kompas Images Acara MTV di Global. Di bagian bawah layar itu adalah tampilan part screen berjudul Love 100 %. Penonton bisa mengirimkan SMS untuk mengetes kadar cinta dengan pasangan |
Kompas, Minggu, 4 Mei 2008
Susi Ivvaty
Masih ingat Telekuis Jari-jari, kuis interaktif menggunakan telepon yang diputar di RCTI pada awal tahun 1995? Kuis itu pernah membuat gempar. Banyak penelepon mencak-mencak gara-gara saluran telepon mati pada saat mereka hendak mengikuti kuis. Sistem sentral telepon tidak mampu meneruskan sambungan ke nomor tujuan saking banyaknya penelepon.
Peristiwa itu terjadi 13 tahun lalu. Hingga sekarang, masih ada kuis yang mengajak pemirsa televisi untuk menelepon ke stasiun televisi. Beberapa program semacam talk show juga mengundang penonton untuk menelepon. Di Metro TV, ada program Berita Pilihan Anda, yang mengundang pemirsa untuk menelepon dan memilih berita serta mengomentarinya.
Namun, beban telepon rumahan itu terbagi sejak munculnya kuis menggunakan layanan pesan pendek (SMS) melalui telepon seluler. Kuis semacam itu marak pada tahun 2000-an dan booming pada tahun 2002 sewaktu ajang sepak bola Piala Dunia.
Tidak hanya kuis. Kontes pencarian bakat, seperti AFI dan Indonesian Idol juga menggunakan media SMS untuk berinteraksi dengan pemirsa televisi. Semua bentuk program interaktif menggunakan SMS itu dimediatori oleh penyedia jasa bernama gateway atau biasa juga disebut content provider yang membikin nomor premium empat digit.
Kuis SMS pernah diributkan Majelis Ulama Indonesia dan Komisi Penyiaran Indonesia karena dinilai menyerempet judi. Juga pernah ditanggapi oleh Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia karena ternyata beberapa kuis belum mengantongi izin dari Departemen Sosial.
Meskipun demikian, kuis-kuis SMS itu masih terus ada dan hadir di sela-sela program utama. Kuis Acakata di antv, misalnya, membujuk penonton untuk menyusun beberapa huruf yang diacak menjadi sebuah kata. "Ketik reg spasi acakata" untuk mendaftar lebih dulu.
Interaksi "On Demand"
Stasiun Global sejak Agustus 2007 menyiarkan program interaktif berbasis SMS, yakni Love 100%. Program yang dikreasi Fruitlounge Media ini bukan berupa kuis dan tidak harus mengetik reg untuk bisa ikut. President & CEO Fruitlounge Media, Dirgantoro, didampingi Chief Creative Officer Purwo Handoko dan Project Manager Kania Anggiani menyebut, Love 100% adalah program on demand.
Love 100% adalah program part screen atau ditempelkan di sebagian layar kaca, pada acara MTV Total Request, yang diputar setiap hari pukul 14.30-15.30 di Global. Adaptasi dari Perfect Match yang dikreasi Fruitlounge Belanda ini berisi pengujian kadar cinta seseorang dengan pasangannya.
Caranya, "ketik love spasi namamu spasi nama pasanganmu, contoh love purwo citra, lalu kirim ke 9288". Akan muncul jawaban, misalnya: "love 39%. Di antara kalian masih ada yang enggak yakin. Citra cuma cocok jadi asisten".
Part screen lain di Global adalah Kue Hoki, yakni memberikan wejangan atau tips mengenai hidup, cinta, karier, dan lainnya. Part screen ini diputar pada program MTV Top Hits.
Program ini mirip dengan ramalan, misalnya dari Mama Laurent. Orang mengirim SMS ke nomor premium untuk diberi ramalan oleh Mama Laurent. Namun, program ini harus mendaftar dulu dengan mengetik "reg spasi mama". Pendaftar bisa berhenti berlangganan ramalan dengan mengirim SMS "unreg mama".
Bisnis menguntungkan
Di luar masalah isi, program kuis dan part screen ini adalah sebuah ladang bisnis yang bisa meraup miliaran rupiah. Dari 2.000 rupiah tiap SMS di acara Love 100%, misalnya, operator ponsel memperoleh Rp 800- Rp 1.000 (Telkomsel berbeda dengan XL dan Indosat).
Selebihnya, Rp 1.000 dipotong 10-15 persen dulu untuk gateway atau content provider, yakni MNC, dan sisanya dibagi dua antara Fruitlounge dan stasiun televisi.
Jumlah SMS dalam satu hari pernah mencapai 165.000 SMS. Ketika program ini dihentikan beberapa bulan dan dibuka kembali pada April 2008 ini, perolehan SMS mencapai 118.000 sehari. SMS yang masuk sehari rata-rata seratusan.
"Kelihatannya memang kecil setelah dibagi-bagi, tapi kami bisa mendapatkan rata-rata Rp 2 milyar dalam sebulan," kata Purwo.
Ia menambahkan, "Ini program senang-senang, tidak memaksa. Kami juga tidak menjanjikan hadiah".
Operator telepon seluler menjadi pihak yang paling banyak mengeruk untung karena mendapatkan sedikitnya separuh dari perolehan SMS. Apa pun programnya, SMS pendukungnya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar