20 Juni 2010

Dari Siswa sampai Video "Mantenan"

KOMPAS/ILHAM KHOIRI
Para siswa SMPN 4 Satu Atap dengan SD Tunjungmuli di Kecamatan Karangmoncol, Purbalingga, Jawa Tengah, sedang menonton film di ruang perpustakaan.

"Nduwe kuping, manak. Ora nduwe kuping, ngendhog. Enyong isih ora mudheng karo apa sing diomongna Pak Lukman," kata seorang siswa Kejar Paket C kepada temannya.

"Apa ngesuk dewek nglakokna eksperimen?" katanya lagi. Dua pemuda itu lantas menyusun rencana.

Begitulah potongan dialog film Endhog, buatan Brankas Production dari SMAN 2 Purbalingga. Film berdurasi 14-an menit itu menjadi salah satu pembuka Festival Film Purbalingga (FFP) 2010 di Hotel Kencana, akhir Mei lalu.

Obrolan tadi menggambarkan kebingungan dua siswa itu atas penjelasan gurunya. Bahwa makhluk berkuping pasti melahirkan; sementara yang tak punya kuping bertelur. Mereka mau melakukan uji coba esok harinya.

Eksperimen dua anak muda yang konyol itu memenuhi seluruh cerita film. Mereka mengendap-endap melihat kambing, anjing, dan juga seorang ibu berkerudung yang tengah hamil. Mereka penasaran, apakah ibu tak punya kuping (karena tertutup kain) itu juga ngendhog?

Film ini mendapat sambutan meriah karena memang mencerminkan budaya Banyumasan. Selain seluruh dialog berbahasa Banyumas, sikap para tokoh juga memperlihatkan karakter khas wong Banyumas: terbuka, suka ngomong cablak, dan egaliter. Film ini akhirnya terpilih sebagai film fiksi pelajar terbaik dalam FFP 2010.

"Produksi hanya menelan biaya bantuan dari sekolah, Rp 300.000. Kameranya hasil pinjaman," kata sutradara Endhog, Padmashita Kalpika, siswi kelas II SMA 2 Purbalingga.

Di luar kompetisi film fiksi pelajar, FFP juga menggelar kompetisi film dokumenter dan video mantenan atau pengantin yang telah dipendekkan jadi 15-an menit. Video ini menarik menggambarkan budaya masyarakat lewat pernikahan. Di luaran, film jenis ini jarang diperhitungkan sebagai karya yang dihargai.

Pemenang video mantenan, film Perjalanan Cinta Anggi dan Deni, tak hanya mengisahkan resepsi pernikahan, tapi juga proses pacaran sebelumnya. "Saya ingin tampilkan proses penting di balik pernikahan itu, yaitu keyakinan dua orang untuk saling mengikat hidup bersama," kata Nanki Nirmanto (20), sutradara video mantenan dari Trends Studio. (IAM)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/06/20/04153510/dari.siswa.sampai.video.mantenan

Tidak ada komentar: