02 November 2008

Berdua Menggarap Momen Pemilu

Budi Suwarna

Dua televisi swasta, MetroTV dan TVOne, secara serius menggarap sejumlah mata acara bertema pemilihan umum. Meski sejauh ini "rating"-nya baru berkisar di angka 0 hingga 2, acara semacam itu dianggap berpotensi mendulang iklan, terutama iklan politik.

Saat ini, dari 80 mata acara di MetroTV, 11 di antaranya adalah mata acara bertema pemilu, antara lain Election Update, The Candidate, Partai Bicara, Cafe Democrazy, Genta Demokrasi, Live Event Pemilu, Quick Count, Debat Kandidat, Menuju RI-1, dan The Next Leaders. Bentuk mata acara itu mulai dari berita langsung, bincang-bincang, film dokumenter, hingga parodi politik. Sebagian acara itu ditayangkan dengan jadwal tetap, sebagian lagi tergantung momen.

Penanggung Jawab The Election Channel MetroTV Sugeng Suparwoto, Rabu (29/10), mengatakan, tayangan mata acara pemilu akan semakin diintensifkan menjelang Pemilu 2009, terutama liputan langsung. Untuk keperluan itu, MetroTV akan menambah enam unit Satellite News Gathering (SNG). Saat ini MetroTV telah memiliki enam unit SNG.

Selain itu, MetroTV membuat studio mini di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dengan studio tersebut, kata Sugeng, kru MetroTV bisa melaporkan perkembangan di KPU sesegera mungkin.

Bagaimana dengan TVOne? Wakil Pemimpin Redaksi TVOne Nurjaman Mochtar, Kamis (30/10), mengatakan, pihaknya baru memiliki dua mata acara pemilu, yakni Debat Partai dan Debat Pilkada. Di luar itu, TVOne juga menyebarkan informasi mengenai proses pemilu melalui mata acara berita.

Nurjaman mengungkapkan, mulai awal tahun 2009, pihaknya akan menggelontorkan beberapa acara baru bertema pemilu. "Tahun ini (2008) baru pemanasan. Mulai tahun depan, warna pemilu akan kental di TVOne. Sekitar 60-70 persen acara kami akan berkaitan dengan pemilu, mulai news, buletin, news magazine, bincang-bincang, dan dokumenter," ujarnya.

Dia menjanjikan beberapa mata acara pemilu di TVOne yang semula bernama Lativi itu nantinya akan spektakuler dan mengagetkan banyak orang. "Pokoknya belum ada di televisi lain," tambahnya.

Sebenarnya, bukan hanya MetroTV dan TVOne yang menaruh perhatian pada momen pemilu. Namun, sejauh ini memang baru kedua stasiun televisi itulah yang berani mengklaim sebagai televisi pemilu. Keduanya juga memperlihatkan keseriusan untuk memperkuat citra sebagai televisi pemilu dan menggarap sisi bisnisnya.

Itu sebabnya Metro yang sebenarnya telah menggarap acara pemilu sejak 2004, baru 5 Juli 2008 memasang slogan The Election Channel, Referensi Pemilu Indonesia dan meluncurkan maskot pemilu bernama Reffy. Selanjutnya, maskot berbentuk boneka mirip jari yang sedang mengacung ini menjadi salah satu alat marketing MetroTV.

TVOne mengusung slogan Televisi Pemilu, Kami Kabarkan Anda Putuskan beberapa bulan setelah televisi itu berubah nama dari sebelumnya Lativi pada 14 Februari 2008. Nurjaman mengatakan, momen pemilu menjadi cantolan yang strategis dalam mendefinisi ulang identitas dari televisi hiburan (semasa Lativi) menjadi televisi berita (semasa TVOne).

Iklan politik

Sejauh ini rating mata acara pemilu memang belum tinggi. Menurut Sugeng, acara-acara di bawah payung The Election Channel MetroTV tahun ini, rating-nya baru berkisar 0,9 dan 1,5. Rating acara pemilu TVOne tidak jauh berbeda. Menurut Nurjaman, rating acara Debat Partai dan Debat Pilkada berkisar 1 dan 2.

Capaian rating itu memang jauh di bawah rata-rata rating sinetron, acara idola-idolaan, dan reality show yang sekarang mendominasi layar kaca. Acara semacam itu rating-nya bisa mencapai dua digit. Sugeng maupun Nurjaman tidak khawatir acara pemilu tidak akan kebagian iklan. Pasalnya, rating bukan penentu sukses tidaknya sebuah acara dalam menarik iklan.

"Acara kami memang sifatnya segmented dan penontonnya khusus. Tetapi, kalau acara itu dikemas secara menarik, iklan pasti datang," ujar Sugeng. Pernyataan senada disampaikan Nurjaman.

Sugeng mengatakan, salah satu iklan yang dibidik MetroTV dengan acara-acara pemilunya adalah iklan politik. Dia memperkirakan belanja iklan politik menjelang Pemilu 2009 akan terus bertambah. "Kalau dari 34 partai, 10 partai mengeluarkan belanja iklan Rp 5 miliar saja, berarti ada uang Rp 50 miliar yang bisa diperebutkan. Belum lagi iklan pribadi para caleg, capres-cawapres, dan calon anggota DPD," kata Sugeng.

Dia memperkirakan 60 persen iklan politik akan masuk ke televisi. Dari angka itu, MetroTV menargetkan bisa meraih 30 persen iklan politik. Seperti Sugeng, Nurjaman juga berharap TVOne bakal meraih iklan politik selain iklan-iklan produk dan jasa.

Iklan politik dan pemerintah memang menjadi ladang baru bagi media massa sejak Pemilu 2004. Para politikus dan partai sangat sadar dengan apa yang disebut pencitraan melalui iklan. Itu sebabnya belanja iklan politik dan kampanye beberapa tahun belakangan cenderung meningkat.

Data AC Nielsen menunjukkan, belanja iklan pemerintah dan organisasi politik di media cetak dan televisi tahun 2004 mencapai Rp 745,8 miliar. Tahun 2006 menjadi Rp 750,6 miliar, tahun 2007 menjadi Rp 1,31 triliun.

Selama Januari-Juni 2008, belanja iklan pemerintah dan organisasi politik melonjak hingga 79 persen. Lonjakan ini diperkirakan akan terus berlangsung menjelang Pemilu 2009.

Nah, silakan melakukan pendidikan politik sekaligus mengejar iklan.

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/11/02/01532198/berdua.menggarap.momen.pemilu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar