Minimnya tayangan televisi yang mengangkat keindahan dan keunikan alam liar Indonesia, mendorong sineas, Garin Nugroho memproduksi tayangan televisi bertajuk Alam Liar. Tayangan dokumenter tentang satwa liar ini ditayangkan stasiun televisi swasta, TV One setiap hari Rabu, pukul 19.00 WIB.
Garin mengatakan, rencananya tayangan berdurasi 30 menit ini akan diproduksi oleh SET Film Workshop hingga 10 episode. Setiap episode akan bercerita mengenai dunia alam liar, terutama mengenai kehidupan satwa liar, seperti gajah, landak, badak su-matra, dan lain-lain.
"Saat ini kebanyakan tayangan dokumenter kita kurang menggarap tentang dunia alam liar, seperti kehidupan gajah atau landak di habitat aslinya. Tayangan televisi kita lebih didominasi tayangan dokumenter tentang pariwisata, kuliner, games, maupun petualangan anak-anak," katanya ketika dihubungi SP, Selasa (22/4).
Menurut Garin, Alam Liar merupakan tayangan ensiklopedia mini yang dikemas sebagai program hiburan yang edukatif. Mengupas tentang kehidupan satwa liar Indonesia, dari mulai badak sumatra yang masih tersisa, hingga bekantan berhidung panjang di Kalimantan, dan lain-lain.
"Tayangan Alam Liar disutradarai oleh sejumlah anak-anak muda negeri ini. Meski sangat spesifik, saya tetap yakin tayangan ini akan mampu menarik perhatian penonton. Siapa yang mengira kalau tayangan program alam anak-anak, Pustaka Nusantara dulu akan banyak diminati penonton?" ungkapnya.
Humas TV One, Raldy Doy, dalam siaran pers yang diterima SP mengatakan, tayangan Alam Liar akan memberi alternatif tontonan bagi masyarakat. Apalagi selama ini, satwa Indonesia yang juga merupakan satwa endemik dan merupakan bagian dari warisan alam dunia telah lama kalah populer dengan artis, penyanyi, politisi, koruptor, dan lain-lain.
"Tayangan Alam Liar akan menginformasikan kepada masyarakat mengenai kehidupan satwa liar yang juga merupakan warisan alam dunia, yang patut kita jaga dan lestarikan. Tayangan ini merupakan kabar baik tentang kekayaan hayati yang masih kita miliki," ujarnya.
Lebih lanjut Raldy Doy mengatakan, tayangan Alam Liar merupakan satu-satunya produk lokal yang menggarap tema alam liar, di tengah kecenderungan dokumenter satwa Indonesia yang selalu diproduksi oleh tenaga-tenaga dan modal asing.
"Alam Liar adalah satu-satunya produk lokal, setelah sekian lama produk semacam ini hilang dari ingatan, baik penonton maupun pekerja film itu sendiri," imbuhnya.
Raldi Doy menjelaskan, episode yang telah rampung diproduksi di antaranya berjudul Badak, Orangutan, Harimau, dan Gajah. Pada episode bertajuk Badak, dikisahkan mengenai usaha-usaha penyelamatan badak sumatra, melalui program penangkaran di Suaka Rhino Sumatera (SRS), dan Taman Nasional Way Kambas, Sumatera.
"Pada awal episode ini diceritakan mengenai kondisi populasi badak sumatra yang kian menurun akhir-akhir ini, ancaman terhadap keberadaan spesies tersebut, serta upaya-upaya untuk menambah populasi badak melalui program penangkaran semiinsitu yang dilaksanakan di Suaka Rhino Sumatera (SRS), Taman Nasional Way Kambas, Lampung, Sumatera," ungkapnya.
Kemudian, lanjut Raldy Doy, diperkenalkan kedua ekor badak yang sedang berusaha dikawinkan untuk memperoleh anak Badak pertama yang dilahirkan dengan campur tangan manusia di Indonesia.
Sementara itu, pada episode berjudul Gajah, jelas Raldy Doy, Taman Nasional Way Kambas, Lampung, Sumatera, yang merupakan salah satu habitat alami dari gajah sumatra dipilih sebagai subjek.
"Beberapa daerah dalam kawasan ini dulunya merupakan jalur perlintasan gajah, yang kemudian dibuka oleh penduduk untuk lahan pertanian. Pembukaan lahan ini kemudian memunculkan konflik dengan gajah, yang bagi gajah-gajah daerah tersebut masih merupakan jalur perlintasan mereka. Dengan demikian, ketika melintasinya rombongan gajah tersebut menghancurkan tanam-an pertanian yang dimiliki penduduk," urainya.
Di akhir episode Gajah, lanjut Raldy Doy, ditayangkan proses evakuasi seekor anak gajah liar yang terjebak dalam sumur hingga kemudian berhasil diselamatkan dan dilepaskan ke alam untuk kembali berkumpul dengan rombongannya.
Pada episode Harimau, ungkap Raldy Doy, dikisahkan tentang harimau yang sepanjang abad telah menjadi sasaran perburuan manusia. Kondisi ini pula yang telah mengakibatkan dua subspesies Harimau yang ada di Indonesia, yaitu harimau bali, dan harimau jawa telah dinyatakan punah.
"Lewat episode ini kita akan pelajari berapa besar sesungguhnya populasi harimau sumatra yang tersisa," tandasnya. [Y-6]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar