28 April 2008

Garin Nugroho, Sinetron TV Kita Membingungkan

Selasa, 29 April 2008 | 01:55 WIB

Kata sutradara Garin Nugroho (46), tontonan televisi kita, terutama tayangan sinetron, bagaikan orang dengan dua "wajah" yang saling bertolak belakang.

"Masak setan di sinetron bisa menasihati manusia jangan berbuat dosa. Ada lagi tayangan babi ngepet yang mengajarkan manusia mencuri. Tetapi, katanya, itu baik karena hanya mencuri dari orang kaya yang korupsi. Ini membingungkan," tuturnya di Bandung, akhir pekan lalu.

"Kalau ada babi ngepet kayak begitu, buat apa dibentuk KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)?" tambah peraih penghargaan Best Young Director di Asia Pasific Film Festival 1991 ini.

Bagi Garin, tayangan seperti itu justru akan menghasilkan bias kaidah, etika, dan norma masyarakat. Ia menyesalkan sedikitnya tayangan, termasuk film, yang menonjolkan keberagaman kearifan budaya lokal.

"Kapan lagi ada film yang memperlihatkan kehidupan multikultur anak Indonesia di pedalaman Papua atau di savana Nusa Tenggara?" tuturnya.

Menurut dia, selera film masyarakat Indonesia memang kerap kontradiktif. Di satu sisi, ketika ada tayangan religi seperti Ayat-ayat Cinta, penonton berduyun-duyun. Akan tetapi, pada saat sama, mereka juga antusias menantikan film seperti Namaku Dick. (JON)

Tidak ada komentar: