23 Februari 2010

Artis Birokrat Rano: Saya Bukan Sutradara

Rano Karno adalah satu dari sekian artis yang mampu menembus birokrasi. Pada Pilkada Kabupaten Tangerang 2008, ia berhasil menjadi Wakil Bupati periode 2008-2013 mendampingi Bupati Ismet Iskandar.

Bagi sutradara sinetron Si Doel Anak Sekolahan ini, sebenarnya tidak ada istimewanya artis menjadi pimpinan atau wakil pimpinan di daerah. Apakah artis tahu mengenai tata pemerintahan, Rano bilang, "Itulah mengapa saya perlu belajar soal pemerintahan."

Setelah hampir dua tahun menjadi Wakil Bupati Kabupaten Tangerang, Rano Karno mengaku semakin tahu banyak hal yang pada awalnya membuat ia sendiri bertanya-tanya. Namun, ia merasa dalam sistem pemerintahan ada ketimpangan. "Mungkin karena saya ini seorang seniman. Human saya lebih berbicara ketimbang teori," kata Rano, beberapa hari lalu.

Namun, ia sadar posisinya hanya wakil, bukan pengambil kebijakan. Meski demikian, ia mengaku bisa memberikan masukan kepada Bupati Tangerang Ismet Iskandar. Soal posisi sebagai orang nomor dua, ia mengutip ucapan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla bahwa wakil itu cuma bumper.

Menurut dia, seharusnya ada pembagian tugas. Jika bupati tidak ada, seharusnya pelaksana tugas adalah wakil. Namun, tetap saja saat bupati tidak ada, para kepala dinas tidak mau melihat dirinya sebagai pelaksana tugas bupati. "Saya tidak bisa marah soal itu karena memang hierarkinya seperti itu. Tetapi bagi saya, sebetulnya itu hierarki yang salah. Pada suatu keadaan tertentu, seharusnya wakil diberikan tanggung jawab. Ini menarik, kan, artis bisa bicara seperti ini. Kenapa? Karena saya banyak belajar," katanya tertawa.

Namun, diakui, hubungannya dengan Ismet, sangat baik. Ada pembagian tugas dan komunikasi baik. "Saya sering memberi masukan kepada Pak Bupati," katanya. Ia sadar bahwa dalam pembagian kekuasaan tidak harus 50:50, bisa jadi 60:40 atau 59:41. "Saya merasa hubungan kami lebih seperti anak-bapak," tuturnya seraya menyebutkan, Bupati banyak memberikan kesempatan dirinya untuk belajar.

Ditanya, apa yang dicari lewat jabatan itu, Rano menjawab, "Saya juga bingung. Saya enggak tahu. Saya bukannya mengeluh. Tetapi, kadang saya bertanya, apa yang saya cari. Saya enggak bisa meng-explore diri, tetapi saya harus paham. Saya bukan sutradara, saya hanyalah asisten sutradara. Tidak mungkin saya mengubah semuanya," kata Rano yang mendapat gaji pokok Wabup Rp 5,2 juta. Padahal, ia tak kuat melihat orang tidak bisa makan, gizi buruk, atau belum ada jalan di kampung.... (PIN/TRI)  http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/02/24/03202140/rano.saya.bukan.sutradara.

Tidak ada komentar: