Jumat, 02 Mei 2008, TEMPO Interaktif, Jakarta: Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara berencana bermain di bisnis televisi berbayar format digital pada tahun depan. Aksi bisnis ini untuk mendukung konsolidasi keuangan perusahaan.
Direktur Utama Antara Ahmad Mukhlis Yusuf menuturkan, unit usaha ini akan berbentuk perseroan baru yang dibangun secara patungan bersama investor. Tim internal Antara sedang melakukan pembicaraan serius dengan beberapa investor, salah satunya Korean Broadcasting System yang menyatakan ketertarikannya.
"Proyeksi kami, pada tahun ketiga bisnis baru ini sudah bisa menghasilkan dan ikut membantu menutup keuangan kami yang selama ini negatif," kata Mukhlis kepada Tempo di Jakarta kemarin.
Tim internal tadi, ia menjelaskan, sedang menyusun cetak biru unit bisnis baru ini, termasuk mengenai dana investasi, porsi kepemilikan, nama televisi, dan target pasar. Dalam waktu dekat hasil kerja tim akan dikonsultasikan kepada Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebelum diajukan ke Departemen Komunikasi dan Informatika.
Rencana Antara berkaitan dengan perubahan status badan hukum dari lembaga ke perusahaan umum (perum). Dalam kaitan perubahan ini juga, pemerintah akan menggelontorkan dana awal untuk modal kerja Rp 250-300 miliar.
Menurut Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu, proses pemberian modal awal ditangani oleh Departemen Keuangan yang meliputi audit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk mengetahui jumlah modal awal yang dibutuhkan. (Koran Tempo, 30 April)
Mukhlis menyatakan bisa menerima besaran modal awal itu, meski lebih kecil dari usulan manajemen Antara Rp 450 miliar. Tapi, "Dana baru akan masuk pada APBN 2009." Kepastian kucuran fulus inilah yang membuat Antara menggandeng investor untuk mengembangkan usaha.
Menurut Mukhlis, ide proyek televisi berbayar ini muncul setahun lalu. Rencana ini menjadi bagian dari transformasi bisnis megaportal Antara. Melalui proyek megaportal, Antara bermimpi menjadi multi-platform media dengan layanan situs berita nasional, konten televisi terestrial lokal, dan televisi berbayar.
Diperkirakan proyek megaportal itu akan menyedot dana Rp 50-100 miliar. Belum lagi investasi di bidang teknologi informasi untuk mendukung megaportal Antara yang membutuhkan modal yang sama besarnya. "Sedangkan untuk menutup kerugian dalam akibat utang tak sampai Rp 50 miliar," ujarnya.
Mengenai hasil kerja tim internal, Mukhlis menuturkan, belum bisa mengungkapkan. Yang pasti, televisi berbayar Antara akan membidik pelanggan publik dan korporasi baik di dalam maupun luar negeri dengan pilihan konten berita atau hiburan. Agoeng Wijaya
01 Mei 2008
Kantor Berita "Antara" Akan Dirikan Televisi Berbayar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar